Senin, 22 Desember 2025

Mengabdikan Diri Tangani Cerebral Palsy

- Senin, 30 November 2020 | 11:11 WIB

Tiga tahun sudah Milandari bersama belasan rekannya mengabdikan diri untuk mengedukasi para orang tua dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus, yang menderita cerebral palsy di Kota dan Kabupaten Bogor. CEREBRAL palsy merupakan salah satu bentuk kelainan saraf otak, yang membuat penderitanya sulit bergerak. Cerebral palsy membuat penderita­nya mengalami berbagai gangguan pergerakan dan koordinasi tubuh, salah satunya tidak dapat menggerak­kan sebagian sisi tubuhnya. Dampak dari kerusakan pada otak atau per­tumbuhan otak yang tidak normal, seorang anak atau bayi dapat terlahir dengan kondisi ini atau mengalaminya setelah ia dilahirkan. Milandari yang juga ketua Cerebral Palsy Bogor menjelaskan terdapat be­berapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang bayi mengalami cerebral palsy. Seperti kekurangan oksigen pada otak, terkena infeksi selama dalam kandungan, mengalami perdarahan pada otak, ke­lainan genetik, mengalami cedera kepala dan lainnya. ”Banyak faktornya, seperti Terkena infeksi selama dalam kandungan, misalnya akibat penyakit rubella, herpes, tox­oplasmosis, dan infeksi ketu­ban,” katanya kepada Metro­politan. Gejala cerebral palsy pada bayi biasanya sudah bisa ter­lihat sejak ia baru berumur beberapa bulan. Namun, kondisi ini sering kali tak disa­dari orang tua. Kebanyakan kasus cerebral palsy baru terdeteksi ketika bayi sudah berusia satu atau dua tahun. Bahkan terkadang kondisi ini baru terdiagnosis pada anak-anak yang lebih tua. Secara umum, ada bebera­pa tanda dan gejala yang menunjukkan bahwa bayi menderita cerebral palsy. Se­perti gangguan tumbuh kembang pada anak. Misalnya bayi belum bisa berguling, merangkak, duduk dan ber­jalan. Terdapat bagian tubuh yang terlalu terkulai atau kaku. Bayi hanya mengguna­kan satu sisi tubuh saja dalam beraktivitas. ”Misalnya saat merangkak, ia menopang tubuhnya hanya dengan tangan dan kaki kanan saja. Sulit bernapas. Sering mengalami kejang. Gangguan pada penglihatan atau pen­dengaran. Tidak bisa bicara atau terlambat bicara,” ujarnya. Berkecimpungnya Milan­dari dalam dunia ini lantaran dirinya merasa terpanggil untuk membantu dan menge­dukasi masyarakat akan ke­butuhan khusus ini. ”Kita ingin mengedukasi dan me­rangkul orang tua yang anaknya menyandang disabilitas ini, untuk bersama-sama meraih kemandirian anak dengan melakukan terapi bersama, jadi kita mengedukasi orang­tua untuk bersama-sama membantu pemulihan anak,” ucapnya. Dalam penanganannya, Mi­landari bersama Ikatan Fisio­terapis Bogor melakukan pertemuan sebanyak dua kali dalam satu bulan. Perte­muan selama 20 menit terse­but, diisi beragam kegiatan terapis yang diberikan ke­pada anak. Tak lupa juga memberikan edukasi kepada orang tua. ”Kita ada terapi bersama di Cijujung, Kecamatan Suka­raja, satu bulan dua kali, dengan mendatangkan fisio­terapi dari ikatan fisioterapis Bogor. Jadi kita ajak orang tua dan anak datang untuk men­jalani terapi selama 20 menit, setelah itu kita berikan pe­mahaman kepada orangtua,” tuturnya. Tak hanya itu, fisio hedro terapi juga diberikan, melalui media kolam renang. Sehing­ga anak bisa menjalani tera­pinya sambil bertamasya, dengan didampingi terapis khusus dari Jakarta. Sampai saat ini, setidaknya 200 anak penderita cerebral palsy sudah ditangani pihaknya. Selain memberikan terapi, pihaknya juga memberikan alat bantu berupa alat khusus, untuk menangani cerebral palsy. ”Karena anak-anak cerebral palsy ini anggota tubuhnya bengkok dan lumpuh, se­hingga butuh penanganan. Jadi kita memberikan alat bantu khusus untuk terapi, yang berasal dari bantuan yayasan dan para dermawan,” bebernya. Untuk membantu anak pen­derita cerebral palsy, seti­daknya butuh waktu hingga seumur hidup untuk mem­bantunya pulih seperti orang pada umumnya. ”Tergantung kerusakan otaknya, karena beda-beda. Tapi rata-rata te­rapi kita berikan seumur hidup. Jadi terapi ini kita berikan kepada anak secara berkela­njutan,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bogor Mus­takim mengaku sangat menga­presiasi gerakan yang dilaku­kan jajaran Cerebral Palsy Bogor. Pihaknya juga menga­ku siap hadir dan membantu memenuhi kebutuhan untuk penanganan cerebral palsy. Dinas Sosial juga membuka pintu lebar-lebar bagi masy­arakat yang ingin mendapatkan penanganan bagi penderita cerebral palsy. ”Kita siap ban­tu dan siap hadir untuk mem­bantu rekan-rekan. Jadi bagi masyarakat yang ingin menda­patkan penanganan, silakan datang ke Dinas Sosial, nanti akan coba kita teruskan ke­pada Cerebral Palsy Bogor ini,” tutupnya. (ogi/c/mam/run)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X