Senin, 22 Desember 2025

Jembatan MA Salmun Semakin Ngeri Dilalui

- Senin, 7 September 2020 | 09:55 WIB

METROPOLITAN - Setelah Dinas Perhubungan (Dishub) membatasi jumlah kendaaran yang melin­tas di Jalan MA Salmun, kondisi jembatan yang dibangun sejak 1985 itu semakin mengkhawatirkan. Kerusakan pada tiang penyangga jembatan terlihat jelas. Pengamat Konstruksi dari Universitas Ibn Khaldun (UIKA), Purwanto, menilai, rusaknya jembatan MA Salmun dikarenakan adanya amoniak yang muncul dari sampah yang mengalir di bawah jembatan, sehingga selimut beton di bagian bawah jembatan tergerus. ”Jadi, amoniak ini muncul dari sampah dan limbah yang mengalir di sungai di MA Salmun,” terangnya. Kondisi jembatan MA Salmun ini, menurut Pur­wanto, mirip dengan kejadian di Waduk Jatiluhur. Di mana penyebab utama beton rusak yakni adanya limbah yang mengandung amoniak dan asam tinggi. Selain itu, struktur jemba­tan yang dibangun di era Suharto ini tidak sesuai kontur wilayah. ”Jadi yang rusak itu kan tiang-tiang di bawahnya. Nah ini rusak akibat adanya tekanan dari bawah tanah yang ber­gerak. Pemilihan bentuk je­mbatan yang salah, maka tiang jembatan tidak mampu me­nahan tekanan, makanya retak lah semuanya,” jelasnya. Purwanto menilai, dengan salahnya pemilihan bentuk jembatan, maka umur jem­batan yang seharusnya bisa bertahan hingga 50 tahun, maka hanya bertahan 35 tahun. ”Yang menarik adalah bangu­nan jembatan saat dibangun oleh Belanda pada 1928 ma­lah masih awet. Saya pikir ini perlu kajian yang lebih men­dalam untuk bisa memper­baiki ini,” ungkapnya. Terpisah, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Iwan Su­ryawan, meminta Pemkot Bogor sesegera mungkin mengajukan permohonan perbaikan jembatan MA Sal­mun ke Pemprov Jawa Barat, karena KUA-PPAS perubahan belum disahkan. ”Harus segera dilakukan lang­kah untuk memperkuat kon­disi jembatan tersebut. Pemkot harus segera mengajukan per­mohonan anggaran pembangu­nan revitalisasi jembatan ini ke pemerintah provinsi. Sebab, KUA PPAS Perubahan APBD 2020 dan Murni 2021 belum disahkan dan masih dalam pembahasan,” ungkapnya. Anggota dari Fraksi PKS di DPRD Provinsi Jawa Barat ini menilai, kondisi cuaca semakin lama semakin tidak bisa diprediksi. Ini seharus­nya menjadi perhatian Pem­kot Bogor. Jangan sampai saat musim penghujan da­tang, jembatan yang men­jadi sumber perekonomian itu ambruk karena diterjang banjir. ”Sesuai tupoksinya jangan sampai lengah karena cuaca sukar diprediksi. Langkah antisipasi yang cepat dan baik dari pemkot harus diapresi­asi dan dibarengi kecepatan langkah perbaikan. Jangan tunggu ambruk,” terangnya. Sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Peru­mahan Rakyat (PUPR) Kota Bogor, Chusnul Rozaqi, men­gungkapkan, pihaknya sudah bersurat ke provinsi melalui Bappeda. Namun karena Covid-19, provinsi sampai saat ini masih belum bisa melakukan survei ke la­pangan. ”Saat ini kita sedang berkomunikasi dengan pro­vinsi dan sedang menunggu tim survei terkait kegiatan revitalisasi jembatan itu,” ungkapnya. Chusnul sendiri menjelaskan, pihaknya sudah mencoba merevitalisasi jembatan MA Salmun sejak tahun lalu. Namun karena terbatasnya anggaran, maka pihaknya tidak bisa melakukan revita­lisasi jembatan yang dibangun pada 1986 itu. ”Memang kita sudah coba meredesain kem­bali dari tahun lalu, tapi ka­rena terbatas dengan angga­ran, kita tidak bisa menger­jakan itu,” katanya. Selain mengajukan ke Pem­prov Jabar, rupanya Dinas PUPR Kota Bogor juga mengajukan pembangunan fly over MA Salmun ke Pe­merintah Pusat. Untuk itu, ia berharap dua proyek ini bisa dijalankan tahun depan. ”Dengan data yang sudah kami sampaikan, mudah-mudahan bisa dijalankan tahun depan,” tandasnya. (dil/b/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X