METROPOLITAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dipastikan bakal menerima bantuan dana segar dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf ) senilai Rp80,9 miliar. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin, mengatakan, bantuan tersebut diberikan pemerintah pusat untuk Kabupaten Bogor sebagai program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Bantuan tersebut bertujuan untuk menstimulus sektor pariwisata. ”Bantuan diberikan kepada Kabupaten Bogor untuk membantu menstimulasi sektor pariwisata yang saat ini tengah terpuruk karena Covid-19,” katanya, belum lama ini. Saat ini, sambung dia, sejumlah persiapan seperti pendataan potensi pariwisata tengah dilakukan Pemkab Bogor. Berdasarkan hasil rapat Pemkab Bogor, bantuan Rp80,9 miliar tersebut bakal diberikan kepada 121 hotel, 171 restoran dan peningkatan 20 sarana-prasarana pariwisata di Kabupaten Bogor. Jika dipresentasikan, dari total bantuan Rp80,9 miliar dari Kemenparekraf, 70 persen anggaran bakal dialokasikan untuk membantu hotel dan restoran, 25 persen untuk peningkatan sara dan prasarana pariwisata dan 5 persen lainnya untuk mengurusi administrator, sosialisasi dan lainnya. Dari jumlah tersebut, diperkirakan setiap hotel dan restoran bakal mendapatkan bantuan sekitar Rp230 juta. ”Kalau bantuan hotel dan restoran itu sistemnya tunai, kalau sarana wisata kita juga menyiapkan untuk membantu UMKM yang ada di sekitar lokasi pariwisata. Kan di beberapa wisata ingin punya riverside atau penunjang wisata,” ucapnya. Burhanudin juga meminta instansi terkait memaksimalkan serapan anggaran dari Kemenparekraf tersebut. Ia ingin jika bantuan tersebut terserap secara maksimal di sisa waktu dua bulan terakhir ini. ”Ibu bupati memerintahkan anggaran pemulihan di bidang ekonomi dan pariwisata ini diupayakan harus terserap, walau nilainya cukup fantastis,” ungkapnya. Ia tidak ingin jika bantuan dari Kemenparekraf tersebut menjadi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa). ”Harus bisa diserap di sisa tahun anggaran 2020 ini. Kalau tidak diserap akan menjadi silpa dan jangan sampai ini jadi silpa. Orang lain cari duit susah kita dikasih duit jadi silpa kan sayang,” tuturnya. Sementara itu, Kepala Bidang Kemitraan SDM dan Ekonomi Kreatif, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud), Tenny Ramdhani, mengaku sedikit terbebani dengan adanya bantuan dari Kemenparekraf tersebut. Sebab di sisa waktu ini, pihaknya harus mampu menyerap anggaran sebesar Rp80,9 miliar tersebut. ”Soal waktu kita harus realistis, apalagi efektif waktu kerja kita kurang dari dua bulan, belum lagi dipotong cuti bersama nanti. Tapi kami akan berupaya semaksimal mungkin agar bantuan hibah ini dapat terserap dengan baik,” katanya. Meski begitu, ia memuji langkah Bupati Bogor Ade Yasin untuk menerima bantuan ini. Sebab, jika Pemkab Bogor menolak bantuan tersebut, otomatis pada tahun berikutnya bantuan dari pemerintah pusat bakal dipotong 50 persen. ”Kami dari Disparbud mengapresiasi sikap bupati menerima bantuan di sisa waktu ini. Sebab, kalau menolak, maka tahun berikutnya kita akan dipotong 50 persen dari dana alokasi umum,” ujarnya. Untuk mempercepat proses penyerapan, pihaknya akan fokus pada pelaku hotel dan restoran. Sebab, dua sektor ini dinilai paling berpotensi besar membantu proses penyerapan bantuan dari Kemenparekraf tersebut. ”Kalau untuk yang lain, dalam hal kegiatan contohnya, ini perlu ada kerja sama lintas sektoral yang perlu menangani. Seperti pembangunan atau revitalisasi pariwisata, ini kan butuh waktu dalam pengerjaannya. Jadi kita fokus dulu ke hotel dan restoran,” tutupnya. (ogi/b/mam/py)