METROPOLITAN – Sejumlah wali murid di Sekolah At- Taufiq Bogor melayangkan surat terbuka ke Wali Kota Bogor, Bima Arya, pada Minggu (23/1). Surat terbuka untuk kedua kalinya ini dilayangkan menyusul terjadinya dualisme kepemimpinan di Sekolah At-Taufiq Bogor yang berimbas pada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah tersebut. “Ini surat terbuka kedua kalinya. Sebelumnya kami sudah mengirim surat terbuka pada 3 Januari 2022, tapi belum juga ditanggapi. Besar harapan kami, surat ini dapat dijawab Pak Wali Kota Bogor Bima Arya,” kata seorang perwakilan wali murid Sekolah At-Taufiq Bogor, Edwin. Adapun tiga poin isi surat terbuka dilayangkan pihaknya melalui persetujuan 160 wali murid di Sekolah At-Taufiq Bogor. Di antaranya meminta Wali Kota Bogor Bima Arya dapat menjamin keberlangsungan PTMT –KBM secara normal sebagaimana sekolah-sekolah lain tanpa hambatan dengan alasan-alasan nonteknis demi mengejar ketertinggalan pelajaran anak-anak kami sesuai arahan SKB 4 Menteri. Lalu, meminta Wali Kota Bogor Bima Arya dapat memastikan KBM berjalan secara positif dan kondusif, perlu dipastikan plt kepala SDIT dan SMPIT At Taufiq selalu bersikap netral, selalu berkoordinasi dengan kedua belah pihak dan pengambilan keputusan yang diterima kedua belah pihak. Terakhir, meminta Wali Kota Bogor Bima Arya melakukan mediasi kembali kedua yayasan, yaitu Yayasan Al- Irsyad Al-Islamiyah Bogor dan Yayasan At Taufiq ICAT Bogor, tetapi diharapkan tanpa melibatkan Lembaga operasionalnya yaitu BP-ICAT dan Lpd ICAT. Sekadar diketahui, dualisme kepemimpinan di Sekolah At-Taufiq Bogor terjadi setelah Yayasan Al-Irsyad Al-Islamiyyah Bogor disahkan menjadi pengelola sekolah yang berlokasi di Kecamatan Tanahsareal itu. Sementara itu, pengelola Sekolah At-Taufiq Bogor yang sebelumnya, Yayasan At- Taufiq ICAT Bogor (YATIB), menolak pengesahan registrasi izin operasional yang dikeluarkan Sekdisdik Kota Bogor per 11 Mei 2021 lantaran dinilai mengumumkan secara sepihak tanpa melibatkan mereka. (rez/eka/py)