Senin, 22 Desember 2025

Disperumkim Sweeping Pohon Uzur

- Selasa, 20 Oktober 2020 | 17:16 WIB

Memasuki musim penghujan, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) harus memastikan sejumlah pohon di Kota Bogor aman. Terlebih, bencana angin puting beliung kerap menghantui pohon-pohon yang usianya cukup uzur. MESKI sebelumnya telah melakukan pen­dataan dan pemberian KTP terhadap 600 po­hon, Disperumkim kini harus kembali men­data ratusan pohon di Jalan Paja­jaran, Kecamatan Bogor Timur. Kepala Bidang Pertamanan, PJU dan Dekorasi Kota pada Disperumkim Kota Bogor, Feby Darmawan, menerang­kan, ini merupakan langkah pemkot menanggulangi ben­cana pohon tumbang. Sebab, pohon dengan KTP berwarna hijau menandakan pohon sehat atau tingkat keroposnya dari 0 sampai 30 persen. Po­hon dengan KTP berwarna kuning menandakan pohon kurang sehat karena tingkat keroposnya sudah di atas 30 persen sampai 50 persen. Sementara pohon ber-KTP Merah menandakan tingkat keropos pohon mencapai di atas 50 persen dan rawan tumbang. ”Pohon yang ber-KTP Kuning kami tebang dahannya untuk mengurangi beban pohon akibat adanya kekeroposan. Kalau di atas 50 persen lebih langsung kami tebang,” ujarnya. Langkah penebangan pohon ini, lanjut Feby, sebenarnya bentuk pencegahan dini. Te­tapi pihaknya tetap tidak bisa memprediksi pohon-pohon yang sehat tidak akan tumbang kalau terjadi bencana alam atau ulah manusia yang kerap membuang sampah cairan ke akar pohon dan membuat akar menjadi busuk. Sebab, pernah terjadi pohon yang dahannya patah meski tidak terkena hu­jan atau angin kencang. Hal itu ternyata dikarenakan dahan kering akibat cuaca panas. ”Kami juga melihat umur eko­nomis dari pohon, rata-rata umur pohon itu 80 tahun ka­lau sudah lewat dari 80 tahun pohon jadi lemah dan antisi­pasinya pohon akan kami tebang,” ungkapnya. Terpisah, Kepala BPBD Kota Bogor, Priyatnasyam Syah, menerangkan bahwa sepanjang 2020 ini, kejadian bencana pohon tumbang su­dah terjadi 78 kali. Sedangkan khusus September sendiri, pohon tumbang terjadi seba­nyak 23 kali. ”Jadi September itu kan su­dah mulai angin kencang dan hujan deras. Itu menjadi penyebab bencana pohon tumbang,” ujarnya. Kondisi cuaca yang semakin ekstrem diperkirakan terjadi Oktober hingga akhir tahun. Priyatna mengimbau masy­arakat lebih berhati-hati ke­tika berkendara di tengah kondisi hujan. ”Jadi, kami mengimbau masyarakat lebih berhati-hati dalam berken­dara di tengah kondisi hujan dan angin kencang. Karena tidak menutup kemungkinan bisa terjadi pohon tumbang,” pungkasnya.(dil/b/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X