Anggota DPRD Kota Bogor, Atty Somaddikarya, menyebutkan bahwa masih banyak orang tua warga miskin yang mengeluh soal penahanan ijazah lantaran ada tunggakan orang tua siswa terkait biaya sekolah. HAL itu terungkap saat dirinya menggelar silaturahmi dengan warga tiga kelurahan di Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, belum lama ini. Termasuk pembahasan sulitnya penebusan ijazah tersebut. Atty pun menampung banyak laporan warga. “Kita segera tuntaskan persoalan ini. Banyak masyarakat yang mengeluh, karena banyak sekolah yang menahan ijazah dengan judul yang sama yaitu tertunggaknya kewajiban orang tua siswa dalam melunasi biaya,” kata wanita yang akrab disapa Ceu Atty itu. Atty menjelaskan, penebusan ijazah seharusnya bisa dilakukan secara gratis dengan mengacu Peraturan Wali Kota (Perwali). “Berdasarkan data yang menunggak tidak bisa ambil ijazah hampir di atas 90 persen. Ini tentu harus diperjuangkan,” kata Atty. Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim yang menghadiri agenda tersebut merespons positif dengan niatan para legislator. Mantan petinggi KPK tersebut berjanji akan menuntaskan eksekusi persoalan ini dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor. “Kita akan hadir dan menyelesaikan persoalan ini secepatnya. Tiga hak dasar rakyat salah satunya pendidikan dan bantuan hukum bagi masyarakat miskin memang menjadi prioritas kita,” kata Dedie. Komitmen Dedie ini diapresiasi Atty. Menurutnya, Pemkot Bogor sejauh ini sudah berupaya hadir di tengah masyarakat. Upaya memprioritaskan pendidikan di Kota Bogor harus didukung penuh legislatif. “Harusnya tidak hanya pemkot yang melakukan intervensi. Gubernur Jawa Barat seharusnya ikut intervensi dalam APBD Provinsi untuk persoalan ini, karena jenjang SMK/SMA sudah menjadi ranah provinsi,” beber Atty. Meski begitu, DPRD Kota Bogor mendesak Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, untuk terlibat dalam program ini. Menurutnya, intervensi APBD Provinsi untuk penebusan ijazah sangat diperlukan, khususnya Kota Bogor. “Saya minta kepada gubernur Jawa Barat, Kang Emil, seharusnya ikut dalam program ini, di mana adanya intervensi APBD Provinsi untuk diberikan kepada daerah khususnya ke Kota Bogor,” desak Atty. “Supaya tidak ada lagi cerita ijazah siswa yang sudah lulus masih ditahan karena adanya tunggakan orang tua siswa, sementara sekolah SMA dan SMK yang dalam ranah ini merupakan kewenangan dinas pendidikan tingkat provinsi malah terlihat tidak peka,” tambahnya. Selain sorotan terkait penebusan ijazah, politisi yang akrab disapa Ceu Atty ini pun menampung sejumlah aspirasi, antara lain migrasi BPJS-PBI bagi masyarakat tidak mampu. Selain itu tentang pembentukan peraturan daerah (perda) tentang bantuan hukum bagi warga miskin. (ryn/eka/py)