METROPOLITAN - Wakil Ketua DPRD Kota Bogor, Jenal Mutaqin (JM), mengingatkan agar pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) jangan sekadar seremoni belaka. Hal itu disampaikan JM saat menghadiri kegiatan Musrenbang 2023 di Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, Selasa (7/12). Dalam pemaparannya, Jenal menegaskan kepada seluruh stakeholder yang hadir agar Musrenbang tingkat kelurahan tidak dijadikan acara seremonial belaka. Tetapi harus dijadikan corong pembangunan Kota Bogor yang berlandaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor. “Kita punya Perda Nomor 14 Tahun 2019 tentang RPJMD. Itu adalah kerangka pak wali selama 5 tahun mau berbuat apa saja, PR-nya apa saja. Maka sudah seharusnya Musrenbang ini menjadi corong pembangunan. Bukan sekadar seremoni,” katanya. Lebih lanjut JM mengaku saat ini DPRD Kota Bogor dengan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kota Bogor tengah menyiapkan rumus rencana pembangunan yang dimulai dari tingkat kelurahan. Hal tersebut dikarenakan sejauh ini aspirasi warga terkait pembangunan di wilayah selalu kalah porsi anggarannya dengan program rutin yang dirumuskan SKPD. “Kami di DPRD bersama TAPD ingin merumuskan kerangka penganggaran dari tingkat kelurahan. Jadi, kita sudah tahu pos anggaran di setiap kelurahan itu berapa saja, sehingga kita bisa merumuskan program apa saja yang bisa direalisasikan dan tidak,” jelas JM. Banyaknya program yang dicoret melalui usulan Musrenbang, membuat warga enggan mengajukan rencana pembangunan ke depannya. Padahal di satu sisi Pemkot Bogor tidak bisa konsisten dalam hal pembangunan. “Musrenbang mudah-mudahan tidak banyak menghasilkan usulan, tetapi menghasilkan kualitas pembangunan. Karena berdasarkan data yang ada, terdapat 124 perencanaan yang belum dilakukan. Di mana perencanaannya sudah selesai, tapi pembangunan fisiknya belum,” jelasnya. “Jadi, konsistensi terhadap perencanaan dan pembangunan, termasuk anggaran harus bisa dipatuhi seluruh stakeholder,” sambung JM. (rez/eka/py)