Minggu, 21 Desember 2025

Ingin Bangun Jalan di Kawasan Stasiun Batutulis, Pemkot Surati BPTJ

- Selasa, 21 Desember 2021 | 11:30 WIB

METROPOLITAN – Pembangunan rel ganda atau double track Bogor-Sukabumi tak hanya berdampak pada ribuan warga yang bertahun-tahun tinggal di lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI), tapi juga berimbas pada pe­rubahan total kawasan Sta­siun Batutulis, Kota Bogor. Salah satunya rencana pembangunan jalan penghu­bung dari Jalan Batutulis (Is­tana Batutulis) menuju Sta­siun Batutulis hingga kawasan Cipaku-Pamoyanan dan se­kitarnya. Teranyar, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sudah berkirim surat kepada Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sebagai pengelola trans­portasi se-Jabodetabek terkait proses integrasi Batutulis dengan kawasan Transit Oriented De­velopment (TOD) dan sekitar­nya. Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bap­peda) Kota Bogor, Rudi Mas­hudi. “Kita sudah berkirim surat ke BPTJ untuk proses inte­grasi Batutulis dengan kawa­san TOD dan sekitarnya. Itu pertama,” katanya kepada Metropolitan, Senin (20/12). “Kedua, kita sedang disiner­gikan dengan penyusunan detail tata ruang Bogor Sela­tan yang sedang disusun Di­nas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR),” lanjutnya. Ia menambahkan, ada ha­rapan dari Pemkot Bogor agar pembangunan jalan tersebut bisa dibiayai pemerintah pu­sat karena proyek rel ganda masuk program strategis na­sional. “Rencananya (jalan) ramp. Jembatan saja, dari atas (Jalan Batutulis, red) ke bawah,” ujarnya. Disinggung soal luasan yang dibutuhkan, ia mengaku hal itu masih dilakukan desain teknis. Sedangkan lahan sudah dari PT KAI. “Luasan yang dibutuhkan belum, masih didesain teknis. Kalau lahan itu sudah milik PT KAI. Jadi area Batutulis itu sudah milik PT KAI. Tinggal nanti ang­garan fisiknya kita berharap oleh pemerintah pusat. Ramp itu,” jelasnya. Sebelumnya, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, menegaskan bahwa ada hal-hal yang perlu didukung da­lam penataan kawasan Sta­siun Batutulis. Di antaranya seperti pembangunan ramp yang menghubungkan jalan depan Istana Batutulis hing­ga jalan ke arah Cipaku- Pamoyanan. Menurutnya, saat rel ganda rampung dan kereta api be­roperasi kembali, otomatis ada peningkatan volume ke­reta api yang melintas dari Stasiun Bogor maupun dari arah Sukabumi. Untuk itu, tidak mungkin ada perlintasan sebidang lagi. “Kita kembangkan area Batu­tulis ini menjadi Transit Orien­ted Development (TOD). In­syaAllah selain menjadi TOD, Perwali-nya akan keluar. Untuk itu, Dirjen Perkeretaapian dan PT KAI akan bersinergi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk mengembangkan Batutulis sebagai salah satu tujuan atau tempat berangkat­nya penumpang dari Bogor sampai Jogjakarta di kemudian hari,” paparnya. Mantan direktur KPK itu juga berharap, setelah pembangu­nan rel ganda rampung, maka penataan harus dilakukan. Terutama untuk menambah fasilitas pelayanan lainnya se­perti TOD dan park and ride. “Stasiun Batutulis ini memiliki nilai historis yang tinggi. Persis mungkin jaraknya 20 meter dari Stasiun Batutulis adalah Istana Batutulis. Ini merupakan istana yang dulunya pernah juga Bung Karno tinggal pada 1958 sampai 1965. Jadi selain di Istana Bogor, Bung Karno juga pernah tinggal di Istana Batutulis,” pungkasnya. (ryn/ eka/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X