METROPOLITAN – Selama pandemi corona menerpa Kota Bogor, sektor pendidikan menjadi bagian yang paling terdampak. Di mana Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terpaksa harus dihentikan sejak Maret sampai waktu yang belum ditentukan. Pihak sekolah pun dipaksa beradaptasi dan berinovasi agar KBM terus berjalan, meski tidak bertatap muka secara langsung. Salah satu sekolah yang mulai berinovasi dan memilih melawan pandemi adalah SMA Regina Pacis. Sekolah yang terletak di depan Istana Presiden ini bekerja sama dengan Google Suite For Education (GSFE) mendukung KBM di tahun ajaran baru. Kepala SMA Regina Pacis, Retno Widayanti, merasa puas dengan sistem dan fitur yang disediakan GSFE. Sebab, dalam satu fitur terdapat banyak aplikasi, sehingga memudahkan guru dan murid berinteraksi. ”Kami sudah uji coba dan kami siap gunakan ini untuk tahun ajaran baru nanti,” katanya. Menurutnya, aplikasi buatan google ini memiliki fitur yang sangat lengkap, tak seperti aplikasi lainnya. Google Meet bisa melakukan tatap muka secara virtual dengan lebih 30 siswa lainnya per pertemuan. Selain itu, bisa juga menjadi media alternatif untuk bersosialisasi dengan guru maupun siswa. Google Meet ini terintegrasi dengan GSFE yang memungkinkan pengguna untuk bergabung langsung sesuai jadwal belajar yang dikirim via email. Menariknya, pengguna bisa memantau semua informasi penting dari kalender layaknya versi desktop. ”Di aplikasi itu, siswa atau guru bisa langsung kirim file, foto, chat, termasuk isi absensi,” ujarnya. Tak hanya itu, undangan yang dibuat dari aplikasi tersebut juga dapat diakses melalui tautan dan kode yang dikirimkan serta nomor telepon jika tersedia. ”Untuk bergabung di sini semua siswa diharuskan membuat akun di GSFE,” kata Retno. Sayangnya, aplikasi khusus untuk KBM ini belum bisa dinikmati melalui perangkat seluler, baik iOS maupun Android. ”Kita arahkan semua pakai laptop, karena kita kirim file dan lainnya. Kalau pakai HP takutnya tidak kuat,” katanya. Retno menuturkan, KBM dengan aplikasi Google Meet akan mulai diterapkan pada 13 Juli, bertepatan dengan ajaran baru 2020-2021. Ini dilakukan agar siswa tetap bisa melakukan KBM secara efektif di tengah wabah pandemi Covid-19. Yang penting didahulukan adalah kepentingan anak-anak, baik dari segi kesehatan dan keamanan mereka maupun keberlanjutan perkembangannya secara akademis. Saat ini jumlah siswa/i di SMA Regina Pacis kurang lebih 900-an dengan jumlah pengajar 53 orang. Retno berharap GSFE ini mampu menunjang dan menjadi langkah awal SMA Regina Pacis dalam menghadapi sistem pembelajaran baru. ”Untuk kurikulum selama pandemi kami ubah dengan memadatkan KBM. Kalau biasanya sekolah mulai dari jam 7 pagi sampai jam 3 sore, kini dimulai dari jam 7.30 pagi sampai jam 12 siang,” pungkasnya.(dil/a/mam/py)