Usai memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 selama dua pekan ke depan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor rupanya menambah objek wisata rekreasi yang boleh dikunjungi. Setidaknya saat ini sudah ada tiga tempat wisata yang dapat beroperasi. Namun, sejumlah tempat wisata itu memiliki tiket yang cukup merogoh kocek pengunjung. KEPALA Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor, Titi Sugiarti, mengatakan, ada tiga tempat wisata yang diperbolehkan beroperasi. Ketiganya di antaranya Taman Safari Indonesia (TSI) di Cisarua, Taman Buah Mekarsari di Cileungsi dan Jungle Land di Babakanmadang. “Jadi, ada tiga (tempat wisata, red) yang keluar rekomendasinya, itu pun hanya wisata konservasinya yang boleh buka, kalau wahana lainnya belum boleh,” kata Titi. Ketiga tempat wisata tersebut rupanya sudah mendapatkan rekomendasi langsung dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Namun dalam kebijakan tersebut, pemerintah menetapkan sejumlah persyaratan yang harus dilakukan, baik pengelola wisata maupun pengunjung. Di antaranya kunjungan wisatawan dibatasi maksimal 50 persen dari kapasitas yang ada dan hanya beroperasi hingga pukul 17:00 WIB. Termasuk diwajibkannya penggunaan aplikasi PeduliLindungi. Sementara itu, Bupati Bogor, Ade Yasin, menjelaskan, sejumlah aturan mengenai operasional wisata konservasi hewan dan tumbuhan tersebut tercantum dalam Keputusan Bupati Bogor Nomor 443/424/Kpts/Per-UU/2021 tentang perpanjangan keempat PPKM tingkat 3 yang berlaku pada 21 September-4 Oktober 2021. Kepbup tersebut juga mengatur bahwa wisata alam, desa wisata beserta fasilitas penunjangnya ditutup sementara. Kemudian wahana permainan dalam ruangan dan luar ruangan ditutup. Tempat penginapan diperbolehkan buka, dengan syarat menerima pengunjung paling banyak 50 persen dari kapasitas tempat dan menerapkan protokol kesehatan dengan menunjukkan antigen negatif hasil pemeriksaan paling lama H-1. Menurutnya, aturan-aturan tersebut menyesuaikan dengan aturan Kementerian Parekraf dan Kementerian Kesehatan. “Setiap yang masuk lokasi wisata wajib menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk skrining terhadap semua pengunjung dan pegawai. Semua wajib mengikuti aturan yang telah ditetapkan,” ungkapnya. Sementara di Kota Bogor, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor nampak percaya diri dan siap melakukan uji coba membuka objek wisata yang dianggap telah memenuhi persyaratan administrasi. Hal tersebut diungkapkan Wali Kota Bogor, Bima Arya. Menurutnya, vaksinasi dan kondisi Indonesia jauh lebih sukses dibanding negara lain. Hal ini berkat rantai koordinasi yang bagus dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, termasuk Kota Bogor. Alhasil, pihaknya merestui para pelaku pariwisata untuk uji coba selama memenuhi persyaratan administrasi dan memahami protokol kesehatan (prokes). Akan tetapi, ia akan bersikap tegas jika nanti saat uji coba ada ‘ledakan’ Covid-19. Bima Arya mengaku tak segan-segan akan mencabut izin usahanya. “Kita saling komitmen, mangga buka, tapi prokesnya harus ada CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability) dan QR Code PeduliLindungi,” terangnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor, Atep Budiman, mengatakan, melalui koordinasi Kemenparekraf sudah ada tempat wisata yang diujicobakan yakni J-Bound. Dipilihnya lokasi wisata di kawasan Bogor Nirwana Residence (BNR), Kecamatan Bogor Selatan itu bukan tanpa alasan. J-Bound sudah memenuhi segala macam persyaratan administrasi. “Jadi, pengalaman J-Bound ini di-share ke pelaku pariwisata lain. Pelaku pariwisata sudah secara mandiri mendaftar persyaratan, seperti sertifikasi CHSE ke Kemenparekraf dan QR Code PeduliLindungi ke Kemenkes,” ujar Atep. Mantan camat Bogor Selatan itu menambahkan, secara statistik pengendalian Covid-19 di Kota Bogor sudah cukup bagus dan angka-angka penyebaran Covid-19 sudah jauh menurun. Sehingga pihaknya akan secara simultan melakukan uji coba selama aturan dipenuhi pelaku pariwisata. Komitmen ini pun sudah dibangun pelaku pariwisata. “Mudah-mudahan ke depan saling memberi optimisme bagi pariwisata Kota Bogor, sehingga bisa bangkit lagi memberikan kontribusi luas tak hanya untuk pelaku pariwisata, tapi juga bagi warga Kota Bogor dan PAD Kota Bogor,” tuntasnya. (ryn/mam/eka/py)