METROPOLITAN – Libur panjang cuti akhir pekan kemarin, membuat aktivitas dan jumlah penumpang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di sejumlah terminal tipe A yang dikelola Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengalami lonjakan. Namun berbeda dengan Terminal Baranangsiang Kota Bogor yang justru mengalami penurunan dibanding rata-rata harian. Kepala BPTJ, Polana B Pramesti, mengungkapkan, kenaikan rata-rata jumlah penumpang yang tercatat antara 23 persen hingga 62 persen yang mulai terjadi sejak 22 sampai 28 Oktober 2020 dibandingkan hari-hari biasa pekan sebelumnya. “Terminal Pondok Cabe misalnya, tercatat kenaikan sebesar 23 persen. Terminal Jatijajar sebesar 38 persen dan Terminal Poris Plawad sebesar 62 persen,” katanya. Namun, sambung Polana, kenaikan justru tidak terjadi di Terminal Baranangsiang. Data yang diperoleh dari 22 hingga 1 November 2020, rata-rata setiap hari Terminal Baranangsiang Bogor tercatat ‘hanya’ melayani keberangkatan penumpang AKAP sebanyak 134 orang. Jumlah itu lebih kecil apabila dibandingkan pekan sebelumnya. “Di mana Terminal Baranangsiang setiap hari melayani penumpang rata-rata 182 orang,” ujarnya. Polana menambahkan, yang menjadi perhatian bersama justru bagaimana agar protokol kesehatan secara konsisten terus dilakukan dalam situasi apapun pada masa pandemi Covid-19. Untuk menghindari penularan Covid-19 pada transportasi publik, selain menjaga lingkungan strategisnya, perlu upaya menjaga perilaku pengguna transportasi publik. “Pengguna transportasi publik harus benar-benar sehat dan menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, memenuhi ketentuan jaga jarak dengan tidak bergerombol atau berkerumun selama dalam perjalanan,” paparnya Sementara untuk operator sarana dan prasarana transportasi, Polana menegaskan bahwa pengukuran suhu tubuh bagi petugas dan calon penumpang tidak boleh dilewatkan. Selain juga, memperhatikan ketentuan jaga jarak atau physical distancing, penyemprotan disinfektan terhadap sarana dan prasarana transportasi juga secara rutin harus dilakukan. Mengingat terjadi peningkatan pengguna layanan pada sejumlah terminal, ia mengimbau masyarakat dapat melakukan perjalanan kembali atau perjalanan balik lebih awal. “Agar syarakat tidak bertumpu pada satu waktu atau pada satu hari tertentu saat kembali seusai libur panjang ini,” kata Polana. Hal ini diperlukan untuk menghindari terjadinya potensi penumpukan penumpang saat arus balik nanti. Dengan melakukan perjalanan kembali lebih awal, masyarakat akan memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat sebelum nantinya kembali beraktivitas rutin sehari-hari. “Kita semua berharap libur panjang ini tidak turut serta membuat daftar kasus positif Covid-19 bertambah panjang,” tuntasnya.(ryn/py)