Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memiliki proyek strategis yang akan mulai digarap pada 2021. Megaproyek andalan Wali Kota Bogor Bima Arya itu, di antaranya proyek Masjid Agung, pembangunan Alun-Alun Dewi Sartika dan pengintegrasian Blok F Pasar Kebonkembang dengan membangun Sky Bridge. PEMBANGUNAN Masjid Agung yang digarap Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) tersebut diperkirakan memakan biaya Rp40 miliar. Anggaran itu untuk melanjutkan pembangunan konstruksi baru bagian atap yang harus menyesuaikan rekomendasi Komite Keselamatan Konstruksi dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). ”Kita lanjutkan untuk struktur. Sekarang baru tahap penguatan struktur untuk beban gempa ya,” kata Kabid Tata Ruang, Tata Bangunan dan Pengawasan Pengendalian Bangunan dan Perencanaan pada Dinas PUPR Kota Bogor, Sultodi Mahbub, Rabu (25/11). Dalam proses perencanaannya, sambung Sultodi, anggaran untuk proyek rumah Tuhan ini masih kekurangan dana. Di mana uang yang ada di kas daerah baru ada Rp34,5 miliar. Untuk itu, DPUPR saat ini tengah mencari alternatif pembiayaan melalui sektor lainnya. Entah akan ada penyesuaian anggaran melalui revisi DED atau mengajukan bantuan ke Provinsi Jawa Barat. ”Kita mau sesegera mungkin selesai, karena rekomendasi sudah ada dan DED sudah siap,” ungkapnya. Sedangkan untuk proyek pembangunan Alun-Alun Dewi Sartika digarap Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor. Bicara soal anggaran, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sudah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) sebesar Rp55 miliar untuk megaproyek ini. Bantuan tersebut didapatkan pemkot melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang diambil Pemprov Jawa Barat kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Namun, persoalan yang harus diselesaikan Pemkot Bogor adalah terkait pemindahan patung Kapten Muslihat yang masih berdiri di atas lahan eks Taman Topi. ”Nanti itu dipindah ke Museum Perjuangan. Kita sudah koordinasikan. Tidak akan dihancurkan kok,” ungkap Kepala Bidang Pertamanan, PJU dan Dekorasi Kota pada Dinas Perumkim Kota Bogor, Feby Darmawan. Ikon untuk Alun-Alun Dewi Sartika nantinya, Feby mengaku belum menentukan. Sebab, wali kota ingin menggelar sayembara untuk pembuatan ikon tersebut. ”Saat FGD terakhir 2019, untuk ikon alun-alun sendiri akan disayembarakan,” ungkapnya. Pembangunan fisik untuk alun-alun seluas 17.000 meter persegi ini rencananya dimulai tahun depan. Dengan pagu anggaran sebesar Rp15 miliar, diperkirakan pembangunan tersebut memakan waktu pengerjaan delapan bulan. ”Yang pasti dari Rp14,6 miliar itu fisiknya dulu, nanti ornamennya menyusul,” terangnya. Terakhir, Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ), Muzakkir, menjelaskan, proyek pembangunan Sky Bridge ini tujuannya untuk memberikan akses kepada pengunjung pasar dan pedagang yang hendak beribadah di Masjid Agung. ”Dari awal semua sudah dikonsep. Jadi, akses dari Blok F ke masjid itu sudah disiapkan,” katanya. Pembangunannya sendiri, sambung dia, akan digarap pengembang Blok F, yakni PT Mulyagiri. Sehingga ia tidak mengetahui berapa anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan tersebut. ”Ini yang garap pengembang. Tapi untuk aksesnya pintu Sky Bridge akan memiliki lebar 1,5 meter dan dikoridornya sekitar 2 meter dengan panjang kurang lebih 10 meter,” terangnya. Seluruh proyek ini dijadikan satu dengan nama pengintegrasian kawasan Alun-Alun Dewi Sartika, Masjid Agung dan Blok F Pasar Kebonkembang. Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, berharap semua program ini bisa dilaksanakan maksimal. Mengingat pembangunan Blok F Pasar Kebonkembang diperkirakan rampung awal 2021. ”Mengintegrasikan antara Blok F ini awal tahun sudah bisa dioperasionalkan. Ada keinginan dari PD Pasar untuk membuat jembatan penghubung dari Blok F ke Masjid Agung,” ungkapnya. Sedangkan untuk pembangunan Masjid Agung, Dedie mengaku ada beberapa hal yang harus diselesaikan. Di antaranya pembangunan tangga Masjid Agung yang dibuka di gang Masjid Agung, di antara masjid dengan Blok F Pasar Kebonkembang. ”Rupanya Gang Masjid ini secara teknis dulunya tidak tercatat. Ada 12 meter yang nanti akan overlap, antara pekerjaannya PUPR dengan pekerjaannya Dinas Perumkim. Nah, itu yang tadi kita bahas. Jadi, overlap itu tidak kemudian menimbulkan permasalahan teknis maupun permasalahan hukum di kemudian hari. Makanya kita cari solusinya. Itu sudah selesai,” jelasnya. Sedangkan untuk pembangunan alun-alun, Dedie berharap lelang bisa segera dilakukan paling cepat Desember atau paling lambat Januari 2021. Sebab, anggarannya sudah siap. ”Makanya kita mendorong lelang alun-alun itu bisa dilaksanakan paling tidak Desember atau paling lambat Januari,” ujarnya. PRIORITAS PEMKAB BOGOR Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mengikuti pembahasan penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Tahun Anggaran 2021 secara virtual di gedung Tegar Beriman, Cibinong, Rabu (25/11). Salah satu poin pembahasannya adalah soal penyelarasan APBD dengan APBN untuk 2021. “Kami pemerintah daerah diminta menyelaraskan APBD dengan APBN pada tahun anggaran 2021. Jadi, antar pemerintah daerah dengan pemerintah pusat ada keseragaman dalam hal penganggaran dan belanjanya,” kata Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan, usai pembahasan. Setidaknya pada anggaran 2021, tambah Iwan, setiap daerah harus fokus pada empat sektor pembiayaan yang menjadi program strategis nasional. Yakni, sektor kesehatan, perlindungan sosial bagi masyarakat, Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan reformasi struktural. Sementara sektor kesehatan meliputi program vaksinasi dan peningkatan kualitas sarana kesehatan. Lalu, sektor sosial meliputi bantuan bagi masyarakat miskin dan rentan. Di sektor PEN, pemerintah daerah mesti mendukung pelaku UMKM. Untuk reformasi struktural, dilakukan di bidang pendidikan, kesehatan dan perlindungan sosial bagi masyarakat. “Empat sektor program strategis nasional ini harus ada dalam komposisi APBD 2021. Intinya, postur APBD kita harus mengikuti itu. Ini akan jadi prioritas kita pada 2021 nanti,” tegasnya. Meski demikian, kewajiban masuknya empat program strategis nasional dalam APBD Kabupaten Bogor 2021 dinilai tidak akan mengganggu program prioritas Pemkab Bogor lainnya. “Ini kan program strategis nasional, kita harus dukung itu. Lagi pula kalau kita urai, semuanya saling berkaitan dengan program kita pada 2021,” pungkasnya. (dil/ogi/d/feb/py)