Senin, 22 Desember 2025

Agro Edu Wisata Mulyaharja Jadi Primadona

- Rabu, 6 Januari 2021 | 12:04 WIB

Pemandangan Gunung Salak dan hamparan sawah seluas dua hektare di Kampung Ciharashas, Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, menjadi lukisan tangan Tuhan yang ada di Kota Bogor. Keberadaan lokasi ini pun diklaim sebagai surga terakhir di Kota Bogor oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya. PEMERINTAH Kota (Pemkot) Bogor tak segan-segan mengucur­kan dana hibah sebesar Rp2,8 mi­liar untuk membangun surga terakhir Kota Bogor ini agar menjadi lokasi wisata yang bisa dinikmati banyak orang. Kelompok Penggerak Pari­wisata (Kompepar) Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Se­latan, pun seketika mengubahnya menjadi surga destinasi wisata. Sebuah jembatan yang terbuat dari kayu membentang dari pemu­kiman warga hingga ke tengah hamparan sawah. Di tengah-tengahnya berdiri saung yang terdapat empat bale di bawahnya. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Atep Budiman, menjelaskan, hibah dari APBD ini merupakan bagian dari klaster recovery economy di masa pandemi. Sejauh ini, kata Atep, tren masyarakat sekarang wisata lebih ke alam, seperti cari suasana alam, berjemur, hiking hingga bersepeda. Mulyara­harja disebut punya magnet itu untuk dikembangkan ke arah sana. Atep mengakui pemanfaatan lahan pertanian untuk wi­sata alam juga banyak dila­kukan di daerah lain, salah satunya di Svargabumi, Ma­gelang. “Karena potensi di Kota Bogor karakternya ham­pir mirip dengan Swarga­bumi, kita punya view Gunung Salak, sawah-sawah, kalau malam hari juga bagus,” ujar­nya. “Lalu, kita kerja sama dengan pemilik lahan dan petani tanpa mengganggu pokok usaha masyarakat di sini, yakni pertanian. Kita tingkatkan supaya ada nilai tambah lain untuk masyara­kat juga nantinya,” papar mantan camat Bogor Selatan itu. Wisata alam Mulyaharja ini, sambung Atep, pengelolaan­nya dilakukan langsung oleh Kompepar yang sudah dibina Disparbud Kota Bogor empat tahun terakhir. “Hanya dulu masih fokus di agro edukasi wisata. Se­karang diperluas lagi caku­pan wisatawannya sesuai tren masa pandemi. Kom­pepar tingkat kelurahan ini di dalamnya berisi masyara­kat setempat, para tokoh, para pemuda dan supporting RT/RW dan kelembagaan yang ada di sini, seperti Ka­rang Taruna,” pungkasnya. (dil/b/mam/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X