Total pasien Covid-19 klaster Mitra10 kembali bertambah menjadi 12 orang. Berdasarkan keterangan yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, 12 orang itu terdiri dari karyawan dan keluarga karyawan. ”TOTALNYA yang positif Covid-19 sekarang jadi 12 orang,” terangnya kepada Metropolitan, Minggu (21/6). Retno menjelaskan, penambahan kasus positif itu setelah keluar hasil swab test yang digelar pada Kamis (18/6) terhadap 73 Orang Dalam Pemantauan (ODP) dari Mitra10 dan 12 keluarga karyawan yang berstatus ODP Diketahui, dari 12 kasus positif itu, 5 karyawan dengan KTP-el Kota Bogor, 5 karyawan KTP-el Kabupaten Bogor dan 2 orang merupakan keluarga yang melakukan kontak erat. ”Yang 5 karyawan warga Kabupaten Bogor sudah kita koordinasikan dengan dinkes sana untuk notifikasi dan pemantauan,” tambah Retno. Sementara terkait asal mula atau sumber penularan virus dari klaster tersebut, Retno mengaku masih belum tahu. Saat ini Dinkes Kota Bogor terus melakukan tracing terhadap pasien positif Covid-19. ”Belum tahu awalnya dari mana, karena hanya riwayat perjalanan ke rumah sama ke tempat kerja saja. Hampir semuanya tanpa gejala,” paparnya. Sementara itu, Operation Manager Mitra10, Rully Diantino, mengaku belum mendapatkan laporan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terkait hasil swab test yang dilakukan terhadap karyawannya. Ia pun mengeluhkan apa yang terjadi dengan perusahaannya itu. Sebab, saat ini Mitra10 menjadi salah satu klaster penyebaran virus corona terbesar di Kota Bogor selain klaster PNS. ”Kenapa Mitra10 melakukan semua inisiatif protokoler, kok malah dinyatakan klaster baru ya, padahal 3 positif per 253 pekerja, rasionya cuma 1,2 persen,” ungkapnya. Ia juga mengeluhkan tempat lain yang tidak melakukan apa-apa tapi tokonya masih bisa beroperasi. Adanya temuan kasus positif corona, membuat Toko Bangunan Mitra10 diminta tutup oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya. Bahkan, Bima Arya meminta Mitra10 menyerahkan rekaman CCTV guna dilakukan tracing penyebaran corona. Sebab, ia khawatir penyebaran corona bisa terjadi karena kontak pasien positif yang menyentuh peralatan di toko. ”CCTV ini juga bisa menunjukkan penyebaran virus dan kontaminasinya di mana saja,” jelasnya. Tak hanya itu, Bima Arya juga akan semakin gencar melakukan swab test dan rapid test guna memetakan lagi penyebaran virus corona yang sudah menjadi local transmitter di Kota Bogor. Sejauh ini di Kota Bogor baru 3.500 orang yang melakukan swab test. ”Kalau sesuai ketentuan WHO minimal 8.000 orang, jadi perlu 5.000 lagi. Kita akan genjot setiap hari, paling tidak 200 swab test setiap hari,” ujarnya. Ketika ditanya berapa ketersediaan swab test kit-nya, Bima menuturkan, saat ini Pemkot Bogor hanya memiliki 2.000 sisa swab test kit dan 900 rapid test kit. ”Saat ini kami masih mengajukan pengadaannya ke Provinsi Jawa Barat,” pungkasnya. (dil/b/mam/py)