METROPOLITAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengaku belum mengizinkan murid jenjang Sekolah Dasar (SD) kelas 1-3 mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) saat ini. Sebab, pemkot tak mau ambil risiko khawatir kasus Covid-19 di Kota Bogor kembali melonjak. “MASIH melihat perkembangan kasus Covid-19. Tentunya ketika memungkinkan, maka akan melakukan penyesuaian untuk PTM,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Hanafi, kepada wartawan, Senin (18/10). Menurut Hanafi, pada Senin (25/10) pihaknya akan kembali membuka 36 sekolah jenjang SD untuk bisa menggelar PTM, seperti yang sudah dilakukan 36 SD, baik negeri dan swasta pada Senin (18/10). “Pekan depan sebanyak 36 SD dan bertahap hingga semuanya sekolah, tapi hanya kelas 4, 5 dan 6. Uji coba istilahnya,” tuturnya. “Ini masih tahap verifikasi faktual. Total jumlah SD ada 280, terdiri dari 211 SD negeri dan 69 SD swasta,” sambungnya. Saat disinggung setiap kelas dibatasi, Hanafi menuturkan, dalam melaksanakan PTM masih mengacu pada SKB 4 Menteri yang menyebutkan kapasitas murid hanya 50 persen dari total murid per kelas untuk menghindari kerumunan. “Ya, kan di SKB 4 Menteri maksimal sebanyak-banyaknya 50 persen, sisanya hybird bagi sekolah yang memiliki, tetapi jika yang tidak punya menyesuaikan,” katanya. Ke depan, Pemkot Bogor akan mengupayakan sekolah memiliki peralatan hybird. Hal itu agar ketika guru mengajar di sekolah, murid yang di rumah bisa ikut menyaksikan. Meski begitu, Hanafi menegaskan tidak selamanya efektif melakukan sistem pembelajaran secara hybird. Hanafi juga menekankan orang tua turut membantu kesuksesan PTM. Sebab, saat ini ketika anak-anak berada di sekolah harus menyesuaikan prokes. “Anak-anak TK berbeda permasalahannya, SMA beda lagi, bisa diatur, tapi kepulangannya belum tentu. Anak SD mereka diantar ke sekolah, tapi jangan sampai orang tuanya menunggu,” ujarnya. “Di SDN Harjasari tidak ada tadi (orang tua menunggu, red), artinya ada komunikasi sekolah dengan orang tua. Kita harapkan sekolah berkomunikasi aktif dengan orang tuanya,” ujarnya. Sebelumnya, Wali Kota Bogor, Bima Arya, mengecek pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada jenjang SD di Kota Bogor, Senin (18/10). Dalam pengecekan ini, Bima Arya mendatangi dua sekolah yang tersebar di Kecamatan Bogor Selatan, yakni SDN Harjasari 1 dan SD Mardi Waluya. “Dua tempat yang saya kunjungi di Mulyaharja dan Mardi Waluya bagus sekali,” kata Bima Arya kepada wartawan, Senin (18/10). “Semua murid antusias. Mereka lebih senang belajar di sekolah daripada di rumah karena sudah jenuh. Jadi, ini momentumnya pas PPKM-nya sudah di ujung. Covid-nya sudah landai, anak-anaknya juga sudah jenuh jadi pas,” sambungnya. Dari hasil peninjauan dua sekolah, diketahui protokol kesehatannya (prokes) sudah baik serta secara sarana dan prasarana sudah siap melaksanakan PTM pada gelombang pertama tersebut. “Cuma saya titip dua hal, ketika siswa-siswi datang dan pulang serta mitigasi kalau terjadi kasus (Covid-19, red). Jadi begitu panas mitigasinya seperti apa, koordinasi dengan siapa,” pungkasnya. (rez/eka/py)