Senin, 22 Desember 2025

Pelajar yang Bawa Obat Terlarang Kini Jalani Masa Rehabilitasi

- Senin, 19 Oktober 2020 | 11:03 WIB

METROPOLITAN - Seorang pelajar asal Kabupaten Bogor, yakni MF (18), saat ini tengah menjalani masa rehabilitasi di Rakit Foundation usai ditangkap di Stasiun Bogor saat akan mengikuti aksi unjuk rasa di Jakarta. Kasat Narkoba Polresta Bogor Kota, AKP Agus Susanto, mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penyelidikan terkait keberadaan obat Trihexyphenidyl yang sempat dibawa MF saat hendak mengikuti aksi demonstrasi di Jakarta. ”Jadi, pelajar tersebut (MF, red) saat ini sedang menjalani rehabilitasi bersama satu temannya,” kata Agus kepada Metropolitan, Minggu (18/10). Berdasarkan pengakuan MF, tambah Agus, pelajar kelas dua SMA asal Kabupaten Bogor itu mendapat obat trihex dari pe­lajar lain yang tidak ia kenal. Sebelum berangkat ke Stasiun Bogor untuk pergi ke Jakarta menggunakan kereta, MF dan dua teman lainnya sempat berkumpul di Terminal Ba­ranangsiang. Di sana ia menga­ku bertemu seseorang yang hendak ikut aksi juga dan di sanalah ia diberikan dua butir obat trihex. ”Jadi di grup WhatsApp tong­krongan sekolahnya itu memang sudah ramai yang mau berang­kat. Tapi pas sampai di Ba­ranangsiang, ternyata hanya MF dan dua temannya saja yang datang. Nah di situ lah mereka bertemu orang yang tidak me­reka kenal dan dikasih lah obat itu,” jelas Agus. Agus sendiri saat ini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait peredaran obat yang termasuk dalam golong­an IV ini. Sekadar diketahui, MF terja­ring razia penyekatan massa aksi demonstrasi di Stasiun Bogor pada Selasa (13/10). Saat terjaring Tim Satgas Pelajar Kota Bogor, MF kedapatan membawa obat trihex yang disimpan dalam kaus kaki. ”Jadi, anak ini terjaring di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) saat hendak memasuki Stasiun Bogor. Nah, obat itu diumpetin di kaos kakinya,” terang anggota Satgas Pelajar Kota Bogor, Arif Mukhlis. Menanggapi kejadian ini, Ketua KNPI Kota Bogor, Bagus Maulana, ikut angkat bicara. Bahkan, ia meminta seluruh pelajar yang ada jangan lagi ikut aksi demonstrasi. Bukan mengekang aspirasi para pe­lajar, namun Bagus menerang­kan bahwa untuk menggelar aksi demonstrasi ada materi yang harus dipelajari. ”Jadi, aksi demonstrasi itu bukan hanya soal teriak-teriak di jalan. Ada teknik lapangan dan pe­rangkat aksi lainnya. Demon­strasi tuh ada manajemen aksi,” jelasnya. Meski begitu, Bagus tidak menampik bahwa aksi demon­strasi mahasiswa itu bisa saja disusupi provokator. Apalagi jika dilakukan para pelajar yang tidak mengerti manajemen aksi. ”Jadi, percayakan saja ke kakak-kakaknya di mahasiswa. Kalau adik-adik mau menunjuk­kan aspirasinya, ya menurut saya buktikan dengan prestasi,” pungkasnya.(dil/b/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X