Masyarakat Kabupaten Bogor tengah menyambut kepergiannya ke tanah suci dalam menjalankan ibadah umrah usai pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi membuat kesepakatan bersama. Namun tidak dengan calon haji (calhaj) yang masih menunggu kepastian. KASI Haji pada kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor, Muslimin, menuturkan, pihaknya telah menerima informasi soal pembukaan ibadah umrah bagi warga Indonesia. Namun, ia belum mengetahui jumlah masyarakat Kabupaten Bogor yang akan pergi ke tanah suci. Sebab, pelaksana umrah sendiri merupakan pihak swasta penyedia jasa perjalanan ibadah haji dan umrah. “Informasinya sudah boleh untuk umrah, tapi kita belum melakukan pendataan untuk jamaah umrah yang nantinya akan berangkat,” kata Muslimin. Sedangkan untuk jamaah haji, Muslimin menjelaskan, pihaknya akan memprioritaskan jamaah haji 2020 yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19. Jumlah jamaah haji yang telah mendaftar ke Kemenag Kabupaten Bogor hingga 8 Oktober mencapai 73.175 jamaah. Sedangkan yang sudah melunasinya untuk tahap 1 dan 2 pada 2020 yakni 3.598 jamaah. “Untuk kuota Kabupaten Bogor sendiri ada 3.421 jamaah setiap tahunnya. Jadi, jumlah masyarakat yang belum berangkat 69.754 jamaah. Itu pun kalau jumlahnya tidak bertambah lagi,” paparnya. Jika benar pemberangkatan dilakukan tahun depan, Muslimin menambahkan, jamaah haji yang akan berangkat merupakan jamaah haji yang mendaftar pada 2012-2013 dengan rata-rata usia 60 tahun. Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Sekjen Kemenag), Nizar, optimistis pemberangkatan jamaah haji Indonesia pada penyelenggaraan 1443 H/2022 M sudah bisa dilakukan. Untuk itu, ia meminta tim manajemen krisis kembali mempersiapkan skenario pemberangkatan. “Tahun ketiga pandemi, saya optimistis Indonesia akan memberangkatkan jamaah haji. Skema pemberangkatan dan mitigasi penyelenggaraannya harus kembali disiapkan tim manajemen krisis,” ujarnya. “Saya berharap tahun ketiga ini, haji bisa diselenggarakan dalam kuota normal, 100 persen,” tambahnya. (mam/eka/py