Senin, 22 Desember 2025

Pemkot Bogor Ambil-alih Pasar TU, Kelola Parkir hingga MCK

- Selasa, 18 Mei 2021 | 11:50 WIB
GRAFIS: SIGIT/METROPOLITAN
GRAFIS: SIGIT/METROPOLITAN

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor secara resmi mengambil-alih pengelolaan Pasar Teknik Umum (Pasar Induk Kemang) per Senin (17/5). Pasar yang sebelumnya dikelola PT Galvindo Ampuh nantinya akan dilakukan BUMD Perumda Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor. Pengambil-alihan pengelolaan Pasar TU digelar secara simbolik dengan apel gabungan di lokasi pasar. Hadir dalam kegiatan itu sejumlah aparat keamanan dari TNI/Polri. WAKIL Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengatakan, pengambil-alihan pengelo­laan Pasar TU dilakukan ka­rena sudah menjadi kewajiban Pemkot Bogor untuk melaks­anakan tugasnya, yakni mela­kukan operasional untuk pasar rakyat yang secara atu­ran berada di bawah kendali pemerintah daerah. ”Hari ini (kemarin, red) se­suai langkah yang sudah kita ambil dengan proses mulai dari pembentukan tim peng­ambil-alihan operasional, maka per hari ini kita mengam­bil-alih Pasar TU Kemang setelah tertunda 14 tahun,” kata Dedie di lokasi, Senin (17/5). Kelanjutannya, sambung Dedie, secara normatif pihak PT Galvindo harus mau ber­komunikasi secara intens dengan Pemkot Bogor. Sebab, mau tidak mau yang dilakukan ini bersinggungan satu dengan yang lain. ”Nah, kita ingin melihat niat baik dari pihak Galvindo untuk melaksanakan langkah-langkah bersama menuju perbaikan Pasar TU Kemang. Itu yang paling po­kok dan penting kita laksana­kan hari ini,” ujarnya. Kalau syarat yang harus dipenuhi lainnya, tambah Dedie, yang pasti pihaknya ingin melaksanakan opera­sionalisasi pasar yang proper dari berbagai segi. Sebab, lihat saja lingkungan Pasar TU saat ini tidak tertata, ja­lanan bolong, becek, saluran air tersumbat serta sampah menumpuk. Hal-hal ini tidak sehat, ma­kanya pemerintah perlu ikut campur menangani pengelo­laan pasar saat ini,” imbuhnya. Disinggung kenapa baru sekarang diambil-alih, Dedie menuturkan, ada beberapa hal yang pihaknya perhitung­kan. Di mana salah satunya Pemkot Bogor menunggu niat baik dari PT Galvindo. ”Tapi kalau kelamaan kita juga punya pertimbangan-pertimbangan lain. Saya pikir saat ini tepat untuk memgam­bil-alih operasional Pasar TU,” tuturnya. ”(Kalau melibatkan aparat keamanan, red) Forkopimda itu kan terdiri dari beberapa unsur, seperti TNI, Polri, OPD termasuk DPRD. Karena ini sudah tercatat di neraca aset Pemkot Bogor, maka semua pihak yang ada kaitannya di Kota Bogor ikut terlibat,” ujar­nya. ”Kita sudah bentuk tim, ketuanya saya di bawahnya ada para pimpinan OPD, TNI, Polri dan PD Pasar,” lanjutnya. Untuk revitalisasi Pasar TU, sambung dia, perlu dibahas lebih lanjut. Namun yang pasti kalau sudah di bawah kendali pemerintah, tentu persoalan seperti sampah akan di-manage dengan baik ke depannya. ”Termasuk saluran air yang selama ini tersumbat kita perbaiki. Parkir yang sem­rawut kita tata. Beberapa bisa dimaksimalkan,” beber­nya. ”Nantinya ada nilai retri­busi, ada pengelolaannya, nanti kita hitung. Tapi yang paling penting pengendalian inflasi daerah Pasar Induk Kemang ini menjadi salah satu pusat penjualan bawang, cabai, itu yang berkaitan langs­ung dengan inflasi daerah. Jadi, kalau pemerintah tidak ikut di sini gimana mau mengendalikan inflasi daerah,” bebernya. ”Makanya salah satu hal yang krusial yang kita ambil dalam kontek pengambil-alihan operasional juga ada kaitan dengan pengendalian inflasi di daerah,” sambungnya. Ini Harapan Pedagang se­telah Pasar TU Dikelola Pem­kot Bogor Sejumlah pedagang Pasar Teknik Umum (Pasar Induk Kemang) menyampaikan ha­rapannya, menyusul pasar yang berlokasi di Kelurahan Kedungbadak, Kecamatan Tanahsareal itu resmi dikelo­la Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Seorang pedagang rempah-rempah, Nanda (30), menu­turkan, para pedagang sudah memimpikan kondisi pasar yang layak. ”Kalau kita ingin pasar bersih, nggak kayak sekarang. Sudah kita usulkan sejak lama-lama untuk dip­erbaiki, tapi nggak ada per­baikan sampai saat ini,” kata­nya. Untuk itu, lelaki yang sudah berjualan selama 7 tahun di Pasar TU itu berharap, dengan Pasar TU sudah dikelola Pem­kot Bogor, kondisi pasar bisa lebih laik dari saat ini. ”Se­moga bisa lebih rapi. Jangan janji-janji saja. Tapi, kalau soal biaya kita tidak tahu be­rubah atau tidak,” harapnya. Sementara itu, pedagang bawang, Ending (45), menga­ku sudah mendengar wacana pengambil-alihan Pasar TU oleh Pemkot Bogor sejak tahun lalu. Namun realisasinya baru terlaksana saat ini. ”Dari tahun lalu sudah ada surat edaran­nya. Tapi baru sekarang ter­laksana. Paling tidak enak lah kalau dikelola pemerintah, nggak banyak pungutan. Iuran paling bayar kebersihan,” ka­tanya. Menanggapi hal itu, Direk­tur Utama Perumda PPJ Kota Bogor, Muzakkir, menjelaskan, bentuk pengelolaan yang di­ambil pihaknya lebih ke kea­manan, kebersihan, parkir, bongkar muat dan MCK. Se­mentara soal biaya sewa itu tidak masuk di pemerintah daerah. ”Hanya itu bentuk pelayanan yang kita kelola. Untuk hak sewa dan pembelian masih di Galvindo. Mau nggak mau kita ke depan dengan Gal­vindo harus bersinergi dan jalan bareng,” katanya. Di sisi lain, Muzakkir me­mastikan setelah pengelolaan Pasar TU diambil-alih Pemkot Bogor, seluruh pekerja yang sudah bekerja di sini sebe­lumnya tidak ada yang di-PHK sambil dilakukan evaluasi secara bertahap. ”Secara bertahap kita rapikan dengan memenuhi standar yang sudah ada. Termasuk mengatur kebersihan seper­ti sampah dan lubang jalanan serta ketertiban seperti jalur bongkar muat seperti jam-jamnya,” tandasnya.(rez/c/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X