METROPOLITAN – Meningkatkan ideologi masyarakat Bogor, anggota MPR RI dapil Kabupaten Bogor, Habib Fahmy Alaydroes, terus menyosialisasikan Empat Pilar MPR RI yang terdiri dari Pancasila, UUD NKRI Tahun 1945 serta TAP MPR, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika di aula GOR Ciriung, Rabu (22/7). Menurut Habib Fahmy, Empat Pilar MPR RI penting diketahui oleh setiap warga negara, khususnya masyarakat Kabupaten Bogor. ”Kita sebagai warga negara Indonesia penting untuk mengenali Indonesia kita ini karena apa? Karena kalau kita tidak mengenali Indonesia, kita tidak akan menyayangi Indonesia,” ujarnya. Sosialisasi 4 Pilar MPR RI merupakan amanah dari UU 13 Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga atas UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPD, DPR dan DPRD atau lebih dikenal dengan UU MD3 yang memerintahkan kepada anggota MPR untuk melakukan sosialisasi. Habib Fahmy mengingatkan, banyak negara lain yang mencintai dan ingin memiliki Indonesia, sehingga jangan sampai warga negara Indonesia justru tidak mencintai dan tidak peduli kepada negaranya. ”Belanda saja jatuh cinta sama Indonesia, sehingga mereka kuasai selama 350 tahun. Negara asing ingin menjajah Indonesia karena mereka tahu potensinya luar biasa. Mereka mengenal Indonesia,” ujarnya. Habib Fahmy menilai sosialisasi perlu dilakukan karena banyak di antara warga negara yang bersikap apatis dan lupa akan perjuangan pahlawan dalam merebut kemerdekaan. ”Nah, bangsa Indonesia lupa dengan bangsanya sendiri, termasuk umat Islam lupa dengan dengan fakta bahwa Indonesia kita ini dimerdekakan oleh tokoh umat Islam juga. Di antara mereka adalah KH Wahid Hasyim, KH Hasyim Asyi’ari, KH Ahmad Dahlan. Itu tokoh dari umat Islam,” bebernya. Alumnus UI Fakultas Psikologi ini menambahkan, sosialisasi ini penting untuk menangkal stigma negatif terhadap Islam. ”Kan ada istilahnya Islamofobia, anti- Islam, salah paham tentang Islam dan lain-lain. Katanya ciri-ciri terorisme adalah takbir, Allahu akbar. Ini kan tidak benar,” ungkapnya. Menurut Habib Fahmy, anggapan bahwa salah satu ciri-ciri teroris itu kalimat takbir adalah kesalahan. Kalimat takbir sudah digaungkan tokoh besar pejuang nasional, salah satunya Bung Tomo. ”Justru, takbir adalah salah satu yel-yel perjuangan dari bapak-bapak bangsa. Pahlawan bangsa seperti Bung Tomo,” lanjutnya. ”Bung Tomo ketika dia menurunkan bendera merah putih biru, disobeklah yang biru dan dinaikkanlah merah putih, membebaskan Surabaya dari kemungkinan dijajah oleh Belanda, Inggris, teriakannya adalah Allahu Akbar, Allahu Akbar, merdeka,” ujarnya. Habib Fahmy berharap sosialisasi ini bisa menciptakan keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ”Kita ingin sosialisasi ini menjadikan kita harmoni bersama seluruh warga bangsa dalam membangun Indonesia,” pungkasnya. (*/ mam/py)