Kabar mengejutkan datang dari Kota Bogor. Ratusan tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien Covid-19 di Kota Bogor rupanya belum mendapatkan dana insentif selama sembilan bulan. Hal itu dibenarkan Direktur Utama RSUD Kota Bogor, dr Ilham Chaidir. IA meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor segera membayarkan insentif ratusan tenaga medis tersebut. “Memang dari Oktober, November dan Desember 2020 sampai sekarang belum, tapi itu sudah ada uangnya. Kemarin dari kita sudah mengajukan, tinggal menunggu hilal (pencairan, red),” katanya. Menurut Ilham, saat ini proses pencairan insentif nakes itu sedang tahap review kembali agar penyalurannya tidak salah sasaran. Dalam kondisi lonjakan kasus Covid-19 Kota Bogor yang sedang terjadi, ia meminta insentif nakes menjadi perhatian khusus. “Pertama kami bisa mengerti itu. Mudah-mudahan saya sudah memberikan rasionalisasi agar para nakes bersabar, tapi memang sebagai direktur kalau bisa minta dipercepat,” ujarnya. Permintaan insentif nakes itu sangat wajar, karena mereka harus berjibaku menangani pasien Covid-19 setiap harinya. “Angka keterisian di RSUD terus naik, padahal pekan lalu dari 60 orang naik ke 88 dan 97 dan naik terus,” imbuhnya. Apalagi, sambung dia, saat ini RSUD Kota Bogor sudah menambah ruang isolasi khusus pasien Covid-19. “Tapi permasalahannya pasien umum juga banyak di sini, karena banyak pasien operasi jantung, tumor dan mau tidak mau harus menjadi keberimbangan, tapi saya turunkan yang umum dulu agar fokus penanganan ke Covid,” bebernya. ”Belum lagi harus memperhatikan SDM yang menangani pasien Covid-19, karena setiap penambahan bed memerlukan banyak perawat. Di mana setiap enam bed dirawat satu nakes. Kalau ruang ICU malah lebih banyak (kebutuhan SDM),” katanya. Ia mengungkapkan, total nakes di RSUD Kota Bogor sebanyak 400 orang, sedangkan hanya separuh nakes di antaranya yang tercatat menangani pasien Covid-19. “Jumlah nakes 400 dari 200 nakes yang terlibat dalam penanganan Covid,” ujarnya. Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, menjelaskan, keterlambatan pembayaran insentif bagi nakes di Kota Bogor itu lantaran adanya perubahan kebijakan sumber anggarannya. Mantan kepala Bappedalitbang Kabupaten Bogor itu menuturkan, tahun lalu sumber anggaran untuk pembayaran insentif nakes berasal dari bantuan operasional kesehatan Kementerian Kesehatan. Mulai tahun ini sumber anggaran pembayaran insentif dibebankan pada APBD Kota Bogor. Atas kebijakan itu, Pemkot Bogor menganggarkan Rp4 miliar untuk pembayaran insentif nakes selama sembilan bulan terakhir. “Anggaran yang dialokasikan Rp4 miliar,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, belum lama ini. Sementara itu, Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Bogor, Denny Mulyadi, menuturkan, Pemkot Bogor sempat melakukan refocusing anggaran yang dialokasikan untuk penanganan Covid-19. Hasil refocusing APBD yang dilakukan dari beberapa OPD tersebut hampir mencapai Rp90 miliar. “Total Rp89 miliar, hampir Rp90 miliar,” katanya. Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, membenarkan jika Pemkot Bogor tengah menyiapkan alokasi anggaran bagi insentif nakes yang menangani Covid-19. “Rp 4 miliar sedang proses sekarang,” ucapnya. Retno juga mengaku Pemkot Bogor sebelumnya sempat melakukan refocusing untuk penanganan Covid-19. Salah satunya untuk pembayaran insentif. “Kemarin kan sempat ada pergeseran, itu untuk insentifnya nakes RSUD Kota Bogor,” tandasnya.(rez/yok/py)