METROPOLITAN –Niat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dalam merevisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023 semakin serius, setelah digelarnya rapat antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor dengan pihak DPRD Kabupaten Bogor. Kepala Bappeda Kabupaten Bogor, Suryanto, mengungkapkan, dalam rapat yang digelar di gedung DPRD Kabupaten Bogor membahas tentang persetujuan awal dari pihak legislatif dan tujuan memberitahukan rencana perubahan dalam RPJMD. Rencana perubahan yang dilakukan Pemkab Bogor ini, sambung Suryanto, karena adanya penyesuaian dari tingkat nasional dan provinsi yang harus disinergiskan dengan tingkat Kabupaten Bogor. ”Perubahan itu hanya permasalahan program yang kita sesuaikan. Karena perubahan ini terkait penyesuaian kita ada kebijakan nasional dan perlu disesuaikan kembali,” kata Suryanto. Suryanto pun memastikan tak ada pencoretan program-program strategis dalam revisi RPJMD 2018-2023 ini. Namun, ia mengaku akan ada penyesuaian program agar memastikan pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19 berjalan lancar. ”Pertanian tetap, sektor industri juga ingin didorong, karena ketua dewan ingin bagaimana sektor ekonomi tetap berjalan, itu bisa mendongrak pertumbuhan ekonomi, jadi banyak tambahan-tambahan,” jelas Suryanto. Adanya revisi RPJMD ini akan berpengaruh pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2023 dan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) 2022. ”RPJMD berlaku dua tahun, kan program lima tahunan sudah ada. Hanya kita mengevaluasi di mana pencapaiannya dengan terganggunya 2020 dan berharap tertinggal di 2020 terkejar di 2023 semua sudah tercapai visi Kabupaten Bogor termaju,” paparnya. Sebelumnya, Bupati Bogor, Ade Yasin, mengungkapkan, rencana revisi ini merupakan dampak bencana yang terus menghantam Bumi Tegar Beriman sejak 2020. Dampak bencana ini menyebabkan adanya kenaikan dan penurunan dalam pendapatan dan perkembangan masyarakat. Di mana angka kemiskinan dan pengangguran mengalami peningkatan. ”Karena bencana alam awal 2020 dan Maret ini bencana alam lagi serta adanya pandemi, otomatis ada penurunan dan kenaikan. Seperti sekarang kan pengangguran naik karena banyak yang terdampak, kemiskinan juga naik, itu yang harus disesuaikan,” ujar wanita yang akrab disapa AY ini. Meski sudah mengungkapkan keinginannya, AY belum bisa menjabarkan sektor mana saja yang akan direvisi. Nantinya hasil ekspos dengan SKPD terkait rencana revisi RPJMD ini akan dilimpahkan ke DPRD agar bisa dibahas lebih lanjut. ”Target dan kegiatan. Memang baru besok ekspos dan akan dilempar ke dewan,” kata AY. Rencana revisi RPJMD Kabupaten Bogor ini, ternyata berbarengan dengan revisi RPJMD Provinsi Jawa Barat. Ketika ditanya apakah revisi RPJMD Kabupaten Bogor akan mengikuti Provinsi Jawa Barat, AY mengatakan bahwa Pemkab Bogor memiliki target tersendiri. ”Kita tidak harus sama, yang pasti menyesuaikan,” ujarnya. Sementara itu, anggota Fraksi PAN DPRD Kabupaten Bogor, Permadi Dalung, mengatakan, revisi RPJMD jangan hanya berfokus pada perubahan program pembangunan, tapi juga harus lebih meningkatkan penanganan pandemi Covid-19. ”Jadi, sektor kesehatan harus ditingkatkan. Kalau pembangunan yang krusial jangan diubah, tapi yang tidak penting mending buat Covid-19,” katanya saat ditemui Metropolitan di ruang Komisi III DPRD Kabupaten Bogor. Walaupun belum mendapatkan draf revisi RPJMD dari Pemkab Bogor, Permadi mengingatkan kepada Pemkab Bogor agar RPJMD ini bisa mengakomodasi semua sektor supaya tak perlu dilakukan refocusing anggaran lagi. ”Yang pasti kita ingin tahu dulu apa saja yang direvisi, karena kebutuhan masyarakat yakni kesehatan sebagai penanganan Covid-19. Ini agar kita jangan sampai ada recofusing lagi,” pungkasnya. (dil/b/mam/py)