METROPOLITAN – Dengan luas wilayah 2.664 kilometer persegi yang diisi 5,8 juta jiwa penduduk, kebutuhan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Bogor masih jauh panggang dari api. Dari kebutuhan 42 ribuan ASN, kini baru terisi 17 ribuan ASN. Puasa pengadaan ASN baru di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor bakal lebih lama lagi, setelah pemerintah pusat meniadakan rekrutmen ASN selama dua tahun. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), Tjahyo Kumolo, memastikan tak ada seleksi dan penerimaan CASN pada 2020 dan 2021. Meski begitu, Pemkab Bogor keukeuh mengajukan permohonan kebutuhan kepada kementerian lantaran hingga saat ini surat resmi dari KemenpanRB soal peniadaan rekrutmen CASN 2020-2021 ini. Kepala Bidang Pengadaan, Pemberhentian dan Informasi pada Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP), Susi Hastuti, mengatakan, informasi dari pemerintah pusat soal peniadaan rekrutmen CASN itu masih bersifat sementara, sehingga pihaknya masih menunggu kebijakan resmi dari kementerian. ”Kalau daerah, termasuk Kabupaten Bogor, mengikuti kebijakan (pemerintah, red) pusat. Dalam hal pengadaan pegawai, daerah tak bisa menetapkan kebijakan tersendiri,” katanya kepada Metropolitan, Kamis (9/7). Ia menambahkan, pihaknya tetap mengusulkan kebutuhan pegawai di Pemkab Bogor sesuai kekurangan yang ada. Persoalan diterima atau tidaknya pengajuan itu, sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat. ”Tetap mengusulkan kebutuhan atau kekurangan pegawai setiap tahun. Kami masih menunggu kebijakan resmi (soal peniadaan rekrutmen CASN, red),” terangnya. Kebutuhan ASN di Pemkab Bogor sendiri masih tinggi. Saat terakhir kali mengadakan rekrutmen pada 2019 saja, baru diterima 839 formasi untuk menambal 17 ribuan ASN yang sudah ada. Padahal, setidaknya Kabupaten Bogor punya lebih dari 42 ribu ASN. ”Jumlah itu kan cuma sekitar 0,34 persen-nya dari jumlah penduduk Bumi Tegar Beriman. Kalau digambarkan, satu ASN mesti melayani 288 orang lah,” ungkap Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin. Dari 17 ribuan ASN yang ada, paling banyak ada di sektor pendidikan dengan 11 ribuan tenaga pendidikan. Jumlah itu juga disebut masih jauh dari ideal, yang disebut setidaknya harus ada 20 ribu pegawai. Setali tiga uang di sektor kesehatan, baru terisi sekitar 1.800-an orang dari kebutuhan 5.200-an orang. Belum lagi jumlah ASN Pemkab Bogor yang setiap tahunnya berkurang 300-400 ASN memasuki masa pensiun atau purna bakti. Alhasil, kekurangan itu ’ditambal’ oleh Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang hingga saat ini berjumlah 1.000-an orang. (dil/ryn/c/mam/py)