Bantuan insentif dari Bupati Bogor, Ade Yasin, untuk menyejahterakan dan memajukan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) berupa tunjangan pemberian laptop yang dianggarkan sebesar Rp14,9 miliar kini tinggal kenangan KABAR harum itu sirna akibat dana hibah yang dikucurkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor itu digeser Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor. Peralihan anggaran ini diperuntukkan pengadaan mebeler di sekolah atau kebutuhan dan peralatan di SMP Kabupaten Bogor. ”Saya sangat menyayangkan kenapa harus digeser. Perencanaannya sudah matang senaknya saja digeser. Walaupun diperbolehkan jangan digeser semua, minimal bertahap,” ujar Wakil Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bogor, Ridwan Muhibi, kepada Metropolitan, Selasa (3/8). Pergeseran dana tersebut, sambung dia, pihak Disdik belum berkoordinasi dengan DPRD Kabupaten Bogor, khususnya Komisi IV yang mempunyai wewenang atas kebijakan dalam dunia pendidikan di Kabupaten Bogor. ”Saya tahu dari guru-guru PAUD. Banyak yang melapor ke saya. Informasinya, Disdik minta digeser dananya melalui kepala bidang (kabid) sarana-prasarananya, tapi tetap yang tanda tangan persetujuannya dari kepala dinasnya,” tuturnya. Selain itu, Ridwan juga merasa kecewa atas kebijakan Disdik Kabupaten Bogor yang menggeser dana tersebut untuk kebutuhan mebeler sekolah. Guru-guru PAUD seperti diberikan harapan palsu. ”Apa urgensinya, pengadaan mebeler sebuah keharusan, perencanaan itu kan pakai uang negara. Oke berbicara kebutuhan, semua butuh. Saya yakin untuk peningkatan pendidikan. Kita inves ke anak didik usia di sini harus diprioritaskan,” ujar Bibih, sapaan karibnya. Ia pun mempertanyakan sepenting apa kebutuhan mebeler sekolah di masa pandemi seperti saat ini. Terlebih di sekolah sendiri tidak melakukan Pertemuan Tatap Muka (PTM). ”Belum tahu apa maksudnya Disdik menggeser dana itu. PTM juga lagi nggak ada di sekolah. Kan semuanya siswa lagi belajar online,” tandasnya. Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasarana Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor, Rameni, mengatakan, dana itu dipindahkan alokasinya atau digeser untuk pengadaan kelas SMP-SMP di Kabupaten Bogor. ”Kita sedang mendistribusikan pengadaan kelas untuk 48 sekolah sebanyak 221 kelas. Mencakup pembangunannya, kursi, meja, papan tulis, lemari dan pokoknya keseluruhan yang ada dalam kelas,” ungkap Rameni. Ia menambahkan, pengadaan tersebut termasuk dalam pengadaan empat SMP baru di Kabupaten Bogor yang belum terselesaikan. ”Ini adalah program lanjutan yang belum terpenuhi. Insya Allah tahun ini sudah selesai semua,” tuturnya. Rameni melanjutkan, dana Rp14,9 miliar itu adalah dana parsial, sehingga tidak perlu berkoordinasi dengan pihak DPRD Kabupaten Bogor. Ia berkilah dana tersebut bukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), jadi jajarannya berkoordinasi dan meminta persetujuan dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Bogor. ”Alhamdulillah sudah disetujui,” bebernya. Rameni mengungkapkan, guru-guru PAUD yang tadinya mendapatkan insentif laptop dari bupati Bogor, banyak yang mengajukan protes kepada Disdik Kabupaten Bogor. ”Yang protes ada kita kasih pengertian dan juga dijelaskan untuk apa apanya. Semoga mereka mengerti maksud kami (Disdik, red),” terangnya. Pernyataan berbeda datang dari Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor, Juanda Dimansyah. Ia mengaku para guru PAUD di Kabupaten Bogor akan diberikan insentif uang yang akan masuk ke rekening masing-masing. ”Semua akan diselesaikan bulan ini. Yang jadi kendala itu masalah pemberkasan, karena guru PAUD di Kabupaten Bogor itu banyak,” singkatnya. Sebelumnya, Pemkab Bogor akan mengucurkan dana bantuan insentif 6. 232 guru PAUD sebesar Rp14,9 miliar pada 2021. Bantuan itu merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam memajukan pendidikan. ”Kita akan kucurkan dana bantuan insentif pada guru PAUD sebesar Rp14,9 miliar berikut bantuan aspirasi dan bantuan laptop per lembaga. Bantuan itu merupakan bentuk komitmen pemerintah,” tutur Bupati Bogor, Ade Yasin.(cr1/c/yok/py)