METROPOLITAN - Wali Kota Bogor, Bima Arya, menyebutkan ada dua faktor yang menyebabkan proyek pembangunan Jalan Suryakencana (Surken) senilai Rp30 miliar itu molor dari waktu yang sudah ditentukan, Kamis (30/12). Mulai dari faktor alam hingga perencanaan yang harus menyesuaikan dinamika di lapangan, jadi penyebab pembangunan yang dibiayai melalui dana pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tersebut terlambat. “Surken memang meleset dari target dan tidak tuntas akhir tahun, karena cuaca dan sebagainya,” kata Bima Arya dalam kegiatan ekspos kinerja 2021 Pemkot Bogor di Rumah Dinas Wali Kota Bogor, Jalan Pajajaran, Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan Bogor Tengah, Kamis (30/12). “Kedua perencanaan yang mengharuskan penyesuaian dengan dinamika lapangan, ada usulan warga yang harus diakomodasi, perdebatan di antara warga, sehingga harus disesuaikan,” sambungnya. Meski begitu, menurut Bima Arya, Pemkot Bogor telah mengkonsultasikan keterlambatan pembangunan proyek Surken yang baru mencapai 61 persen per Selasa (28/12) ke LKPP Jakarta. Sedangkan rekomendasi yang diberikan yakni masa pengerjaan pembangunan proyek Surken diperpanjang dengan catatan dikenakan denda. “Untuk harinya masih ditentukan berdasarkan aturan bisa 50 hari kerja atau 90 hari kerja, (tapi itu) tergantung di sana (LKPP),” ujarnya. “Tapi Insya Allah, walau terlambat Surken akan selesai. Targetnya untuk meningkatkan PAD dan menghidupkan kawasan yang selama ini mati,” ujarnya. Sebelumnya, proyek pembangunan Jalan Suryakencana (Surken) yang menelan anggaran senilai Rp30 miliar di Kota Bogor terancam molor. Sebab, pengerjaan penataan kawasan Surken yang merupakan pinjaman PEN itu baru mencapai 51 persen sepekan jelang akhir tahun.(rez/eka/py)