Senin, 22 Desember 2025

3.000 Rapid Test Menanti Pelancong di Bogor

- Rabu, 28 Oktober 2020 | 14:26 WIB

Jelang libur panjang dan cuti bersama Maulid Nabi Muhammad SAW akhir pekan ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor putar otak agar tak terjadi lonjakan kasus Covid-19. Sebab diprediksi Kota Bogor bakal diserbu wisatawan lantaran jadi salah satu destinasi wisata bagi warga Jadetabek. MESKIPUN tidak ada la­rangan wisatawan masuk ke Kota Bogor, Wali Kota Bogor, Bima Arya, mengaku sudah mempersiapkan berbagai anti­sipasi. Salah satunya dengan menyediakan sampel rapid tes sebanyak 3.000 buah untuk digunakan sejak Rabu (28/10) hingga Minggu (1/11) atau se­lama cuti bersama. “Bogor akan terbuka (untuk wisatawan), yang penting pro­tokol kesehatannya. Kita juga siapkan 3.000 sampel rapid test untuk Rabu sampai Minggu nanti,” kata Bima Arya kepada Metropolitan, Selasa (27/10). Politisi PAN itu menjelaskan, teknisnya nanti Dinas Keseha­tan (Dinkes) akan melakukan tes rapid di beberapa titik, mu­lai dari fasilitas umum hingga tempat wisata. Petugas akan menyasar ke Stasiun Bogor, terminal, rumah makan, resto­ran, tempat hiburan, tempat wisata seperti The Jungle, Kebun Raya Bogor (KRB) dan lainnya. “Dinas Kesehatan itu tugasnya, nanti akan jangkauan rapid test-nya secara random (acak, red). Yang jelas Bogor akan terbuka, yang penting protokol kesehatan,” tuturnya. Ia beralasan dari tren kasus Covid-19 di Kota Bogor dari rumah makan atau tempat wisata cenderung tidak terlalu tinggi ketimbang klaster rumah tangga atau perkantoran. Me­ski begitu, Bima Arya mene­gaskan bahwa tempat wisata atau restoran dan usaha sejenis harus tetap menerapkan pro­tokol kesehatan dan memba­tasi jumlah pengunjung tak lebih dari 50 persen pengunjung. “Kita sudah amati polanya, tidak ada lonjakan kalau di Bogor. Untuk warga Bogor. Tapi nggak tahu kalau di Ja­karta. Lonjakan di kita itu ter­jadi di perkantoran. Kalau restoran kita belum menemu­kan itu. Yang pasti kita akan kerahkan tim untuk monitor di lapangan. Kalau tempat wisata mele­bihi kapasitas akan ditutup. Begitu 50 persen lebih harus ditutup dan kita ingatkan,” pa­parnya. Bima Arya juga mengambil langkah tegas terhadap para Aparatur Sipil Negara (ASN) atau PNS yang berlibur ke luar kota selama masa libur panjang atau long weekend. Mereka wajib melakukan tes usap atau swab test setelah pulang dari luar kota. ”Untuk itu, Bima Arya me­minta kepada ASN yang ingin ke luar kota melapor kepada atasannya. Pertama saya min­ta seluruh ASN Kota Bogor yang mau keluar kota lapor ke ata­sannya. Kepada kepala dinas, apabila ada yang mau keluar kota juga lapor ke saya,” kata Bima Arya. Bila ada ASN yang keluar kota, diwajibkan tes swab saat kembali ke Kota Bogor. Selain itu, mereka juga harus isolasi mandiri sampai hasil swab-nya keluar. “Tidak boleh berinter­aksi, tidak boleh masuk kantor, tapi diisolasi dulu. Jadi saya akan punya datanya besok siapa saja yang akan keluar kota,” terang Bima Arya. Lalu, Bima Arya akan me­merintahkan ASN piket di Ba­lai Kota Bogor selama akhir pekan. Jadi, semua akan dimo­nitor pergerakannya lewat CCTV di Kota Bogor. “Yang ketiga akan diperkuat pengawasan di kota dengan mengerahkan aparatur wi­layah seperti camat, lurah. Karena ada sepuluh Dishub yang bertugas di lapangan yang positif, kita butuh bantuan itu jadi akan ditambah oleh Pol PP dan akan diperkuat wilayah. Jadi mulai besok akan ada piket,” ujarnya. Bima Arya menyebutkan, bila ada ASN yang tak melapor saat keluar kota, maka akan diberi sanksi tegas. Sanksinya berupa teguran hingga turun jabatan dan pengurangan gaji sampai pemberhentian. Sebelumnya, Pemkot Bogor mendapatkan arahan dari Pe­merintah Pusat melalui Kemen­terian dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Menkopolhukam, memerintahkan Pemkot Bogor memperketat protokol kese­hatan di lokasi wisata. ”Arahan dari pemerintah pu­sat meminta kepada pemerin­tah daerah mempersiapkan dan memperketat protokol kesehatan (prokes) di lokasi wisata, sehubungan dengan adanya libur panjang,” kata Wakil Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor, Dedie Rachim. Selain itu, ia juga sudah ber­koordinasi dengan dinas ter­kait dan PHRI Kota Bogor un­tuk mempersiapkan diri men­ghadapi gelombang wisatawan ke Kota Bogor. Sebab, jika berkaca kejadian saat diperke­tatnya PSBB di Jakarta, jumlah wisatawan di Kota Bogor me­ningkat cukup tinggi. Hal itu terlihat dari tingginya oku­pansi restoran dan kafe di Kota Bogor. ”Khusus lounge, kemudian coffee shop, kemudian juga restoran membatasi jumlah pengunjung, jangan terlalu penuh. Jadi, tetap kita berpa­tokan saat ini kita masih PSBB. Kalau bisa 50 persen atau dia­tur sedemikian rupa tidak me­numpuk di satu waktu untuk mereka yang melakukan ke­giatan di dalam fasilitas hotel,” jelas Dedie. Terkait pengawasan, Dedie sudah menyiapkan skenario untuk mengerahkan seluruh kemampuan dari Tim Elang dan Merpati yang akan di-backup TNI, Polri dan Satpol PP untuk disebar di seluruh lokasi wisata di Kota Bogor. Bahkan, ia mengimbau seluruh masyarakat jangan terlalu ber-euforia menyambut libur pan­jang. ”Kami mengimbau ma­syarakat menerapkan liburan sehat, libur di rumah. Kondisi Kota Bogor meskipun hari ini zona oranye, kita tidak mau lagi tergelincir menjadi zona merah kalau tidak hati-hati. Ini perlu didukung dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” pungkasnya. (cr3/c/ryn/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X