METROPOLITAN – Sebanyak 1.600 siswa yang mendaftar lewat jalur afirmasi atau jalur khusus bagi peserta didik dari keluarga ekonomi tidak mampu, dipastikan gagal masuk sekolah negeri usai Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor mengumumkan hasil Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP.Kepala Bidang SMP pada Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Arni Suhaerani, mengakui pihaknya belum bisa sepenuhnya menerima calon peserta didik dari jalur afirmasi. ”Total pendaftar ada 2.717 dari jalur afirmasi. Kuota yang tersedia hanya 1.117,” katanya. Berdasarkan data yang ada, sebanyak 1.600 calon siswa dari jalur afirmasi dipastikan tidak bisa mengenyam bangku pendidikan lantaran keterbatasan kuota yang tersedia. ”Terpaksa tidak bisa terlayani, karena daya tampung kita tidak mampu,” ujarnya. Menurutnya, jumlah kuota yang tersedia tahun ini sudah ditambah lima persen dari jumlah sebelumnya yang hanya 15 persen. Penambahan tersebut dilakukan karena pertimbangan kondisi pandemi sekarang ini. Namun tetap animonya luar biasa. Di luar jalur afirmasi, pada tahap pertama justru jalur tenaga kesehatan (nakes) yang menangani Covid-19 tidak terlalu diminati. Ada sekitar 35 kuota yang masih mubazir alias tidak terisi. Namun, ada juga calon siswa yang tidak diterima karena berkumpul di satu sekolah. “Kan ada kuota dua persen, satu sekolah itu rata- rata enam sampai empat siswa tergantung rombel. Jadi, kalau ditotal itu 114 orang kuotanya. Animonya hanya ngumpul di satu sekolah. Sementara data kan online, jadi otomatis masuk,” tuturnya. Untuk jalur prestasi, sambung Arni, jumlah pendaftar hanya mencapai 634 dari 1.119 kuota yang tersedia. ”Penyebabnya seperti biasa, banyak orang tua siswa yang hanya tertuju pada satu sekolah favorit. Jadi, tidak sedikit sekolah yang masih tersisa banyak kuota,” bebernya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Fahrudin, mengatakan, banyaknya calon siswa yang tidak keterima masuk ke sekolah negeri bukan kali ini saja terjadi. Hal serupa juga kerap terjadi pada tahun sebelumnya. Tingginya angka calon siswa yang gagal masuk sekolah negeri lantaran jumlah kuota tidak seimbang, antara lulusan dengan jumlah kursi yang tersedia. Dalam satu tahun, setidaknya ada 20.000 siswa lulusan SD yang mendaftar masuk sekolah negeri. Sementara jumlah kursi SMP negeri di Kota Bogor berbanding jauh dengan jumlah lulusan. ”Daya tampung 20 SMP negeri di Kota Bogor hanya berkisar 6.000 siswa. Sedangkan jumlah lulusan SD dan MI ada sekitar 20.000 siswa. Ini kan jauh sekali jumlahnya. Makanya tak heran, kalau setiap tahun banyak calon siswa yang gagal masuk negeri,” pungkasnya. (ogi/b/mam/py)