Senin, 22 Desember 2025

Ini Kriteria Calon Sekda Bima Arya

- Jumat, 14 Agustus 2020 | 10:51 WIB

Sedikitnya peminat open bidding Eselon IIA untuk jabatan sekretaris daerah (sekda), rupanya menjadi persoalan baru bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Padahal, tak kurang dari sebelas Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan pemkot sudah memenuhi persyaratan menjadi calon sekda. Terlebih, Ade Sarip yang saat ini menjabat sekda akan berakhir masa jabatannya awal Oktober.’ Berdasarkan pemba­haruan Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Bogor pada Kamis (13/8) sudah ada dua PNS Kota Bo­gor yang mendaftarkan diri untuk mengikuti open bidding jabatan sekda. ”Sesuai data pada sistem kami sudah ada dua yang daftar, satu baru buka akun dan satu sudah memasukkan berkas secara online. Semu­anya dari internal pemkot,” ujar Kabid Mutasi, Disiplin dan Kesejahteraan BKPSDM Kota Bogor, Elyis Sontikasyah, Kamis (13/8). Meski baru dua orang yang mendaftar, Elyis membeber­kan ada sebelas nama PNS senior di Kota Bogor yang sudah memenuhi persyaratan dasar untuk mengikuti open bidding sekda, di antaranya Kepala Bappeda Hanafi, Ke­pala BPKAD Deni Mulyadi, Kadishub Eko Prabowo, Kadis DPMPTSP Firdaus, asisten Pemerintahan Dody Achdiat, asisten Kesra Irwan Riyanto, Kadispora Heri Karnadi, Ka­dis DPPKB Rahmawati, Set­wan, Boris Derurasman, Kepala DKPP Anas Rasmana dan Kadis Arsip Agung Pri­hanto. Peminat open bidding sek­da, membuat Ade Sarip turun tangan. Ia bakal memanggil sebelas PNS senior yang sudah me­menuhi kriteria awal agar secepatnya mendaftarkan diri. ”Kalau perlu akan saya panggil lagi itu sebelas nama. Saya kan sebagai seniornya, kakaknya ya mau lah ngobrol untuk membahas ini,” katanya. Meski sudah ada beberapa PNS senior yang curhat ke­pada dirinya, Ade mengaku mau memberikan uji coba kepada PNS senior ini. Uji coba tersebut untuk para PNS mempresentasikan visi dan misinya demi memajukan Kota Bogor. Sebab, dengan keikutser­taan PNS senior ini dalam open bidding merupakan bentuk untuk memajukan Kota Bogor. ”Jadi, menurut saya bukan cerita kalau dia harus ikut jadi sekda, tapi sebagai kecintaan terhadap Kota Bogor, wajib mereka ikut,” tegasnya. ”Tidak ada cerita yang lain, kita birokrat. Harus punya sikap yang sama sebagai pe­layan publik. Sebagai pelaks­ana kebijakan publik, kata kuncinya dipegang kita semua. Jadi, ingin membuat hal yang baik untuk Kota Bogor. Saya merasakan itu, makanya se­mua teman-teman mendu­kung,” sambungnya. Kekhawatiran Wali Kota Bogor, Bima Arya, mulai ber­kurang, setelah aduan PNS yang mendaftarkan diri dalam open bidding untuk jabatan sekda. Bahkan, Bima Arya mempunyai kriteria tersen­diri untuk sekda yang akan membantu dirinya. ”Jadi yang punya kemam­puan untuk dua hal sekaligus, akselerasi dan harmonisasi. Akselerasi semua program dan kegiatan, namun tetap membangun suasana yang harmonis, baik di lingkungan ASN pemkot maupun dengan Forkopimda dan semua ele­men warga Kota Bogor,” kata Bima. Namun secara rinci, Bima mengungkapkan dirinya lebih memilih calon yang memi­liki mental kuat. Melihat si­tuasi Kota Bogor yang masih diterpa pandemi Covid-19, ia berharap calon sekda Ko­ta Bogor nantinya memiliki hati yang kuat dalam mele­wati ujian pandemi ini. ”Saat ini dan tahun depan masih fokus ke penanganan Covid. Prioritas kesehatan, pemuli­han ekonomi dan pendidikan. Jadi, saya harap calon sekda mampu menghadapi itu se­mua,” terangnya. Sebelumnya, Direktur De­mocracy and Electoral Em­powerment Partnership (DEEP), Yusfitriadi, menilai, sepinya peminat jabatan sekda di Kota Bogor lantaran beberapa hal. Di antaranya mereka memiliki rasa kha­watir yang tinggi untuk mengikuti ritme kerja Bima Arya. Terlebih, Bima mempunyai banyak program yang cukup atraktif bagi dirinya. “PNS mana saat ini yang tak ingin jadi sekda. Apalagi, mereka sudah memenuhi syarat ad­ministratif,” katanya. Calon sekda di Kota Bogor ini harus bisa menerjemahkan apa yang diinginkan wali kota dan wakilnya sekaligus menjadi jembatan antara Pemkot Bogor dengan DPRD. Selain itu, Yus juga menilai jika tak ada satu pun pejabat yang mendaftarkan diri, Bima Arya harus segera berdis­kusi dengan pejabat yang telah memenuhi persyaratan menjadi sekda. “Idealnya sebelum memilih sekda, Bima Arya harus ber­komunikasi terlebih dulu agar peminat menjadi sekda ini banyak,” pungkasnya. (dil/c/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X