Minggu, 21 Desember 2025

Akademisi Minta Pemkab Bogor Tingkatkan Ekonomi Desa lewat Sektor Pertanian

- Kamis, 23 Desember 2021 | 11:20 WIB

METROPOLITAN - Akademisi dari IPB University, Sofyan Sjaf, mendorong Pemerin­tah Kabupaten (Pemkab) Bogor mendukung sektor pertanian melalui Program Pancakar­sa untuk meningkatkan ekonomi desa. Hal tersebut diungkapkan Sofyan Sjaf dalam acara Ngobrol Padat Berisi (Ngopi) yang di­selenggarakan di Cafe Sukahati, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (22/12). ”Kabupaten Bogor itu ada 416 desa dan ten­tunya kalau kita analisis lebih jauh lagi, Sum­ber Daya Alam (SDA) di Kabupaten Bogor ada di sektor pertanian. Jadi, kalau kita ingin me­nyelesaikan kemiskinan, maka dorong lah kemudian ke sektor pertanian,” bebernya. Menurutnya, kenapa estimasi perputaran uang berada di sektor pertanian, karena ber­d a ­sarkan hasil riset yang dibuat dari dirinya ber­keliling ketiga wi­layah, uang yang ber­putar di desa itu untuk memenuhi 45 bahan maka­nan pokok yang sering dikonsumsi masyarakat, termasuk rokok di dalamnnya yang mencapai hingga Rp5 miliar per bulannya. ­ Untuk itu, ia menyarankan kerangka pembangunan Ka­bupaten Bogor ke depan se­harusnya dapat didorong ke sektor pertanian. ”Karena itu jelas yang memberikan per­tumbuhan ekonomi saat pan­demi Covid-19 dari sektor pertanian,” ujarnya. Meski begitu, Soyfan Sjaf tak memungkiri jika memang ada problem dari SDA di Kabu­paten Bogor ini. Untuk itu, maka bagaimana kemudian Pancakarsa harus terus on the track dan berjalan lebih cepat. ”Saya sepakat bahwa Bogor cerdas, sehat, maju, membangun keberadaban kemudian dilakukan. Tapi dengan catatan bagaimana memfokuskan, terutama Bo­gor maju mendorong sektor ekonomi berbasis SDA per­tanian yang kemudian me-recovery perputaran uang di desa yang harus dikawal dengan baik,” bebernya. ”Mi­nimal kalau awal itu kerjanya 80 km per jam, terus dampak Covid jadi 50 km per jam, se­karang harus jadi 120-130 km per jam agar Pancakarsa dila­kukan,” paparnya. Berdasarkan hasil riset yang dimilikinya ditemukan bahwa proses me-recovery hal ter­sebut agar tidak program orientasi, yang pertama dila­kukan adalah sektor pendi­dikan melalui Bogor Cerdas dan itu menarik. Lalu, apa yang harus atau di-recovery , yakni ke kelompok pemuda, karena 30 persen populasi Kabupaten Bogor itu anak-anak berusia 16-30 tahun. ”Jadi ini potensial saya kira, karena pendidikan yang ter­baik selain formal yaitu ba­gaimana menggerakkan anak-anak tadi masuk ke sektor pertanian atau meningkatkan skill anak-anak muda merawat SDA di wilayahnya. Kalau ini kita kelola dengan baik tentu akan luar biasa, jadi edukasi itu lebih penting, Bogor Cer­das tapi lebih difokuskan agar kecepatannya dipercepat lagi,” tegas Sofyan. Setelah itu, Pemkab Bogor harus fokus pada komoditi, seperti komoditi apa yang harus digerakkan Bogor Ma­ju. Kenapa angka kemiskinan bertahan di desa-desa eko­nomi, karena fasilitas lahan ini minim sekali sehingga kalau ini digerakkan cepat akan meningkatkan laju per­tumbuhan ekonomi di desa. ”Harus difokuskan apakah pertanian beras, ubi atau yang memiliki nilai eksplor dan memiliki kontribusi untuk laju pertumbuhan ekonomi di desa. Dengan demikian pendapatan akan naik,” ung­kapnya. ”Intinya kerja cepat. Gerakan anak muda lalu berikan ino­vasi untuk merawat SDA per­tanian yang berkomoditi ekspor. Dengan begitu, saya yakin masalah kemiskinan dan peng­angguran akan teratasi,” tandas Sofyan.(rez/eka/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X