METROPOLITAN -Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, membeberkan rencana integrasi Stasiun Bogor, Stasiun Paledang, Alun-Alun Kota Bogor dan Masjid Agung. Pihaknya menargetkan Detail Engineering Design (DED) akan selesai akhir tahun ini. Melihat beberapa opsi, membangun underpass disebut-sebut jadi kemungkinan paling besar. Dedie mengatakan, langkah koordinasi lebih teknis dengan Balai Besar Perkeretaapian Wilayah Jawa Barat, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, kemudian Bappenas, PT Kereta Api Indonesia (KAI) AI, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), plus Kementerian Keuangan dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Selama ini, pembicaraan selalu soal pembangunan double track (rel ganda) Bogor-Sukabumi. Ia pun ingin memastikan terlebih dahulu stasiun akhirnya di Bogor lantaran tidak mungkin dalam satu kawasan ada dua stasiun. “Makanya kami ingin integrasikan. Masa ada Stasiun Bogor dan ada lagi Stasiun Paledang. Mestinya nggak sepotong-sepotong, rencana dobel track ini kan membangun tambahan trayek Jakarta-Bogor-Sukabumi-Cianjur-Padalarang- Bandung sampai Yogyakarta,” katanya. Sehingga ini jadi langkah yang harus diambil komprehensif secara bersama-sama dahulu. Pemkot Bogor harus memahami bahwa pembangunan rel ganda dan integrasi dua stasiun ini sudah menjadi Program Strategis Nasional (PSR). “PSR ini otomatis keterlibatan pemerintah daerah ikut serta membenahi. Kami harus mengintegrasikan semua. Kota Bogor ingin ambil peran dalam integrasi Stasiun Bogor dan Paledang, dengan Alun-Alun dan Masjid Agung,” tukasnya. Maka dari itu, sambung dia, harus dipikirkan seperti opsi tindakannya, seperti harus ada underpass atau jembatan layang (fly over) hingga frontage yang butuh biaya besar bebaskan lahan dan pembangunannya. “Secara sepintas lebih memungkinkan dibangun underpas, secara estetika lebih baik dan menyelesaikan persoalan Jembatan Merah. Harus dipikirkan perbaikan teknis nya, diupayakan untuk DED selesai tahun ini,” terangnya. Ia menambahkan, untuk pembangunan stasiun masih ada waktu yang diselesaikan bertahap. Satu wilayah stasiun Paledang, kemudian pembangunan jembatan Paledang. “Yang kedua di belakang BTM yang saat ini jadi bottle neck, nanti ke depan kita lebarkan,” pungkasnya. (ryn/mam/py)