Minggu, 21 Desember 2025

Sosialisasi 4 Pilar MPR RI, Habib Fahmy Kunjungi Srogol

- Kamis, 27 Mei 2021 | 11:50 WIB

METROPOLITAN - Anggota MPR dari FPKS, Habib Fahmy Alaydroes, mengingatkan pentingnya memahami Pancasila secara utuh, baik dan benar. Pemahaman Pan­casila dengan baik itu penting agar tidak menimbulkan kegaduhan dan kekacauan dalam bernegara. Pancasila bukan musuh agama. Pancasila bisa diterima seluruh agama. Bahkan, penerimaan Pancasila dalam Islam lebih kental dari agama-agama lain. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa, sejalan dengan surat Al-Ikhlas ayat 1: ”Kata­kanlah Dia lah Allah Mahaesa.” Sila Kedua: Kemanusian Yang Adil dan Beradab, sejalan dengan Surat Annisaa ayat 136: ”Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi ka­rena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kera­batmu.” Sila Ketiga: Persatuan Indo­nesia sejalan dengan Surat Al-Hujurat ayat 13: ”Wahai manusia! Sungguh, Kami te­lah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.” Sila Keempat: Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permu­syawaratan dan Perwakilan sejalan dengan Surat Asy-Syuraa ayat 38: ”Sedang uru­san mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka.” Juga sejalan dengan Surat Ali Imran ayat 159: ”Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.” Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indone­sia sejalan dengan Surat An-Nahl ayat 90: ”Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) ber­laku adil dan berbuat kebaji­kan, memberi bantuan ke­pada kerabat, dan Dia mela­rang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan per­musuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pe­lajaran.” ”Lalu, apa yang akan kita pertentangkan antara Islam dengan Pancasila?” kata Fahmy. Pancasila sejalan dengan Islam. Di samping itu, Habib juga mengingatkan sejak lama umat Islam Indonesia memiliki hu­bungan yang sangat baik dengan negaranya. Bahkan, Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan warisan dari jihad ulama dan umat Islam. Karena itu, menurut Habib Fahmy, umat Islam harus ak­tif mengisi kemerdekaan se­bagai bentuk syukur kepada Allah dan terima kasih ke­pada ulama, dengan cara ikut aktif berpartisipasi dalam pembangunan serta mem­pertahankan keutuhan Ne­gara Kesatuan Republik In­donesia dari ancaman per­pecahan. ”Sungguh disayangkan jika sampai sekarang masih ada umat Islam yang menganggap bahwa kehidupan demokra­si itu haram, pemilu juga ha­ram karena tidak dipraktikkan di zaman Nabi. Padahal, me­reka itu juga ”menikmati” produk demokrasi. Misalnya UU, mereka menggunakan UU sebagai payung organi­sasi mereka. Mereka meng­gunakan pasport, KTP, uang kertas bahkan jasa perbankan yang itu semua tidak dijumpai di masa Rasulullah,” kata Ha­bib. Pernyataan itu dikemukakan Fahmy saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar di Desa Srogol, Kecamatan Ci­gombong, Kabupaten Bogor, pada Selasa (25/5). Selain itu, Habib Fahmy menambahkan, keserasian hubungan antara umat muslim dengan nega­ranya kerap diusik kelompok masyarakat yang tak ingin melihat keserasian hubungan antara umat Islam dengan negaranya. Mereka adalah kelompok Islamophobia. ”Mereka mengira antara Islam dan Indonesia tidak ada hubungan apa pun. Itu ter­jadi karena mereka melupakan sejarah, melupakan pesan Bung Karno Jas Merah, jangan melupakan sejarah,” kata Ha­bib. Padahal, umat Islam dan Indonesia memiliki keter­kaitan yang sangat erat. Ka­langan Nahdliyin misalnya, orang NU tidak boleh melu­pakan kiprah besar K.H. Ha­syim Asy’ari, dengan resolusi Jihad. Karena gerakan ini mampu mengobarkan seman­gat santri dan arek-arek Su­rabaya melawan penjajah Belanda, yang melahirkan perlawanan 10 November. ”Mereka tidak memikirkan upah dan jasa. Yang ada dalam benaknya adalah berjihad membela bangsa dan negara dari penjajahan, meski nyawa taruhannya,” pungkas Habib.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X