METROPOLITAN - Seorang pelajar asal Kabupaten Bogor, yakni MF (18), saat ini tengah menjalani masa rehabilitasi di Rakit Foundation usai ditangkap di Stasiun Bogor saat akan mengikuti aksi unjuk rasa di Jakarta. Kasat Narkoba Polresta Bogor Kota, AKP Agus Susanto, mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penyelidikan terkait keberadaan obat Trihexyphenidyl yang sempat dibawa MF saat hendak mengikuti aksi demonstrasi di Jakarta. ”Jadi, pelajar tersebut (MF, red) saat ini sedang menjalani rehabilitasi bersama satu temannya,” kata Agus kepada Metropolitan, Minggu (18/10). Berdasarkan pengakuan MF, tambah Agus, pelajar kelas dua SMA asal Kabupaten Bogor itu mendapat obat trihex dari pelajar lain yang tidak ia kenal. Sebelum berangkat ke Stasiun Bogor untuk pergi ke Jakarta menggunakan kereta, MF dan dua teman lainnya sempat berkumpul di Terminal Baranangsiang. Di sana ia mengaku bertemu seseorang yang hendak ikut aksi juga dan di sanalah ia diberikan dua butir obat trihex. ”Jadi di grup WhatsApp tongkrongan sekolahnya itu memang sudah ramai yang mau berangkat. Tapi pas sampai di Baranangsiang, ternyata hanya MF dan dua temannya saja yang datang. Nah di situ lah mereka bertemu orang yang tidak mereka kenal dan dikasih lah obat itu,” jelas Agus. Agus sendiri saat ini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait peredaran obat yang termasuk dalam golongan IV ini. Sekadar diketahui, MF terjaring razia penyekatan massa aksi demonstrasi di Stasiun Bogor pada Selasa (13/10). Saat terjaring Tim Satgas Pelajar Kota Bogor, MF kedapatan membawa obat trihex yang disimpan dalam kaus kaki. ”Jadi, anak ini terjaring di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) saat hendak memasuki Stasiun Bogor. Nah, obat itu diumpetin di kaos kakinya,” terang anggota Satgas Pelajar Kota Bogor, Arif Mukhlis. Menanggapi kejadian ini, Ketua KNPI Kota Bogor, Bagus Maulana, ikut angkat bicara. Bahkan, ia meminta seluruh pelajar yang ada jangan lagi ikut aksi demonstrasi. Bukan mengekang aspirasi para pelajar, namun Bagus menerangkan bahwa untuk menggelar aksi demonstrasi ada materi yang harus dipelajari. ”Jadi, aksi demonstrasi itu bukan hanya soal teriak-teriak di jalan. Ada teknik lapangan dan perangkat aksi lainnya. Demonstrasi tuh ada manajemen aksi,” jelasnya. Meski begitu, Bagus tidak menampik bahwa aksi demonstrasi mahasiswa itu bisa saja disusupi provokator. Apalagi jika dilakukan para pelajar yang tidak mengerti manajemen aksi. ”Jadi, percayakan saja ke kakak-kakaknya di mahasiswa. Kalau adik-adik mau menunjukkan aspirasinya, ya menurut saya buktikan dengan prestasi,” pungkasnya.(dil/b/mam/py)