METROPOLITAN – Setelah mengalami keterlambatan selama enam bulan, akhirnya proses pembangunan Jalan Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) selesai dan bakal beroperasi akhir Januari. Sebelum beroperasi, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, mengaku perlu izin operasional dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). ”Kita bersyukur kelanjutan pembangunan Tol BORR seksi IIIA akhirnya selesai. Saat ini kita sedang menunggu izin operasional dari Kementerian PUPR. Rencananya dibuka akhir bulan ini,” ungkap Dedie, Rabu (20/1). Namun, dibukanya jalur yang berujung di Kelurahan Kayumanis ini dibarengi adanya kenaikan tarif tol. Di mana sebelumnya dipatok Rp10 ribu, rencananya saat dibuka akan dinaikkan Rp4 ribu, menjadi Rp14 ribu. ”Saat ini tarif dari Sentul Selatan sampai Yasmin itu Rp10 ribu. Dengan penambahan jarak 2,5 kilometer, akan ada penambahan Rp4 ribu menjadi Rp14 ribu dan itu sudah disetujui Menteri PUPR dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT),” terang Dedie. Di lokasi yang sama, Direktur Utama PT Marga Sarana Jabar (MSJ), Dedi Krisnariyawan Sunoto, mengungkapkan, kenaikan harga ini dikarenakan tingginya investasi yang ditanam dalam pembangunan seksi IIIA ini. Di mana untuk pengerjaan dua tahun, anggaran yang dikeluarkan sebesar Rp1,66 triliun. ”Memang ini biaya konstruksinya mahal sekali, ini kan jalan layang dan disiapkan pelebaran untuk tiga lajur, harganya sekitar Rp6 miliar per kilometer, sehingga dengan total panjang jalan 2,85 kilometer, anggaran yang digelontorkan sebesar Rp1,66 triliun,” jelasnya. Uang yang didapat dari pengguna jalan tol ini nantinya akan digunakan untuk membayar utang pinjaman pembangunan jalan Tol BORR ini. Dedi menjelaskan, butuh 70 ribu kendaraan yang lewat setiap hari agar bisa menutup piutang yang ada. Namun saat ini hanya 40 ribu kendaraan yang melintas di Jalan Tol BORR. ”Kami kan harus membayar utang, karena dana ini kan pinjaman, biaya konstruksi seksi I, II dan III ini totalnya sudah Rp3,7 triliun, untuk pinjaman berarti saya harus membayar bunga Rp350 miliar setahun. Kalau dibagi Rp14 ribu itu perlu kendaraan 70 ribu yang menggunakan akses ini setiap harinya. Tapi saat ini di Bogor baru 40 ribu kendaraan per hari,” pungkasnya. (dil/b/mam/py)