Minggu, 21 Desember 2025

Transgender di Kabupaten Bogor Sudah Bisa Punya KTP-el

- Jumat, 20 Agustus 2021 | 11:50 WIB

Transgender di Kabupaten Bogor sudah bisa memiliki KTP elektronik. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Bogor sudah membuka fasilitas bagi kaum transgender untuk mengurus surat-surat kependudukan mereka. KEPALA Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk pada Disdukcapil Kabupaten Bogor, Ani Nurhaeni, mengatakan, perekaman KTP-el untuk transgender ini diperuntukkan bagi mereka yang tidak me­miliki identitas sebagai warga Bumi Tegar Beriman. “Untuk transgender sama dengan masyarakat umumnya, jadi mereka yang belum mempu­nyai identitas kita beri fasili­tas untuk membuat identitas di Disdukcapil,” ujar Ani, Kamis (19/8). Sementara bagi transgender yang ingin mengubah kete­rangan jenis kelamin pada KTP-el dan Kartu Keluarga (KK) harus melampirkan ke­terangan dari dokter maupun Pengadilan Negeri (PN) Ci­binong. “Melampirkan surat keterangan seperti atas nama A sudah berubah jenis ke­laminnya menjadi perem­puan,” katanya. Menurutnya, transgender di luar daerah Kabupaten Bogor yang belum memiliki identitas apa pun bisa mela­kukan perekaman di Disduk­capil. Namun tetap harus membawa surat pengantar dari RT dan RW hingga pe­merintah desa/kelurahan setempat. “Di luar Kabupaten Bogor bisa, tapi tempat tinggalnya di Kabupaten Bogor bisa la­kukan perekaman. Tapi harus sesuai SOP juga, yakni mem­bawa surat keterangan dari RT dan RW serta pemdes di tempat mereka tinggali dan nantinya kita akan proses,” terang Ani. Pada Rabu (18/8), Ani me­nyebutkan ada 15 transgender yang datang ke Disdukcapil Kabupaten Bogor untuk mela­kukan perekaman. Kebanya­kan dari mereka berasal dari wilayah Bogor Barat. “Ada yang dari Leuwiliang, ada Dra­maga, macam-macam. Tapi memang kebanyakan ada di Bogor Barat. Kalau perkotaan kurang. Mereka kita sambut baik dan mereka bahagia,” akunya. Ani juga menyebutkan, pe­rekaman identitas kependu­dukan bagi transgender bukan tanpa kendala. Sebelumnya ada kesulitan karena mereka sulit ditemui pihak pemerin­tahan daerah ataupun di wi­layahnya. “Mungkin takut, terus malu, ribet, susah. Jadi, selama ini juga mungkin tidak ada fasilitas dan koordinasi, tidak ada perhatian,” ujarnya. Untuk mengatasinya, Ani mengklaim pihaknya sudah gerak cepat dengan berbagai cara. Salah satunya meng­hubungi kaum transgender lewat RT setempat. Namun, kaum transgender itu sulit ditemui dan dihubungi. “Ka­lau secara pribadi, mereka nggak mau mungkin malu, tapi kita langsung hubungi dari pihak komunitasnya. Alhamdulillah, sekarang mereka sudah bisa merekam identitasnya,” ungkapnya. (cr1/c/fin/yok/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X