Senin, 22 Desember 2025

Habib Fahmy Ajak Warga Bogor Lebih Kenal Indonesia

- Kamis, 23 Juli 2020 | 09:42 WIB

METROPOLITAN – Mening­katkan ideologi masyarakat Bogor, anggota MPR RI dapil Kabupaten Bogor, Habib Fahmy Alaydroes, terus me­nyosialisasikan Empat Pilar MPR RI yang terdiri dari Pan­casila, UUD NKRI Tahun 1945 serta TAP MPR, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika di aula GOR Ciriung, Rabu (22/7). Menurut Habib Fahmy, Em­pat Pilar MPR RI penting di­ketahui oleh setiap warga negara, khususnya masyara­kat Kabupaten Bogor. ”Kita sebagai warga negara Indo­nesia penting untuk menge­nali Indonesia kita ini karena apa? Karena kalau kita tidak mengenali Indo­nesia, kita tidak akan menyayangi Indonesia,” ujarnya. Sosialisasi 4 Pilar MPR RI merupakan amanah dari UU 13 Tahun 2019 tentang Peru­bahan Ketiga atas UU Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPD, DPR dan DPRD atau lebih dikenal dengan UU MD3 yang memerintahkan kepada anggota MPR untuk melaku­kan sosialisasi. Habib Fahmy mengingatkan, banyak negara lain yang men­cintai dan ingin memiliki Indonesia, sehingga jangan sampai warga negara Indo­nesia justru tidak mencintai dan tidak peduli kepada ne­garanya. ”Belanda saja jatuh cinta sama Indonesia, se­hingga mereka kuasai selama 350 tahun. Negara asing ingin menjajah Indonesia karena mereka tahu potensi­nya luar biasa. Mereka menge­nal Indonesia,” ujarnya. Habib Fahmy menilai so­sialisasi perlu dilakukan ka­rena banyak di antara warga negara yang bersikap apatis dan lupa akan perjuangan pahlawan dalam merebut kemerdekaan. ”Nah, bangsa Indonesia lupa dengan bangs­anya sendiri, termasuk umat Islam lupa dengan dengan fakta bahwa Indonesia kita ini dimerdekakan oleh tokoh umat Islam juga. Di antara mereka adalah KH Wahid Hasyim, KH Hasyim Asyi’ari, KH Ahmad Dahlan. Itu tokoh dari umat Islam,” bebernya. Alumnus UI Fakultas Psiko­logi ini menambahkan, so­sialisasi ini penting untuk menangkal stigma negatif terhadap Islam. ”Kan ada is­tilahnya Islamofobia, anti- Islam, salah paham tentang Islam dan lain-lain. Katanya ciri-ciri terorisme adalah tak­bir, Allahu akbar. Ini kan tidak benar,” ungkapnya. Menurut Habib Fahmy, ang­gapan bahwa salah satu ciri-ciri teroris itu kalimat takbir adalah kesalahan. Kalimat takbir sudah digaungkan to­koh besar pejuang nasional, salah satunya Bung Tomo. ”Justru, takbir adalah salah satu yel-yel perjuangan dari bapak-bapak bangsa. Pahlawan bangsa seperti Bung Tomo,” lanjutnya. ”Bung Tomo ketika dia menurunkan bendera merah putih biru, disobeklah yang biru dan dinaikkanlah merah putih, membebaskan Surabaya dari kemungkinan dijajah oleh Belanda, Inggris, teriakannya adalah Allahu Akbar, Allahu Akbar, merdeka,” ujarnya. Habib Fahmy berharap so­sialisasi ini bisa menciptakan keharmonisan dalam kehidu­pan berbangsa dan berne­gara. ”Kita ingin sosialisasi ini menjadikan kita harmo­ni bersama seluruh warga bangsa dalam membangun Indonesia,” pungkasnya. (*/ mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X