METROPOLITAN –Pembangunan jalan Bojonggede– Kemang (Bomang) terus berjalan, meski progresnya tidak signifikan. Proyek yang direncanakan sejak zaman kepemimpinan Bupati Rahmat Yasin ini menjadi ‘gantung’ lantaran pemkab merogoh kocek banyak untuk membangun jalan tersebut. Bahkan, di lokasi pembangunan di Jalan Nanggela, RT 06/05, Desa Sukmajaya, Kecamatan Tajurhalang, tidak terlihat ada aktivitas pembangunan. Terlebih, beberapa ruas jalan mengalami kerusakan akibat tidak dilanjutkannya pembangunan jalan yang memiliki panjang sekitar 14 kilometer ini. Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor, Maulana Adam, menerangkan, kondisi jalan yang rusak bukan akibat buruknya pembangunan. ”Itu bukan ambles (rusak, red) hanya pengamanan tanah, karena sedang musim penghujan, ditambah belum kita anggarkan lagi,”terangnya. Adam mengungkapkan, pihaknya akan kembali mengajukan anggaran untuk pembangunan megaproyek ini tahun depan. Sebab, tahun lalu sempat dipotong anggarannya akibat pandemi Covid-19. ”Tahun ini kan dianggarkan karena struktur jalannya tidak pengaruh maupun rusak. Karena sempat dikurangi sekitar Rp58 miliar, jadi masih menunggu ajuan dulu dan belum final,” katanya. Sementara itu, Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Jalan dan Jembatan Wilayah I Cibinong, Agus Sukwanto, mengatakan, saat ini proyek pembangunan Jalan Bomang sudah mencapai angka 19.03 persen dari target awal 17,36 persen. “Artinya kita ada defiasi sekitar 1,67 persen,” kata Agus. Selain ada pemerataan jalan di beberapa titik, Agus menyampaikan saat ini telah ada tiga titik yang sudah sampai tahap pengecoran. Berdasarkan penuturannya, tiga titik tersebut memiliki kondisi yang berbeda-beda. Ada yang baru mulai tahap pengecoran, ada juga yang sudah dicor dan disambung. Seperti yang nampak di Jalan Tajurhalang, sejumlah warga sudah berlalu-lalang di jalan tersebut, baik yang mengendarai sepeda motor, mobil bahkan anak-anak kecil yang bermain sepeda. Di tengah jalan yang sudah dicor dan disambung masih nampak tanah merah dan ilalang tinggi yang belum dirapikan. Proyek yang akan menjadi jalan tembusan antara Jalan Tegar Beriman, Cibinong, dengan Jalan Parung ini, sambung Agus, bakal memiliki panjang 2,4 kilometer di dua sisi jalur lambat. Sedangkan bentuk jalannya nanti akan menyerupai bentuk Jalan Tegar Beriman di kawasan Pemkab Bogor. Selain jalur lambat, belum ada pembicaraan lebih lanjut apakah nanti akan ada fly over atau underpass dalam proyek tersebut. “Tapi dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sudah terpakai Rp38 miliar lebih, belum dengan bangunan pelengkap,” ujarnya. Terpisah, Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Aan Triana Al Muharom, menilai megaproyek milik PUPR jelas terkesan asal jadi. Sebab, hanya beberapa bulan saja sudah mengalami kerusakan yakni jalan ambles. ”Artinya ini kan masih tanggung jawab kontraktor, makanya pesan saya ke PUPR kalau mau membangun jangan asal jadi perlu perencanaan yang matang,” tegasnya. Aan mengaku akan lebih jeli dan mengatur penganggaran, jangan sampai pengajuan besar, namun tidak dimanfaatkan dengan baik. ”Kalau PUPR akan mengajukan anggaran kembali, kita tidak mau kecolongan lagi. Sebab, beberapa megaproyek milik PUPR tak pernah beres alias asal jadi dan tidak memperhatikan kualitasnya,” pungkasnya.(dil/c/mam/py)