Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor secara resmi mengambil-alih pengelolaan Pasar Teknik Umum (Pasar Induk Kemang) per Senin (17/5). Pasar yang sebelumnya dikelola PT Galvindo Ampuh nantinya akan dilakukan BUMD Perumda Pasar Pakuan Jaya Kota Bogor. Pengambil-alihan pengelolaan Pasar TU digelar secara simbolik dengan apel gabungan di lokasi pasar. Hadir dalam kegiatan itu sejumlah aparat keamanan dari TNI/Polri. WAKIL Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengatakan, pengambil-alihan pengelolaan Pasar TU dilakukan karena sudah menjadi kewajiban Pemkot Bogor untuk melaksanakan tugasnya, yakni melakukan operasional untuk pasar rakyat yang secara aturan berada di bawah kendali pemerintah daerah. ”Hari ini (kemarin, red) sesuai langkah yang sudah kita ambil dengan proses mulai dari pembentukan tim pengambil-alihan operasional, maka per hari ini kita mengambil-alih Pasar TU Kemang setelah tertunda 14 tahun,” kata Dedie di lokasi, Senin (17/5). Kelanjutannya, sambung Dedie, secara normatif pihak PT Galvindo harus mau berkomunikasi secara intens dengan Pemkot Bogor. Sebab, mau tidak mau yang dilakukan ini bersinggungan satu dengan yang lain. ”Nah, kita ingin melihat niat baik dari pihak Galvindo untuk melaksanakan langkah-langkah bersama menuju perbaikan Pasar TU Kemang. Itu yang paling pokok dan penting kita laksanakan hari ini,” ujarnya. Kalau syarat yang harus dipenuhi lainnya, tambah Dedie, yang pasti pihaknya ingin melaksanakan operasionalisasi pasar yang proper dari berbagai segi. Sebab, lihat saja lingkungan Pasar TU saat ini tidak tertata, jalanan bolong, becek, saluran air tersumbat serta sampah menumpuk. Hal-hal ini tidak sehat, makanya pemerintah perlu ikut campur menangani pengelolaan pasar saat ini,” imbuhnya. Disinggung kenapa baru sekarang diambil-alih, Dedie menuturkan, ada beberapa hal yang pihaknya perhitungkan. Di mana salah satunya Pemkot Bogor menunggu niat baik dari PT Galvindo. ”Tapi kalau kelamaan kita juga punya pertimbangan-pertimbangan lain. Saya pikir saat ini tepat untuk memgambil-alih operasional Pasar TU,” tuturnya. ”(Kalau melibatkan aparat keamanan, red) Forkopimda itu kan terdiri dari beberapa unsur, seperti TNI, Polri, OPD termasuk DPRD. Karena ini sudah tercatat di neraca aset Pemkot Bogor, maka semua pihak yang ada kaitannya di Kota Bogor ikut terlibat,” ujarnya. ”Kita sudah bentuk tim, ketuanya saya di bawahnya ada para pimpinan OPD, TNI, Polri dan PD Pasar,” lanjutnya. Untuk revitalisasi Pasar TU, sambung dia, perlu dibahas lebih lanjut. Namun yang pasti kalau sudah di bawah kendali pemerintah, tentu persoalan seperti sampah akan di-manage dengan baik ke depannya. ”Termasuk saluran air yang selama ini tersumbat kita perbaiki. Parkir yang semrawut kita tata. Beberapa bisa dimaksimalkan,” bebernya. ”Nantinya ada nilai retribusi, ada pengelolaannya, nanti kita hitung. Tapi yang paling penting pengendalian inflasi daerah Pasar Induk Kemang ini menjadi salah satu pusat penjualan bawang, cabai, itu yang berkaitan langsung dengan inflasi daerah. Jadi, kalau pemerintah tidak ikut di sini gimana mau mengendalikan inflasi daerah,” bebernya. ”Makanya salah satu hal yang krusial yang kita ambil dalam kontek pengambil-alihan operasional juga ada kaitan dengan pengendalian inflasi di daerah,” sambungnya. Ini Harapan Pedagang setelah Pasar TU Dikelola Pemkot Bogor Sejumlah pedagang Pasar Teknik Umum (Pasar Induk Kemang) menyampaikan harapannya, menyusul pasar yang berlokasi di Kelurahan Kedungbadak, Kecamatan Tanahsareal itu resmi dikelola Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Seorang pedagang rempah-rempah, Nanda (30), menuturkan, para pedagang sudah memimpikan kondisi pasar yang layak. ”Kalau kita ingin pasar bersih, nggak kayak sekarang. Sudah kita usulkan sejak lama-lama untuk diperbaiki, tapi nggak ada perbaikan sampai saat ini,” katanya. Untuk itu, lelaki yang sudah berjualan selama 7 tahun di Pasar TU itu berharap, dengan Pasar TU sudah dikelola Pemkot Bogor, kondisi pasar bisa lebih laik dari saat ini. ”Semoga bisa lebih rapi. Jangan janji-janji saja. Tapi, kalau soal biaya kita tidak tahu berubah atau tidak,” harapnya. Sementara itu, pedagang bawang, Ending (45), mengaku sudah mendengar wacana pengambil-alihan Pasar TU oleh Pemkot Bogor sejak tahun lalu. Namun realisasinya baru terlaksana saat ini. ”Dari tahun lalu sudah ada surat edarannya. Tapi baru sekarang terlaksana. Paling tidak enak lah kalau dikelola pemerintah, nggak banyak pungutan. Iuran paling bayar kebersihan,” katanya. Menanggapi hal itu, Direktur Utama Perumda PPJ Kota Bogor, Muzakkir, menjelaskan, bentuk pengelolaan yang diambil pihaknya lebih ke keamanan, kebersihan, parkir, bongkar muat dan MCK. Sementara soal biaya sewa itu tidak masuk di pemerintah daerah. ”Hanya itu bentuk pelayanan yang kita kelola. Untuk hak sewa dan pembelian masih di Galvindo. Mau nggak mau kita ke depan dengan Galvindo harus bersinergi dan jalan bareng,” katanya. Di sisi lain, Muzakkir memastikan setelah pengelolaan Pasar TU diambil-alih Pemkot Bogor, seluruh pekerja yang sudah bekerja di sini sebelumnya tidak ada yang di-PHK sambil dilakukan evaluasi secara bertahap. ”Secara bertahap kita rapikan dengan memenuhi standar yang sudah ada. Termasuk mengatur kebersihan seperti sampah dan lubang jalanan serta ketertiban seperti jalur bongkar muat seperti jam-jamnya,” tandasnya.(rez/c/yok/py)