Memasuki musim penghujan, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) harus memastikan sejumlah pohon di Kota Bogor aman. Terlebih, bencana angin puting beliung kerap menghantui pohon-pohon yang usianya cukup uzur. MESKI sebelumnya telah melakukan pendataan dan pemberian KTP terhadap 600 pohon, Disperumkim kini harus kembali mendata ratusan pohon di Jalan Pajajaran, Kecamatan Bogor Timur. Kepala Bidang Pertamanan, PJU dan Dekorasi Kota pada Disperumkim Kota Bogor, Feby Darmawan, menerangkan, ini merupakan langkah pemkot menanggulangi bencana pohon tumbang. Sebab, pohon dengan KTP berwarna hijau menandakan pohon sehat atau tingkat keroposnya dari 0 sampai 30 persen. Pohon dengan KTP berwarna kuning menandakan pohon kurang sehat karena tingkat keroposnya sudah di atas 30 persen sampai 50 persen. Sementara pohon ber-KTP Merah menandakan tingkat keropos pohon mencapai di atas 50 persen dan rawan tumbang. ”Pohon yang ber-KTP Kuning kami tebang dahannya untuk mengurangi beban pohon akibat adanya kekeroposan. Kalau di atas 50 persen lebih langsung kami tebang,” ujarnya. Langkah penebangan pohon ini, lanjut Feby, sebenarnya bentuk pencegahan dini. Tetapi pihaknya tetap tidak bisa memprediksi pohon-pohon yang sehat tidak akan tumbang kalau terjadi bencana alam atau ulah manusia yang kerap membuang sampah cairan ke akar pohon dan membuat akar menjadi busuk. Sebab, pernah terjadi pohon yang dahannya patah meski tidak terkena hujan atau angin kencang. Hal itu ternyata dikarenakan dahan kering akibat cuaca panas. ”Kami juga melihat umur ekonomis dari pohon, rata-rata umur pohon itu 80 tahun kalau sudah lewat dari 80 tahun pohon jadi lemah dan antisipasinya pohon akan kami tebang,” ungkapnya. Terpisah, Kepala BPBD Kota Bogor, Priyatnasyam Syah, menerangkan bahwa sepanjang 2020 ini, kejadian bencana pohon tumbang sudah terjadi 78 kali. Sedangkan khusus September sendiri, pohon tumbang terjadi sebanyak 23 kali. ”Jadi September itu kan sudah mulai angin kencang dan hujan deras. Itu menjadi penyebab bencana pohon tumbang,” ujarnya. Kondisi cuaca yang semakin ekstrem diperkirakan terjadi Oktober hingga akhir tahun. Priyatna mengimbau masyarakat lebih berhati-hati ketika berkendara di tengah kondisi hujan. ”Jadi, kami mengimbau masyarakat lebih berhati-hati dalam berkendara di tengah kondisi hujan dan angin kencang. Karena tidak menutup kemungkinan bisa terjadi pohon tumbang,” pungkasnya.(dil/b/mam/py)