Minggu, 21 Desember 2025

Pemkot Lirik GOR Pajajaran Jadi Ruang Isolasi

- Selasa, 8 Desember 2020 | 11:08 WIB

Ketersediaan kasur untuk pasien Covid-19 di Kota Bogor kian menipis. Usai melirik sejumlah hotel dan rumah sakit, kini Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor rupanya masih mencari alternatif. Ya, salah satunya menjadikan Gelangang Olahraga (GOR) Pajajaran sebagai tempat isolasi mandiri bagi pasien Covid-19. WAKIL Wali Kota Bogor, De­die Rachim, mengaku tengah disibukkan dengan mencari tempat alternatif bagi pasien Covid-19. Hingga saat ini ter­dapat opsi penggunaan GOR Pajajaran. ”Memang salah satu opsinya menjadikan GOR Pajajaran sebagai tempat iso­lasi pasien Covid-19,” kata Dedie saat ditemui di Balai Kota Bogor, Senin (7/12). Berdasarkan data Dinas Kese­hatan (Dinkes) Kota Bogor, per Minggu (6/12) dari 480 kasur yang tersedia di 21 rumah sakit rujukan Covid-19 Kota Bogor, sudah terisi sebanyak 387 ka­sur atau 80 persen. Dinkes Kota Bogor juga merinci kete­risian kasur berdasarkan kla­sifikasi tingkatan penyakit. Di antaranya kelas hijau, dari 110 kasur yang tersedia sudah te­risi 85 kasur. Lalu, kelas kuning dari 176 kasur yang tersedia, sudah terisi 165 kasur dan ke­las merah dari 132 kasur yang tersedia sudah terisi 107 kasur. Sedangkan untuk kasur di UGD, dari 39 yang tersedia, sudah terisi 11 dan untuk ka­sur di ICU dari 23 kasur yang ada sudah terisi 19 kasur. Dengan data tersebut, Dedie menilai opsi untuk mengguna­kan puskesmas sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 juga memungkinkan. ”Puskesmas juga kita pikirkan. Ada tiga puskesmas lah yang mungkin nanti bisa dipakai untuk iso­lasi. Tetapi harus ditambah kamarnya. Misalnya di Tanah­sareal bisa, di Cipaku bisa dan di Mekarwangi juga bisa. Tapi itu semua sedang kita pikirkan,” papar Dedie. Semua opsi ini, sambung Dedie, merupakan kesiapan pemkot menampung pasien yang memiliki gejala. Sebab untuk tempat isolasi BNN Lido yang dikhususkan untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) saat ini masih tersedia 26 kasur lagi dari total 100 kasur yang disediakan. Sehingga per­timbangan untuk mengguna­kan hotel sebagai tempat iso­lasi pasien Covid-19 dikemu­kakan kembali. ”Jadi, kalau kemungkinan tentang hotel itu juga masih menjadi salah satu per­timbangan. Tapi itu kan kalau hotel itu kan sifatnya gejala medis rendah. Nah yang ge­jala medisnya sedang dan tinggi, ini juga harus dicarikan tempat,” tegasnya. Sebelumnya, Pemkot Bogor memiliki jumlah tempat tidur isolasi sebanyak 464 unit dengan ICU 20 unit. Dari angka itu terisi 376 tempat tidur atau 81 persen dan tem­pat tidur ICU sebesar 90 persen atau terisi 19 pasien. Sedangkan di Pusat isolasi BNN Lido, dengan kapasitas 100 tempat tidur, terisi 50 per­sen. ”Grafik kenaikannya tinggi sekali, di 21 rumah sakit rujukan di atas 50 persen atau hampir penuh,” kata Wali Kota Bogor, Bima Arya, belum lama ini. Ia menyebutkan, saat ini Sat­gas sangat intens berkoordi­nasi dengan rumah sakit ruju­kan untuk memastikan keter­sediaan tempat tidur isolasi dan penanganan pasien Co­vid-19 di Kota Bogor. ”Kita sedang koordinasi untuk men­jadikan salah satu rumah sakit khusus menangani pasien Covid-19,” paparnya. Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, didampingi jajarannya me­minta rumah sakit rujukan Covid-19 yang telah ditunjuk Pemkot Bogor maupun Pe­merintah Provinsi Jawa Barat meningkatkan kapasitas tem­pat isolasi dan ICU. Sebab, di Kota Bogor jumlahnya masih sangat terbatas. Tercatat ada 21 ruang ICU atau 11 persen dari total seluruh rumah sakit. Untuk itu, pi­haknya meminta hal tersebut perlu ditingkatkan. ”Tren yang ada meningkat terus, karena kita harus meningkatkan ka­pasitas tempat isolasi dan ICU. Rumah sakit diharapkan ker­ja samanya dalam meng-up­date secara real time tentang keterisian tempat tidur untuk memudahkan dalam menga­tur,” katanya. Terpisah, Direktur Utama RSUD Kota Bogor, Ilham Chai­dir, menerangkan, dari 120 tempat tidur yang disediakan khusus pasien Covid-19, saat ini sudah terisi 92 tempat tidur. Kondisi ini membuat tenaga kesehatan (nakes) yang bekerja di RSUD Kota Bogor bertumbangan. ”Untuk kasur Covid-19 sekarang sudah te­risi 92 unit. Sebenarnya kapa­sitas kita sudah menyediakan 120 kasur, tapi karena tenaga kita dari tujuh bulan ini terus-menerus, tidak berhenti-hen­ti bekerja, ya mulai ber­tumbangan lah satu per satu. Tapi masih bisa kita atasi,” kata Ilham. Untuk itu, Ilham mengaku sudah menambah jumlah na­kes di RSUD dengan proses yang sudah diatur melalui BLUD. Sehingga saat ini jum­lah nakes di RSUD Kota Bogor sekitar seribu pegawai. Namun khusus yang menangani Co­vid-19 ada 235 orang dan akan menambah 100 nakes lagi. ”Kalau kita mengajukan dari ASN itu cukup lama prosesnya. Jadi, mau nggak mau kita ha­rus gerak cepat. Seperti tadi pesan pak wali untuk mem­persiapkan pada situasi ter­buruk atau worst situation,” ungkapnya.(dil/c/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X