"Waktu itu dari Jordania datang seorang profesor, ujarnya begini sama orang BBWS, kalau Indonesia tidak mau membangun Gili Iyang, Jordania yang akan membangun, mungkin bentuk wisata atau bagaimana," kata dia.
"Nah (ucapan) itu terdengar dari BBWS, lalu (pemerintah desa di Pulau Gili Iyang) dapat bantuan paving block dari Pemprov," sambung Absan.
Bukan tanpa sebab bantuan kembali diberikan Pemprov Jatim. Profesor asal Jordania juga melakukan penelitian terhadap daun kelor yang ada di Pulau Gili Iyang sekitar tahun 2007-2008. Di mana, air rebusan dari daun kelor itu diklaim bisa menyembuhkan batuk.
"Profesor Jordania itu sampai bawa batangan daun kelor, diambil mau diteliti, disitu itu katanya minum rebusan (air daun kelor) waktu batuk bisa sembuh, tanpa dikasih apa-apa atau campuran rempah-rempah," ujar Absan.
Penyebab Pulau Gili Iyang Memiliki Oksigen Terbaik
Sementara itu, Pembina Pokdarwis Andang Taruna Gili Iyang, Ahyar Ulumudin (49) menuturkan, sebenarnya hasil penelitian yang dilakukan Tim LAPAN tidak dijelaskan terperinci kepada warga di Pulau Gili Iyang.
Mereka hanya menjelaskan bahwa konsentrasi oksigen di Pulau Gili Iyang itu rata-rata di angka 20,9 persen pada siang hari. Sementara, untuk di malam hari mencapai di angka 21 persen.
"Dan itu pun hanya di titik penelitian (17 titik), dan sebenarnya satu pulau itu rata-rata (di angka) 20,9 persen. Itu hasil dari LAPAN kemarin memang dirahasiakan, apa penyebabnya kita tidak tahu," kata Ahyar.
"Baru lah sampai tahun 2011 dari Lembaga Kesehatan Lingkungan mengadakan survei ulang, dan tahun berikutnya (2012) dari Dinkes Provinsi dan Kabupaten. (Hasilnya) sama, konsentrasi oksigennya 20,9 kalau siang hari, kalau malam hari 21 persen," sambung dia.
Adapun, dijelaskan Ahyar, penyebab Pulau Gili Iyang memiliki kadar oksigen terbaik ada dua faktor. Pertama, Pulau Gili Iyang ini diapit dua samudera antara Laut Jawa dan Kalimantan, di mana posisinya berada di tengah-tengah.
"Kalau ditarik ke jalur Katulistiwa, pas lurus dengan Katulistiwa di Kalimantan, ini penyebabnya karena ada sirkulasi udara di atas Gili Iyang," ucap Ahyar.
"Dianggap lah selat, ada sirkulasi udara. Makanya ada angin sedikit gelombangnya besar, kedua sering terjadi angin puting beliung (di Pulau Gili Iyang)," lanjut dia.
Faktor kedua, dilanjutkan Ahyar, ada filterisasi udara di Bumi Gili Iyang, terbukti ada 19 titik goa yang saling berhubungan di pulau ini. Sehingga, untuk siang hari udara itu masuk, dan malam hari udara keluar.
"Sehingga ini memberi manfaat kepada orang Gili Iyang. Orang bermalam disini, tidur diluar itu tidak masuk angin. Karena ini sudah terfilter oleh rongga Bumi Gili Iyang, itu penyebabnya," beber dia.
"Dan sebenarnya oksigen yang ada di Gili Iyang itu bukan bersumber dari tumbuhan atau batu, tapi sumbernya ada sirkulasi udara dan filterisasi udara di Bumi Gili Iyang," lanjut Ahyar.