Polres Bogor bersama Disperindag Kabupaten Bogor menggelar patroli pasar untuk mengecek ketersediaan atau stok minyak goreng, Selasa (15/3). Langkah ini dilakukan imbas terjadinya kelangkaan minyak goreng di pasaran. Patroli dilakukan dengan menyisir sejumlah pasar, gudang distributor maupun agen penyalur minyak goreng di Kabupaten Bogor. KAPOLRES Bogor, AKBP Iman Imanuddin, mengatakan, pengecekan dilakukan secara acak sebagai upaya meminimalisasi terjadinya penimbunan di tengah kelangkaan minyak goreng di pasaran. Langkah ini juga dilakukan untuk memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa ketersediaan minyak goreng aman dan harganya stabil. “Dengan begitu, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kelangkaan atau kekurangan minyak goreng, karena ketersediaannya terjamin ada,” ujar Iman. Sejauh ini, dari sejumlah tempat yang didatangi selama patroli, Iman mengaku belum menemukan adanya dugaan penimbunan minyak goreng. “Tapi, kita terus mengawasi distribusi minyak goreng ini agar menjelang Ramadan masyarakat bisa beribadah dengan tenang. Lalu, minyak goreng yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat bisa terpenuhi dan tercukupi,” ungkapnya. Ke depan, pihaknya juga bakal terus melakukan kontrol, pemeriksaan dan pengawasan terhadap jalur distribusi minyak goreng. Jika nantinya terbukti ada yang melakukan penimbunan, sambung Iman, pelaku akan dijerat Pasal 107 UU Perdagangan dengan ancaman pidana penjara lima tahun. Ia pun mengimbau masyarakat di Kabupaten Bogor melapor ke Polres Bogor jika menemukan informasi soal penimbunan minyak goreng. “Kepada seluruh masyarakat, apabila ada informasi sehubungan dengan adanya dugaan penimbunan minyak goreng yang menjadi kebutuhan masyarakat, untuk segera menginformasikannya ke kepolisian,” ujar Iman. Menurutnya, patroli kali ini dilakukan dengan menyisir sejumlah pasar, gudang distributor maupun agen penyalur minyak goreng di Kabupaten Bogor. Pengecekan dilakukan secara acak sebagai upaya meminimalisasi terjadinya penimbunan di tengah kelangkaan minyak goreng di pasaran. Terpisah, salah seorang pedagang gorengan asal Gunungputri, Ruly, mengeluhkan langka dan mahalnya minyak goreng di pasaran. ”Pemerintah jangan cuma diam dan seolah-olah tidak ada masalah di masyarakat. Kita rakyat kecil yang jadi korban. Saya jualan saja rugi dan harus mengurangi ukuran gorengan karena tingginya harga minyak,” keluhnya. (fin/eka/py)