METROPOLITAN – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor tengah membahas revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023. Fraksi Partai Gerindra DPRD Kabupaten Bogor mengusulkan agar rencana pemekaran wilayah Bogor Selatan masuk revisi RPJMD tersebut. Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Bogor, Heri Aristandi, mengatakan, usulan memasukkan pemekaran Bogor Selatan ke revisi RPJMD muncul dari masyarakat. Bahkan, masyarakat sudah membentuk presidium untuk memperjuangkan pemekaran tersebut. Meski demikian, Heri menilai perjuangan pemekaran Bogor Selatan tidak akan maksimal jika tak masuk RPJMD. Meski prosesnya masih panjang, ia berharap Pemkab Bogor memasukkan terlebih dulu rencana pemekaran tersebut ke RPJMD. “Orang-orang di selatan ngomongin pemekaran tapi nggak masuk ke RPJMD kan aneh. Padahal masukin dulu ke RPJMD-nya, kalau nggak dimasukin ya gimana. Kita minta pemkab masukin itu direvisi RPJMD yang sekarang, yang penting ada dulu. Jangan sampai kita bicara pemekaran tapi di RPJMD-nya nggak ada,” kata Heri, Rabu (17/3). Menurutnya, pemekaran wilayah Bogor Selatan penting dilakukan untuk mendekatkan pelayanan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pria asal Cisarua, Kabupaten Bogor ini yakin pendapatan di wilayah selatan sudah cukup jika nantinya memekarkan diri. “Bogor Selatan sudah komplet. Kawasan ekonominya ada, pariwisata, industri dan lainnya cukup. Masalahnya banyak yang belum dimaksimalkan, makanya ketika dimekarkan ini bisa jadi potensi dan pelayanan untuk masyarakat bisa lebih dekat,” ungkapnya. Heri menjelaskan, sedikitnya ada tujuh kecamatan di Bogor Selatan yang bisa masuk rencana pemekaran. Di antaranya Ciawi, Megamendung, Cisarua, Cigombong, Cijeruk, Caringin dan Tamansari. “Itu kan tujuh kecamatan masuk Dapil III, Ciomas bisa juga kalau mau masuk. Yang penting masukin dulu di RPJMD Fraksi Gerindra mengusulkan perencanaan pemekaran Bogor Selatan ini ke revisi RPJMD sekarang,” terangnya. Sekadar diketahui, niat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dalam merevisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023 semakin serius, setelah digelarnya rapat antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bogor dengan pihak DPRD Kabupaten Bogor. Kepala Bappeda Kabupaten Bogor, Suryanto, mengungkapkan, dalam rapat yang digelar di gedung DPRD Kabupaten Bogor membahas tentang persetujuan awal dari pihak legislatif dan tujuan memberitahukan rencana perubahan dalam RPJMD. Rencana perubahan yang dilakukan Pemkab Bogor ini, sambung Suryanto, karena adanya penyesuaian dari tingkat nasional dan provinsi yang harus disinergiskan dengan tingkat Kabupaten Bogor. ”Perubahan itu hanya permasalahan program yang kita sesuaikan. Karena perubahan ini terkait penyesuaian kita ada kebijakan nasional dan perlu disesuaikan kembali,” kata Suryanto. Suryanto pun memastikan tak ada pencoretan program-program strategis dalam revisi RPJMD 2018-2023 ini. Namun, ia mengaku akan ada penyesuaian program agar memastikan pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19 berjalan lancar. ”Pertanian tetap, sektor industri juga ingin didorong, karena ketua dewan ingin bagaimana sektor ekonomi tetap berjalan, itu bisa mendongrak pertumbuhan ekonomi, jadi banyak tambahan-tambahan,” jelas Suryanto. Adanya revisi RPJMD ini akan berpengaruh pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2023 dan Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) 2022. ”RPJMD berlaku dua tahun, kan program lima tahunan sudah ada. Hanya kita mengevaluasi di mana pencapaiannya dengan terganggunya 2020 dan berharap tertinggal di 2020 terkejar di 2023 semua sudah tercapai visi Kabupaten Bogor termaju,” paparnya. (fin/mam/py)