METROPOLITAN – Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi di Kota Bogor tinggal menghitung hari. Namun, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) masih mempertimbangkan untuk membuka kembali sejumlah objek wisata di Kota Bogor. Kadisparbud Kota Bogor, Atep Budiman, mengungkapkan, saat ini sudah banyak lokasi wisata di Kota Bogor yang mengajukan proposal tentang protokol kesehatan yang akan dijalankan jika dibuka nanti. Di antaranya Jungle Waterpark, Cifor, Kuntum, Kampung Tematik dan beberapa Sanggar Tari. Ada sekitar 200 lebih lokasi wisata di Kota Bogor yang bersiap-siap untuk beroperasi kembali. ”Sudah cukup banyak yang mengajukan, tapi kami masih berhati-hati dalam melakukan seleksi mana saja yang boleh buka dan tidak, karena kan setiap lokasi wisata karakteristiknya berbeda-beda,” ujar Atep kepada Metropolitan, Kamis (25/6). Atep menjelaskan, ada tiga tingkatan potensi penyebaran virus di lokasi wisata. Terlebih di tengah pandemi, ia mengaku tidak mau ketika lokasi wisata dibuka malah menimbulkan klaster baru. ”Jadi, ada yang low risk, medium risk dan high risk. Dari situ kami menilai apakah akan mengeluarkan rekomendasi atau tidak,” katanya. Sementara itu, Ketua IDI Kota Bogor, Zainal Arifin, menilai, adanya pelonggaran berupa dibiarkannya masyarakat berkerumun di suatu tempat, maka potensi klaster baru sangat memungkinkan. Namun jika tiga kunci melawan corona dijalankan, maka penularan atau potensi lahirnya klaster baru bisa ditekan. ”Ini kan penularannya dari manusia ke manusia. Nah, kuncinya agar tidak tertular itu ada tiga, yaitu pakai masker, rajin cuci tangan dan jaga jarak minimal 1 meter,” jelasnya. Untuk menahan laju pandemi di sisa waktu PSBB Transisi dan menjaga agar tak ada penambahan kasus corona, Zainal mengimbau masyarakat tidak terlalu terlena dalam euforia dibukanya lokasi wisata. ”Walau dalam kebijakan ada pelonggaran transisi new normal, secara pribadi setiap warga harus aware untuk melindungi diri sendiri dan keluarga,” ujarnya. ”Artinya, kalau tidak butuh apa-apa, tetap di rumah. Stay at home, work from home. Jangan terlalu euforia karena secara fakta ancaman ini ada di depan mata,” pungkasnya. (dil/b/mam/py)