Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kota Bogor menggelar Diskusi Virtual Perhumas bertema ’Peran Influencer di Program Hehumasan’ secara zoom meeting, Kamis (23/12). KEPALA Diskominfo Kota Bogor, Rahmat Hidayat, mengatakan, acara ini merupakan kegiatan rutin untuk berbagi informasi dan memberikan motivasi kepada rekan-rekan kehumasan di Kota Bogor, baik di instansi pemerintah maupun swasta. “Selain itu, diskusi ini juga untuk meningkatkan kerja sama dan kolaborasi dalam memberikan informasi terbaik ke masyarakat,” katanya. Mantan camat Bogor Utara itu menjelaskan tema diskusi perhumas mengintip peran Influencer di program kehumasan. Tema ini dipilih mengingat di era media sosial saat ini pengguna handphone atau gadget di Indonesia hampir mencapai 98 persen dan peran Influencer dinilai cukup berpengaruh untuk penyebaran informasi ke masyarakat. “Sebelumnya, Influencer ini banyak digunakan di dunia usaha. Kami mencoba membawanya ke ranah pemerintah, bagaimana peran Influencer dapat membantu pemerintah menyebarkan informasi ke masyarakat,” terang Rahmat. Sekadar diketahui, Diskominfo Kota Bogor baru saja mendapatkan tiga penghargaan bidang kehumasan di Humas Jabar Award 2021. Tiga penghargaan tersebut sebut saja untuk ketiga kalinya Kota Bogor mempertahankan terbaik satu dalam pengelolaan medsos tingkat Jabar, Kecamatan Bogor Tengah menjadi terbaik kedua di kategori tingkat Kecamatan se- Jabar dan Kelurahan Mulyaharja menjadi terbaik kedua tingkat kelurahan atau desa se-Jawa Barat. “Prestasi ini merupakan hadiah akhir 2021 dan hasil kerja keras teman-teman bidang IKP yang sering berkeliling ke wilayah. Semoga tahun depan bisa jadi terbaik satu kecamatan dan kelurahan tingkat Jabar,” imbuhnya. Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya, menuturkan, diskusi kali ini mengangkat tema penting dan menarik. Sebab saat ini dihadapkan pada satu tren, di mana jika tidak piawai mengelola kehumasan bisa tenggelam. Di sisi lain, banyak yang sudah sadar tapi lebih banyak lagi yang tidak tahu caranya. ”Saya sampaikan teori saya tentang kehumasan yang efektif. Kehumasan yang efektif itu ditentukan dari 5K,” ujarnya. Bima Arya mengatakan, pertama yang paling penting dan basik adalah konten. Kalaupun medianya canggih, tapi konten tidak ada, tidak akan bisa. Namun seringkali menjadi persoalan jika kebanyakan konten, sehingga harus dipilih konten mana yang menarik. “Substansi konten itu penting, kita mau mencitrakan kota seperti apa. Kehumasan harus memancarkan realita yang ada,” ujarnya. Kemudian, kedua yakni kanal. Kanal apa yang digunakan itu penting, mainstream, nonmainstream, media sosial, cetak, online dan radio semua punya segmen masing-masing. Ketiga yakni kemasan. Menurutnya, kehumasan perlu terus menimba ilmu dan terus belajar agar bisa mengemas konten secara menarik. “Keempat yakni komunikator. Harus hati-hati dengan selebgram yang banyak follower belum tentu citranya positif dan kelima kolaborasi. Kolaborasi ini bisa dalam bentuk sharing ide,” pungkasnya. (ryn/eka/py)