Tidak ada yang menyangka jika Minggu (6/6) petang itu akan menjadi pengalaman menegangkan bagi Alya (15). Warga Cipaku, Kecamatan Bogor Selatan itu melihat betul dari jendela kamarnya saat crane proyek pembangunan Rel Ganda Bogor-Sukabumi ambruk dan terguling ketika mengangkat besi rangka jembatan. SORE itu hujan deras mengguyur sebagian besar wilayah Kota Bogor. Alya sempat melihat dari jendela kamarnya yang langsung menghadap ke proyek yang termasuk prioritas nasional itu detik-detik crane ambruk. “Awalnya aku lihat cuaca mendung banget, terus hujan deras juga. Sore itu saya lihat dikira mau nyoba mesinnya saja. Tapi ternyata sekalian angkat besi,” katanya saat ditemui awak media, Senin (7/6). Alya melihat betul saat crane tidak seimbang saat mengangkat besi rel. Crane akhirnya sedikit agak maju agar lebih seimbang. Nahas, besi malah terombang-ambing terkena angin. “Habis terombang-ambing langsung mutar, hampir mau kena rumah, tapi nggak jadi karena dibanting ke kali yang ada di belakang rumah sini. Memang nggak sampai jatuh ke sungai sih,” ujarnya. Situasi makin menegangkan saat ia melihat dari jauh sang operator mesin crane sempat loncat dari kemudi untuk menyelamatkan diri. “Sumpah saya syok, karena saya lihat sendiri di kamar. Saya lihat jelas. Untungnya nggak ada korban, karena si operatornya langsung loncat,” katanya. Menurutnya, pengangkatan rel oleh crane tak hanya dilakukan pada Minggu (6/6) saja, tapi pertama kali dengan kondisi sama, yakni mendung namun tidak sempat hujan. “Waktu rel pertama itu nggak, cuma mendung. Kalau yang ini iya, mendung gelap banget dan hujan deras. Sempat pada neduh dulu, sampai akhirnya diangkat dan terjadilah peristiwa itu,” tuturnya. Ia bersyukur crane tidak menyebabkan rumahnya yang persis bersentuhan langsung dengan kawasan proyek tidak sampai terdampak atau rusak. Hanya saja ia mengaku masih merasa syok hingga saat ini dan berharap kejadian tersebut tidak terulang. Apalagi, lokasi rumahnya berjarak kurang dari 20 meter dari lokasi kejadian crane jatuh. “Nggak sampai kena rumah ini sih. Ya berharap nggak kejadian lagi,” harapnya. Saat pewarta meminta untuk konfirmasi, salah seorang pekerja hanya mengatakan kepada pewarta untuk menunggu dan akan melaporkannya kepada atasan terlebih dulu. “Nanti saya sampaikan ke atasan dulu. Silakan tunggu dan kita minta surat penugasan ya,” ujar pria berkumis tipis itu. Tidak hanya pewarta, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor pun hingga saat ini belum mendapatkan keterangan terkait insiden itu. Petugas pun tidak diizinkan mengambil foto kendaraan alat berat crane yang terguling. Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor, Teofilo Francino Freitas, mengungkapkan, personel TRC-PB BPBD Kota Bogor sudah mengecek ke lokasi kejadian kendaraan alat berat crane terguling di area proyek double track KA Bogor–Sukabumi, Jalan Raya Cipaku, RW 01, Kelurahan Lawanggintung, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor itu. “Kejadiannya pada Minggu (6/6) sekitar pukul 17:00 WIB setelah terjadi hujan. Kendaraan alat berat crane terguling saat sedang mengangkat rangka besi jembatan lama rel kereta Bogor–Sukabumi,” katanya. Ia menambahkan, penyebab kejadian belum bisa diketahui karena pihak dari proyek tertutup saat personel akan bertanya mengenai itu. “Tidak ada korban jiwa dan rumah warga yang tertimpa atas kejadian ini. Untuk foto di lokasi kejadian, pihak proyek tidak mengizinkan pewarta mengambil foto kendaraan alat berat crane yang terguling,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Barat, Erni Basri, menjelaskan, insiden ini terjadi pada Minggu (6/6) pukul 17:22 WIB di Jembatan BH. 37 Km 4+557 antara Batutulis-Ciomas. Hal ini terjadi saat pekerjaan pengangkatan Rangka/Gelagar jembatan Existing dengan kondisi cuaca saat itu gerimis atau hujan sedang. “Dapat disampaikan tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan itu dan terdapat kerusakan pada alat kerja berupa Crane Tandano Kapasitas 45 ton yang dioperasikan kontraktor pelaksana,” kata Erni dalam keterangan resminya. Sebagai upaya penanganan telah diamankan dan disterilisasi lokasi kerja, memasang safety line dan pengamanan crane ditutup. Selain itu, mendatangkan matrial sirtu untuk perkuatan jalan akses dan pembuatan platform atau landasan kerja untuk evakuasi crane, mendatangkan dua unit crane penolong serta evakuasi crane dijadwalkan akan dilaksanakan pada Senin (7/6) pukul 10:00 WIB. “Untuk penyebab kejadian saat ini masih dalam penelitian konsultan pelaksana,” tukas Erni.(ryn/yok/py)