Senin, 22 Desember 2025

Siap-Siap ’Pak Ogah’ Se-Kota Bogor Bakal Dipaksa Pensiun Dini, Sudah Payah Makin Susah

- Selasa, 16 November 2021 | 11:50 WIB

Polresta Bogor Kota berencana memensiunkan dini semua ‘pak ogahdi wilayahnya. Keputusan ini diambil melalui inovasi Zebra Zero Pak Ogah (Zeprah) yang ada dalam Program Zebra Lodaya 2021 milik Polresta Bogor Kota. “INI adalah hari pertama pelaksanaan Zebra Lodaya 2021, sesuai amanat Pak Ka­polda Jabar dan Kapolresta Bogor Kota. Saat ini kita melaksanakan inovasi nama­nya Zeprah,” terang Kasat Lantas Polresta Bogor Kota, AKP Galih Apria, kepada war­tawan, Senin (15/11). “Artinya, mulai hari ini me­reka (pak ogah, red) istirahat, tidak ada kegiatan. Kita men­ghentikannya tidak secara sporadis, melainkan secara kekeluargaan. Kita berikan bantuan dan sumbangan serta kita catat nomor HP mereka untuk dijadikan sa­habat kita,” bebernya. Saat pihaknya menyosiali­sasikan inovasi Zeprah ini, sambung Galih, mereka sudah memahami bahwa ‘pak ogah’ bukan profesi. Sementara dalam pelaksanaan Zeprah ini, pihaknya tidak memaksa para ‘pak ogah’. “Insya Allah mulai hari ini zero ‘pak ogah’, karena masyarakat sudah paham dan disiplin berlalu lintas,” ujarnya. Soal lokasi ‘pak ogah’ yang disasar, jelas Galih, program ini berlaku se-Kota Bogor. Akan tetapi atas arahan pim­pinannya saat ini, pihaknya lebih menekankan pada giat preentif dan giat sosial. Ya­kni pembagian sembako di titik-titik atau area yang tak tersentuh juga para peng­guna jalan, baik tukang ojek, tukang becak, PKL dan se­bagainya. “Itu yang kita prioritaskan mendapatkan sembako. Semua penekanan­nya, di titik semua,” terangnya. Saat disinggung mengenai mereka yang mencari nafkah menjadi ‘pak ogah’, tambah dia, ‘pak ogah’ bukan pokok mencari uang dan sebagainya. Sebab yang namanya men­cari nafkah itu sama dengan pencari kebutuhan pokok. Untuk itu, pihaknya sepakat menghentikan itu semua. “Kita tidak menghentikan segampang itu. Peran serta dari masyarakat, pelaporan di titik-titik mana itu sangat penting. Nanti kita berikan bantuan sosial,” bebernya. “(Intinya) Kita rangkul me­reka, sehingga nanti mereka bisa kita ajak beraktivitas yang lebih baik dan bermanfaat,” lanjutnya. “Ya mudah-mudahan kita rangkul satu-satu mereka jadi sahabat kita, banyak pekerjaan-pekerjaan kita bisa seperti mereka ahli di bidang bangunan dan seba­gainya, bisa kita arahkan ke hal-hal yang positif,” tuturnya. Sementara itu, pria yang sehari-hari bekerja menga­tur lalu lintas di simpang Jalan Baru Sholeh Iskandar, Ahmad Reza (30), mengaku pasrah. Saat nanti ke depan sembako sudah habis, kelu­arganya mau makan apa. Sedangkan di tengah pan­demi saat ini, mencari pe­kerjaan begitu sulit. ”Kita hanya butuh sembako. Keluarga saya butuh makan. Pekerjaan ini sudah saya la­kukan sejak 5 tahun silam. Nanti anak-anak saya mau makan apa kalau sudah tidak ada sembako,” keluhnya. Reza menambahkan, pe­merintah seharusnya mem­berikan lapangan pekerjaan sebelum memberantas ’pak ogah’ di simpang jalan. “Sudah payah makin susah deh,” pung­kasnya.(rez/eka/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X