Senin, 22 Desember 2025

Perbaiki Konstruksi Masjid Agung, Pemkot Rogoh Kocek Rp6,9 Miliar

- Selasa, 29 September 2020 | 11:08 WIB
Foto : fadli
Foto : fadli

METROPOLITAN – Pengerjaan lanjutan revitalisasi Ma­sjid Agung dipastikan berjalan di sisa waktu tahun ang­garan 2020 ini. Dari laman sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Bogor, paket pembangunan Masjid Agung sudah ada pemenang tender dan tinggal menunggu masa sanggah satu pekan ke depan. Pada LPSE, pemenang tender yakni PT Alvarini Gemilang dengan Harga Penawaran Sendiri (HPS) sebesar Rp6,9 miliar dari pagu anggaran Rp8,1 miliar. Dari jumlah itu, rupanya hanya akan merampungkan sebagian kecil dari total se­suai Detail Engineering De­sign (DED) dan baru tahap perbaikan konstruksi se­suai rekomendasi dari Ke­menterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pasca-dilakukan audit konstruksi pada 2019. ”Kondisi eksisting yang ada sekarang kan belum 50 persen-nya. Nah (pekerjaan) yang tahun sekarang itu, lebih ke­pada perbaikan sesuai re­komendasi dari kementerian setelah diaudit tahun lalu. Jadi memang masih jauh un­tuk jadi keseluruhan,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Chusnul Rozaqi, saat ditemui di kantornya, Senin (28/9). Apalagi, sambung dia, ang­garan kelanjutan pembangunan tahun ini sebetulnya berjumlah Rp15 miliar. Namun lantaran terdampak refocusing angga­ran Covid-19, nilai terpaksa turun dengan pekerjaan ’seada­nya’ sesuai kemampuan ang­garan yang ada setelah perge­seran. Alhasil, target awal bahwa revitalisasi Masjid Agung sele­sai pada 2020 harus molor jauh. ”Lebih ke perbaikan kon­struksi dan apa-apa yang menjadi rekomendasi kemen­terian setelah audit. Itu juga belum semua, paling tidak untuk dinding geser dan peng­ecoran lantai dasar yang se­mentara dipakai untuk salat sementara sekarang dan par­kir,” bebernya. Pihaknya pun menargetkan pekerjaan tahun ini bisa ram­pung pada Desember. Apal­agi, pengerjaan revitalisasi ini merupakan prioritas Pem­kot Bogor di bawah komando Wali Kota, Bima Arya. Se­hingga dengan keterbatasan anggaran setiap tahun, diang­garkan sesuai kemampuan. Pihaknya juga belum bisa memastikan pekerjaan akan rampung total sesuai DED awal pada 2015. ”Masuk prioritas, tapi ang­garannya sedikit-sedikit saja karena kemampuan APBD kita. Desember ini beres lah. Pada RAPBD 2021 nanti, su­dah dialokasikan lagi Rp15 miliar. Tapi nanti pasti akan melihat kemampuan angga­ran kita karena masih dampak Covid-19. Jadi tahun depan rampung mah belum, masih jauh lah,” tegasnya. Sebelumnya, dari laman sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Bogor, paket pekerjaan sudah masuk tender dan di­ketahui sudah sampai pada pengumuman pemenang akhir pekan lalu. Pemenang sudah, tapi saat ini masih tahap masa sanggah, selama lima hari. Terhitung sejak 28 September hingga 2 Oktober nanti. Sebelum tan­da tangan kontrak,” kata Ka­subbag Pembinaan Penga­daan Barang dan Jasa pada Bagian PBJ Setda Kota Bogor, Dedi Rusmana. PT Alvarini Gemilang rupa­nya bukan nama baru dalam proyek pembangunan Masjid Agung yang mesti dicicil setiap tahunnya itu lantaran keter­batasan anggaran daerah. Di mana kebutuhan total ang­garan sesuai Detail Engine­ering Design (DED) pada 2015 ditengarai mencapai Rp50 miliar. Sebab pada pekerjaan la­njutan terakhir di Tahun Ang­garan 2018 lalu, rupanya perusahaan asal Jakarta itulah yang menjadi pelaksana. Saat itu pekerjaan selesai hingga dibawah 38 persen dari total desain di akhir 2018, dengan menelan biaya Rp8,6 miliar. Wakil Wali Kota Bogor, De­die A Rachim, mengakui ide­alnya pihak ketiga pelaksana pada tahun anggaran 2020 ini tidak lagi sama dengan yang sudah mengerjakan pe­kerjaan di tahun-tahun sebe­lumnya. ”Pelaksana yang bermasalah itu kan perusahaan yang mengerjakan konstruksi tahun 2016. Pelaksana konstruksi utama yang pekerjaannya su­dah diaudit Komite Keselama­tan Konstruksi dari Kemente­rian PUPR,” papar Dedie. Jadi untuk pelaksana tahun ini, kata dia, meskipun sama dengan pelaksana tahun ang­garan 2018, disebut tidak ma­salah karena bukan pelaksana yang bermasalah pada tahun anggaran 2016. ”Saya rasa ng­gak masalah karena berbeda, bukan sama seperti yang ber­masalah di 2016,” pungkas Dedie. (ryn/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X