Wali Kota Bogor, Bima Arya, meminta warga tidak mengadakan perayaan yang menimbulkan kerumunan di Hari Kemerdekaan tahun ini. Salah satunya lomba 17 Agustusan. “SAYA akan berdialog dengan ketua RT/RW secara online se-Bogor untuk menyampaikan beberapa pesan jelang kemerdekaan,” kata Bima, Rabu (11/8). “Ya intinya tetap semua menjaga prokes, jangan dulu ada perayaan yang bisa menimbulkan kerumunan,” sambungnya. Menurut Bima Arya, imbauan tidak menggelar lomba Agustusan ini nantinya akan diperkuat melalui surat edaran yang bakal dikeluarkan ke kelurahan, RT dan RW. “Sama seperti tahun lalu tidak ada perubahan,” ujarnya. Soal upacara peringatan Hari Kemerdekaan, sambung Bima Arya, ada arahan dari Pemerintah Pusat untuk menyelenggarakan secara terbatas di Balai Kota Bogor. “Hanya upacara. Secara terbatas di Balai Kota,” ujarnya. Namun, larangan ini mendapat kritikan dari Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Bogor, Fahreza. Ia mengatakan, pelarangan yang dilakukan pemerintah harus disertai solusi. Terlebih, saat ini banyak warga yang setiap hari harus menganggur. Banyak pula usaha warga yang terpaksa harus gulung tikar akibat kebijakan ganjil-genap hingga pengaturan operasional tempat usaha. ”Mau sampai kapan masyarakat dilarang, tapi hanya diberikan santunan yang jauh dari kata layak. Mereka butuh makan bukan sesaat, tapi bekerja,” keluhnya. Sekadar diketahui, pandemi Covid-19 masih melanda Kota Bogor hingga saat ini. Tercatat pada Selasa (10/8) masih ada penambahan kasus baru pasien positif sebanyak 207 orang. Sementara ada tambahan 333 kasus sembuh baru. Jika ditotal sudah ada 34.950 kasus selama pandemi Covid-19 di Kota Bogor. Dengan rincian, 2.348 kasus masih aktif, 32.151 kasus sembuh dan 451 kasus meninggal dunia. (rez/yok/py)