Pemandangan Gunung Salak dan hamparan sawah seluas dua hektare di Kampung Ciharashas, Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, menjadi lukisan tangan Tuhan yang ada di Kota Bogor. Keberadaan lokasi ini pun diklaim sebagai surga terakhir di Kota Bogor oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya. PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bogor tak segan-segan mengucurkan dana hibah sebesar Rp2,8 miliar untuk membangun surga terakhir Kota Bogor ini agar menjadi lokasi wisata yang bisa dinikmati banyak orang. Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, pun seketika mengubahnya menjadi surga destinasi wisata. Sebuah jembatan yang terbuat dari kayu membentang dari pemukiman warga hingga ke tengah hamparan sawah. Di tengah-tengahnya berdiri saung yang terdapat empat bale di bawahnya. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Atep Budiman, menjelaskan, hibah dari APBD ini merupakan bagian dari klaster recovery economy di masa pandemi. Sejauh ini, kata Atep, tren masyarakat sekarang wisata lebih ke alam, seperti cari suasana alam, berjemur, hiking hingga bersepeda. Mulyaraharja disebut punya magnet itu untuk dikembangkan ke arah sana. Atep mengakui pemanfaatan lahan pertanian untuk wisata alam juga banyak dilakukan di daerah lain, salah satunya di Svargabumi, Magelang. “Karena potensi di Kota Bogor karakternya hampir mirip dengan Swargabumi, kita punya view Gunung Salak, sawah-sawah, kalau malam hari juga bagus,” ujarnya. “Lalu, kita kerja sama dengan pemilik lahan dan petani tanpa mengganggu pokok usaha masyarakat di sini, yakni pertanian. Kita tingkatkan supaya ada nilai tambah lain untuk masyarakat juga nantinya,” papar mantan camat Bogor Selatan itu. Wisata alam Mulyaharja ini, sambung Atep, pengelolaannya dilakukan langsung oleh Kompepar yang sudah dibina Disparbud Kota Bogor empat tahun terakhir. “Hanya dulu masih fokus di agro edukasi wisata. Sekarang diperluas lagi cakupan wisatawannya sesuai tren masa pandemi. Kompepar tingkat kelurahan ini di dalamnya berisi masyarakat setempat, para tokoh, para pemuda dan supporting RT/RW dan kelembagaan yang ada di sini, seperti Karang Taruna,” pungkasnya. (dil/b/mam/py)