Senin, 22 Desember 2025

Pembangunan Jembatan Otista-Sempur Pakai Metode Baru

- Senin, 28 Desember 2020 | 11:27 WIB

METROPOLITAN - Dua jembatan uzur di seputaran Kebun Raya Bogor (KRB), Kota Bogor, yakni Jembatan Otto Iskandardinata (Otista) dan Jembatan Sempur bakal mengalami perbaikan. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan membangun ulang dua jembatan tersebut dengan pembiayaan dari pinjaman Pemulihan Eko­nomi Nasional (PEN) dari pemerintah pusat. Tak tanggung-tanggung, untuk membangun dua jembatan itu, biaya yang diajukan mencapai Rp194 miliar. Selain itu, untuk pertama kalinya Kota Bogor akan meng­gunakan metode rancang bangun atau design and build pada proyek ini. Pada metode ini, penyedia jasa memiliki satu kesatuan dalam pelaks­anaan konstruksinya. Hal itu diungkapkan Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Pena­taan Ruang (PUPR) Kota Bo­gor, Sony Rijadi. “Satu penyedia jasa nanti meliputi pekerjaan desain, membangun, pengawasan dan pengendalian. Itu jadi satu. Memang metode ini ada syaratnya, yakni harus mem­punyai data teknis. Nah, kita sudah punya desain awal un­tuk dua proyek itu,” katanya kepada Metropolitan. Ia menambahkan, dipilihnya metode rancang bangun ini karena pekerjaan dua jemba­tan ini merupakan satu kesa­tuan dari sisi aliran Sungai Ciliwung dan arus lalu lintas sama, yakni sama-sama be­rada di jalur seputaran KRB. Mantan kepala bidang pada Bappeda Kota Bogor pun mem­benarkan bahwa sebelumnya Kota Bogor belum pernah meng­gunakan metode ini. Sebab, selama ini pekerjaan di Kota Bogor nilainya di bawah Rp100 miliar. “Jika terlaksana, ini jadi metode baru pertama kali di Kota Bogor,” tuturnya. Sementara itu, Kepala Bidang Tata Ruang, Tata Bangunan, Pengawasan Pengendalian dan Perencanaan pada Dinaa PUPR Kota Bogor, Sultodi Mahbub, menjelaskan, esti­masi pembangunan jembatan baru di Otista senilai Rp120 miliar, sedangkan jembatan Sempur Rp74 miliar, sehing­ga jika ditotal nilainya men­capai Rp194 miliar. “Konsep pembangunan jembatan saat ini penggantian dari rencana awalnya hanya pelebaran dan perbaikan serta tidak meny­atu dengan jembatan lama. Karena jembatan lama sudah berusia cukup lama, jadi di­bangun jembatan baru. Ini juga untuk mendukung ren­cana ke depan transportasi trem,” ujarnya. Tidak hanya membangun jembatan, sambung dia, kon­sep pembangunan sekaligus melakukan penataan kawa­san jembatan yang terinte­grasi dengan pedestrian seputaran Kebun Raya Bogor. Penataan penguatan pada sayap-sayap jembatan untuk pejalan kaki. Todi, sapaan karibnya, me­lanjutkan, pembangunan kedua jembatan tersebut akan dilakukan berbarengan di tahun yang sama. Dalam pelaksanaan nanti, ia juga memastikan arus lalu lintas kendaraan tidak ditutup total. Artinya, kendaraan masih bisa melintas di jalan Otista maupun Jalan Jalak Harupat. “Teknisnya ada rekayasa lalu lintas. Itu juga tidak se­kaligus dibongkar semua. Kanan kiri dulu dibangun, (bagian) tengahnya tetap masih bisa berfungsi. Setelah itu selesai baru ke tengah. Jadi secara lalu lintas tidak ditutup total. Ini berlaku sama, untuk (Jembatan) Otista dan Sempur,” pung­kasnya. (ryn/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X