METROPOLITAN – Usai mendapatkan restu untuk kembali beroperasi, sejumlah bioskop di Kota Bogor kini mulai kembali ramai. Terdapat peningkatan animo masyarakat, khususnya pecinta film yang mengunjungi bioskop. Seperti yang diungkapkan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, usai meninjau bioskop di Bogor Trade Mall (BTM), Kota Bogor, Rabu (24/3). ”Alhamdulillah, setelah satu tahun vakum, satu minggu ini kita sudah memberikan izin uji coba untuk bioskop. Tadi kita sedikit berbincang dengan pengelola paling tidak 10 persen masyarakat pecinta film sudah kembali nonton,” ujarnya. Meski begitu, dia mengimbau pengelola bioskop tidak lengah dalam menjaga protokol kesehatan. Semua tetap dalam pemantauan Satgas Covid-19 Kota Bogor dan unsur terkait lainnya. ”Kita tetap mengingatkan ke pengelola untuk saling berkoordinasi. Jadi jangan sampai kita berikan izin uji coba operasional bioskop, kemudian timbul klaster bioskop. Itu yang harus dihindari,” paparnya. Selain itu, dia juga mengingatkan masyarakat atau pengunjung bioskop mematuhi protokol kesehatan yang ada. Salah satunya sebisa mungkin dihindari makan di dalam studio. ”Semaksimal mungkin dihindari (makan di studio, red). Tujuannya melindungi diri sendiri. Jadi, imbauannya makan popcorn sebelum masuk, habisin dulu sebelum nonton bioskop. Jadi nanti rasa-rasanya (popcorn) masih ada,” katanya. Sebelumnya, Ketua Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Syafruddin, mengungkapkan, bioskop terancam tutup total jika tidak ada kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk membantu para pengusaha. “Dampaknya, menurut saya, kalau begini terus kita bisa-bisa tutup total,” kata Djonny kepada Metropolitan. Djonny mengungkapkan, pendapatan yang diterima pengusaha bioskop di Jakarta, Tangerang dan daerah lain yang diperbolehkan untuk beroperasi sekitar Rp1 juta sampai Rp1,5 juta. Padahal, pengeluaran yang harus dikeluarkan setiap bulannya mencapai Rp150 juta. Meliputi biaya gaji karyawan, perawatan alat, perawatan AC dan sewa tempat. Sebab, mayoritas bioskop-bioskop yang ada itu berlokasi di mal. “Omzet kita cuma 10-15 persen. Yang biasanya satu hari Rp25 juta sebelum pandemi, sekarang Rp1 juta saja susah. Apalagi di Bogor tutup semua sebelum ada kebijakan seperti saat ini,” jelas Djonny. (cr1/a/mam/py)