Minggu, 21 Desember 2025

Astaga... Pemkot Bogor Tunggak Gaji Nakes Rp4 M

- Jumat, 25 Juni 2021 | 11:55 WIB

Kabar mengejutkan datang dari Kota Bogor. Ratusan tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien Covid-19 di Kota Bogor rupanya belum mendapatkan dana insentif selama sembilan bulan. Hal itu dibenarkan Direktur Utama RSUD Kota Bogor, dr Ilham Chaidir. IA meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor segera membayarkan insentif ratusan tenaga medis tersebut. “Me­mang dari Oktober, November dan Desember 2020 sampai sekarang belum, tapi itu sudah ada uangnya. Kemarin dari kita sudah mengajukan, ting­gal menunggu hilal (pencai­ran, red),” katanya. Menurut Ilham, saat ini pro­ses pencairan insentif nakes itu sedang tahap review kem­bali agar penyalurannya tidak salah sasaran. Dalam kon­disi lonjakan kasus Covid-19 Kota Bogor yang sedang ter­jadi, ia meminta insentif na­kes menjadi perhatian khu­sus. “Pertama kami bisa menger­ti itu. Mudah-mudahan saya sudah memberikan rasiona­lisasi agar para nakes bersabar, tapi memang sebagai direktur kalau bisa minta dipercepat,” ujarnya. Permintaan insentif nakes itu sangat wajar, karena me­reka harus berjibaku me­nangani pasien Covid-19 setiap harinya. “Angka kete­risian di RSUD terus naik, padahal pekan lalu dari 60 orang naik ke 88 dan 97 dan naik terus,” imbuhnya. Apalagi, sambung dia, saat ini RSUD Kota Bogor sudah menambah ruang isolasi khu­sus pasien Covid-19. “Tapi permasalahannya pasien umum juga banyak di sini, karena banyak pasien ope­rasi jantung, tumor dan mau tidak mau harus menjadi ke­berimbangan, tapi saya tu­runkan yang umum dulu agar fokus penanganan ke Covid,” bebernya. ”Belum lagi harus memper­hatikan SDM yang menanga­ni pasien Covid-19, karena setiap penambahan bed me­merlukan banyak perawat. Di mana setiap enam bed dirawat satu nakes. Kalau ruang ICU malah lebih banyak (kebutu­han SDM),” katanya. Ia mengungkapkan, total nakes di RSUD Kota Bogor sebanyak 400 orang, sedang­kan hanya separuh nakes di antaranya yang tercatat me­nangani pasien Covid-19. “Jumlah nakes 400 dari 200 nakes yang terlibat dalam penanganan Covid,” ujarnya. Menanggapi hal itu, Sekre­taris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, men­jelaskan, keterlambatan pembayaran insentif bagi nakes di Kota Bogor itu lan­taran adanya perubahan kebijakan sumber anggaran­nya. Mantan kepala Bappedalit­bang Kabupaten Bogor itu menuturkan, tahun lalu sum­ber anggaran untuk pem­bayaran insentif nakes bera­sal dari bantuan operasional kesehatan Kementerian Kese­hatan. Mulai tahun ini sumber anggaran pembayaran insen­tif dibebankan pada APBD Kota Bogor. Atas kebijakan itu, Pemkot Bogor menganggarkan Rp4 miliar untuk pembayaran insentif nakes selama sembi­lan bulan terakhir. “Anggaran yang dialokasikan Rp4 miliar,” kata Sekretaris Daerah (Sek­da) Kota Bogor, Syarifah So­fiah, belum lama ini. Sementara itu, Kepala Ba­dan Keuangan dan Aset Dae­rah (BPKAD) Kota Bogor, Denny Mulyadi, menuturkan, Pemkot Bogor sempat mela­kukan refocusing anggaran yang dialokasikan untuk penanganan Covid-19. Hasil refocusing APBD yang dila­kukan dari beberapa OPD tersebut hampir mencapai Rp90 miliar. “Total Rp89 mi­liar, hampir Rp90 miliar,” katanya. Terpisah, Kepala Dinas Kese­hatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, membenar­kan jika Pemkot Bogor tengah menyiapkan alokasi angga­ran bagi insentif nakes yang menangani Covid-19. “Rp 4 miliar sedang proses sekarang,” ucapnya. Retno juga mengaku Pem­kot Bogor sebelumnya sem­pat melakukan refocusing untuk penanganan Covid-19. Salah satunya untuk pem­bayaran insentif. “Kemarin kan sempat ada pergeseran, itu untuk insentifnya nakes RSUD Kota Bogor,” tandasnya.(rez/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X