Pembangunan alun-alun Kabupaten Bogor di Jalan Kayumanis, Desa Cirimekar, Kecamatan Cibinong yang sempat tertunda pada 2019 bakal kembali dilanjutkan pada 2021. Rencananya, pembangunan tersebut menggunakan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat dengan anggaran Rp10 miliar. SEKRETARIS Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, Irma Lestiana, mengatakan, pembangunan alun-alun Kabupaten Bogor itu memang menggunakan dana PEN dari Pemprov Jawa Barat. Ia mengaku tidak bisa mengotak-atik anggaran tersebut. Sebab, anggaran itu memang sudah disiapkan Pemprov Jawa Barat untuk melanjutkan pembangunan alun-alun Kabupaten Bogor. ”Kita tidak bisa mengubah itu, karena memang sudah ditentukan Pemprov Jawa Barat. Kami sifatnya hanya menerima,” ujarnya. Rencananya, sambung dia, lelang pembangunan alun-alun Kabupaten Bogor tersebut dilakukan April. ”Tadinya mau dilelang Maret, tapi karena satu dan lain hal jadi lelangnya akan dilakukan April,” terangnya. Sekadar diketahui, pembangunan alun-alun Cibinong ini terbagi dua tahap. Tahap pertama, pembangunan menelan anggaran Rp4,9 miliar dari bantuan Provinsi Jawa Barat. Namun semuanya terhenti lantaran anggaran Provinsi Jawa Barat terkena refokusing akibat penanganan Covid-19. Saat ini pembangunan tahap pertama baru mencapai 89 persen. Kemudian terhenti karena pandemi melanda awal Januari 2020. Hingga saat ini, pembangunan alun-alun Cibinong belum dilanjutkan lantaran terkendala pembiayaan. Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto, menilai, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kabupaten Bogor seharusnya tidak terlalu memaksakan diri untuk melanjutkan pembangunan tersebut. Terlebih, dana pembangunan yang digunakan bersumber dari PEN Pemprov Jawa Barat. Rudy menilai, Pemkab Bogor seharusnya bijak dalam memilih program mana yang seharusnya diprioritaskan di masa pandemi ini. ”Minimal kita prioritaskan dulu anggaran ini untuk penanganan Covid-19,” katanya, Minggu (21/2). Politisi Partai Gerindra ini menilai melaksanakan pembangunan taman di masa pandemi Covid-19 sepertinya kurang bijak. Mengingat sampai detik ini taman dan fasilitas publik lainnya belum diizinkan dibuka lantaran khawatir menjadi klaster penyebaran Covid-19. ”Taman dan fasilitas umum saja belum boleh buka, ini kok mau buat taman,” ujarnya. Rudy pun mengusulkan jika anggaran tersebut bisa dialokasikan untuk hal penting lainnya. Alangkah bijak jika anggaran Rp10 miliar tersebut dialihkan untuk hal lain yang lebih bermanfaat. Jika anggaran tersebut sudah ditentukan peruntukannya oleh Pemprov Jawa Barat, ia meminta anggaran tersebut benar-benar digunakan sebagaimana mestinya. ”Kalau bisa dialihkan, alihkan saja untuk hal yang lebih baik lagi. Misalnya untuk penanganan Covid-19. Tapi kalau sudah ditentukan provinsi, tolong digunakan dengan baik karena ini amanah,” pesannya. (ogi/c/mam/py)