METROPOLITAN-Pembangunan Hunian Tetap (Huntap) bagi warga di Kecamatan Cigudeg dan Sukajaya yang terdampak bencana awal 2020 masih belum terselesaikan. Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Aan Triana Al Muharom, menuduh Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) tidak serius dalam menangani masalah ini. Menurut Aan, dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2021 Kabupaten Bogor tidak terdapat pos anggaran untuk membangun huntap. ”Ini kan bentuk ketidakseriusan DPKPP dan Pemkab dalam menyelesaikan masalah warga di sana, masa sudah setahun masih tidak selesai juga,” ujar Aan kepada Metropolitan, Minggu (4/4). Aan membeberkan, pemerintah pusat sudah membantu pembangunan huntap sebanyak 750 unit, lalu dari pemerintah provinsi tahun ini direncanakan dibangun 250 unit tambahan. Sedangkan 1000 unit lagi diperkirakan belum bisa dibangun karena tidak ada sumber anggarannya. Aan menjabarkan berdasarkan hitung-hitungannya seharusnya seribu unit huntap itu bisa dibangun dengan menggunakan APBD Kabupaten Bogor. Sebab jika pembangunan satu unit huntap memakan anggaran sebesar Rp75 juta, maka seribu unit huntap hanya memakan anggaran Rp75 miliar. “Masa iya dengan APBD kita yang mencapai Rp7 triliun hanya menyisihkan Rp75 miliar saja tidak bisa. Sedangkan pembangunan jalan Pakansari-Sentul yang memakan anggaran Rp213 miliar bisa dianggarkan. Ini kan aneh, ada ketidakseriusan berarti,” tegasnya. Ia pun mendesak dalam APBD Perubahan nanti anggaran untuk pembangunan huntap bisa dialokasikan. Ia pun mewanti-wanti Pemkab Bogor agar tidak bermain-main dengan nyawa masyarakat yang saat ini masih terancam karena tinggal di hunian sementara (huntara) yang terbuat dari terpal dan tenda darurat. ”Saya sudah sampaikan kemarin ke DPKPP. Kita ini jangan bermain main dengan nyawa orang, bagaimana pun itu masyarakat yang sangat terdampak pascabencana. Nah jadi harapan saya mah 2022 Huntap selesai, tidak peduli dari mana angarannya karena APBD kita mampu,” paparnya. Terpisah, Kepala Bidang Perumahan Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, Agus Suyatna, menjelaskan untuk tahap pertama ini ada 563 huntap yang bakal diisi warga. ”Jadi, walaupun belum 100 persen selesai, Kementerian PUPR yang membangun huntap ini meminta kami untuk mendata, mengalokasikan huntap untuk warga. Hasilnya kami lakukan pengundian nomor urut untuk para penghuni Huntap tahap pertama kepada warga,” kata Agus. Agus mengungkapkan kriteria masyarakat yang mengikuti undian huntap tahap pertama ini. Di antaranya adalah masyarakat yang terdampak langsung bencana dan sudah siap untuk menempati huntap. Berdasarkan data, huntap tahap pertama ini di Desa Urug, Kecamatan Sukajaya, rumah yang dibangun sebanyak 358 Huntap. Sedangkan di Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg itu sebanyak 205 Huntap. Agus pun mengklaim saat ini Huntap tersebut sudah berada dalam kondisi siap untuk dihuni. Hanya saja pemerintah masih harus memenuhi beberapa kebutuhan warga seperti listrik, air bersih dan drainase. ”Jadi, listrik, air bersih dan drainase saat ini sedang proses, pemenuhan listriknya sedang proses tahap lelang. Setelah semua itu selesai, baru lah diisi warga. Nanti kami juga meminta arahan dari kementerian untuk pengisian Huntap tersebut,” pungkasnya.(dil/b/mam/py)