METROPOLITAN – Jumlah pasien Covid-19 di Kabupaten Bogor semakin hari makin melonjak. Hal ini membuat ketersediaan ruang perawatan makin terbatas. Mengatasi hal ini, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, meminta bupati Bogor menginstruksikan setiap rumah sakit swasta agar ikut serta menyumbangkan satu sampai dua lantai kamarnya guna menekan rasio kapasitas ruang isolasi yang tersedia di Kabupaten Bogor. ”Tadi saya sampaikan ke bupati agar semua rumah sakit di Kabupaten Bogor menyumbangkan lagi jumlah kamarnya,” terang Ridwan Kamil (RK) saat melakukan kunjungan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong bersama Bupati Bogor Ade Yasin. Saat ini rasio ketersediaan ruang isolasi di Kabupaten Bogor sudah melewati 60 persen dari standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO). “Dengan adanya sumbangan ini, diharapkan bisa menurunkan rasio ketersediaan ruang isolasi yang ada,” ujarnya. Ridwan Kaml mengakui keterbatasan Polymerase Chain Reaction (PCR) menjadi salah satu penyebab lambatnya proses tracking tes swab pemerintah. Bahkan, cairan khusus untuk melakukan uji spesimen atau reagen juga menjadi hambatan baru yang saat ini dialami Kabupaten Bogor. ”Memang saat ini kita mengalami kekurangan reagen dan kekurangan alat PCR. Makanya sampai saat ini uji spesimen Covid-19 mengalami antrean yang cukup panjang, ini juga yang membuat tracking kita cukup lambat,” ungkapnya. Dalam kunjungan ini, Kang Emil juga memberikan semangat kepada tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas. ”Ini adalah bagian komitmen saya di Bodebek. Saya mengunjungi Kabupaten Bogor untuk menyemangati nakes yang merawat pasien Covid-19 di RSUD Cibinong,” ucapnya. (war/mam/py)