METROPOLITAN - Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor, Muzakkir, menyebut harga jual minyak goreng dari distributor menjadi penyebab harga minyak goreng masih tinggi saat ini di pasar tradisional di Kota Bogor. Hasil ini didapat usai pihaknya melakukan monitor ke sejumlah pasar tradisional di bawah naungannya. “Nah, monitor kita memang pedagang mendapatkan minyak goreng dari distributor masih tinggi dan sangat mahal, per liter masih di atas Rp18 ribu. Mau nggak mau mereka juga jual harus mencari untung,” kata Muzakkir, Rabu (2/2). Untuk itu, Muzakkir mengaku tengah mencari informasi mengapa minyak goreng subsidi tidak masuk ke pasar lebih banyak. Sebab, berdasarkan keterangan pedagang, mereka mendapatkan minyak goreng yang sudah disubsidi dan masuk ke pasar hanya 5 hingga 10 persen. “Bisa kebayang yang masuk di pasar itu sedikit, jadi mau nggak mau harga jual masih ngikuti harga pasar, jadi (harga, red) masih sangat tinggi,” ujarnya. Padahal, kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) baru tersebut seharusnya berlaku di pasar tradisional atau pasar rakyat mulai Rabu (2/2) dengan harga Rp14 ribu. Karena itu, Muzakkir menyebut butuh kebijakan lagi untuk mendukung kebijakan pemerintah pusat. “Kita butuh kebijakan lagi dari pusat seperti apa tindak lanjutnya, walaupun sebenarnya gampang tinggal datang ke pasar lalu pendataan,” ujar mantan ketua Hipmi Kota Bogor itu. “Kalau (harga) minyak goreng mau diseragamin jadi Rp14 ribu, berapa barang yang dipunyai pedagang, mungkin tinggal disubsidi dari stok yang ada,” sambungnya. Dengan begitu, tinggal menyuplai stok barang baru dengan harga baru yang ingin diseragamkan. “Kita lagi koordinasi di tingkat pemkot apa yang harus kita lakukan, karena kan kalau pasar kita sebagai pengelola hanya mengikuti harga pasar tanpa bisa menekan pedagang menjual Rp14 ribu,” tambahnya. Untuk itu, Muzzakir berharap ada keberpihakan pemerintah pusat mengendalikan harga minyak goreng sesuai yang ditetapkan pemerintah pusat. “Karena pantauan kita (PPJ) di pasar tradisional masih tinggi semua,” ujarnya. Sekadar diketahui, HET minyak goreng baik curah maupun kemasan masih berkisar Rp19 hingga 20 ribu. Angka ini berlaku hampir merata di sejumlah pasar tradisional di Kota Bogor. (rez/eka/py)