Tiga tahun sudah Milandari bersama belasan rekannya mengabdikan diri untuk mengedukasi para orang tua dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus, yang menderita cerebral palsy di Kota dan Kabupaten Bogor. CEREBRAL palsy merupakan salah satu bentuk kelainan saraf otak, yang membuat penderitanya sulit bergerak. Cerebral palsy membuat penderitanya mengalami berbagai gangguan pergerakan dan koordinasi tubuh, salah satunya tidak dapat menggerakkan sebagian sisi tubuhnya. Dampak dari kerusakan pada otak atau pertumbuhan otak yang tidak normal, seorang anak atau bayi dapat terlahir dengan kondisi ini atau mengalaminya setelah ia dilahirkan. Milandari yang juga ketua Cerebral Palsy Bogor menjelaskan terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seorang bayi mengalami cerebral palsy. Seperti kekurangan oksigen pada otak, terkena infeksi selama dalam kandungan, mengalami perdarahan pada otak, kelainan genetik, mengalami cedera kepala dan lainnya. ”Banyak faktornya, seperti Terkena infeksi selama dalam kandungan, misalnya akibat penyakit rubella, herpes, toxoplasmosis, dan infeksi ketuban,” katanya kepada Metropolitan. Gejala cerebral palsy pada bayi biasanya sudah bisa terlihat sejak ia baru berumur beberapa bulan. Namun, kondisi ini sering kali tak disadari orang tua. Kebanyakan kasus cerebral palsy baru terdeteksi ketika bayi sudah berusia satu atau dua tahun. Bahkan terkadang kondisi ini baru terdiagnosis pada anak-anak yang lebih tua. Secara umum, ada beberapa tanda dan gejala yang menunjukkan bahwa bayi menderita cerebral palsy. Seperti gangguan tumbuh kembang pada anak. Misalnya bayi belum bisa berguling, merangkak, duduk dan berjalan. Terdapat bagian tubuh yang terlalu terkulai atau kaku. Bayi hanya menggunakan satu sisi tubuh saja dalam beraktivitas. ”Misalnya saat merangkak, ia menopang tubuhnya hanya dengan tangan dan kaki kanan saja. Sulit bernapas. Sering mengalami kejang. Gangguan pada penglihatan atau pendengaran. Tidak bisa bicara atau terlambat bicara,” ujarnya. Berkecimpungnya Milandari dalam dunia ini lantaran dirinya merasa terpanggil untuk membantu dan mengedukasi masyarakat akan kebutuhan khusus ini. ”Kita ingin mengedukasi dan merangkul orang tua yang anaknya menyandang disabilitas ini, untuk bersama-sama meraih kemandirian anak dengan melakukan terapi bersama, jadi kita mengedukasi orangtua untuk bersama-sama membantu pemulihan anak,” ucapnya. Dalam penanganannya, Milandari bersama Ikatan Fisioterapis Bogor melakukan pertemuan sebanyak dua kali dalam satu bulan. Pertemuan selama 20 menit tersebut, diisi beragam kegiatan terapis yang diberikan kepada anak. Tak lupa juga memberikan edukasi kepada orang tua. ”Kita ada terapi bersama di Cijujung, Kecamatan Sukaraja, satu bulan dua kali, dengan mendatangkan fisioterapi dari ikatan fisioterapis Bogor. Jadi kita ajak orang tua dan anak datang untuk menjalani terapi selama 20 menit, setelah itu kita berikan pemahaman kepada orangtua,” tuturnya. Tak hanya itu, fisio hedro terapi juga diberikan, melalui media kolam renang. Sehingga anak bisa menjalani terapinya sambil bertamasya, dengan didampingi terapis khusus dari Jakarta. Sampai saat ini, setidaknya 200 anak penderita cerebral palsy sudah ditangani pihaknya. Selain memberikan terapi, pihaknya juga memberikan alat bantu berupa alat khusus, untuk menangani cerebral palsy. ”Karena anak-anak cerebral palsy ini anggota tubuhnya bengkok dan lumpuh, sehingga butuh penanganan. Jadi kita memberikan alat bantu khusus untuk terapi, yang berasal dari bantuan yayasan dan para dermawan,” bebernya. Untuk membantu anak penderita cerebral palsy, setidaknya butuh waktu hingga seumur hidup untuk membantunya pulih seperti orang pada umumnya. ”Tergantung kerusakan otaknya, karena beda-beda. Tapi rata-rata terapi kita berikan seumur hidup. Jadi terapi ini kita berikan kepada anak secara berkelanjutan,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bogor Mustakim mengaku sangat mengapresiasi gerakan yang dilakukan jajaran Cerebral Palsy Bogor. Pihaknya juga mengaku siap hadir dan membantu memenuhi kebutuhan untuk penanganan cerebral palsy. Dinas Sosial juga membuka pintu lebar-lebar bagi masyarakat yang ingin mendapatkan penanganan bagi penderita cerebral palsy. ”Kita siap bantu dan siap hadir untuk membantu rekan-rekan. Jadi bagi masyarakat yang ingin mendapatkan penanganan, silakan datang ke Dinas Sosial, nanti akan coba kita teruskan kepada Cerebral Palsy Bogor ini,” tutupnya. (ogi/c/mam/run)