Minggu, 21 Desember 2025

Mengenal Gili Iyang, Pulau Oksigen Terbaik Kedua di Dunia yang Dihuni Warga Berusia Seabad

- Minggu, 22 Oktober 2023 | 14:49 WIB
Inisiator Gerakan Anak Negeri (GAN) berbincang dengan Ibu Milati beserta anaknya Nadiyo. Ibu Milati (tengah) diketahui berusia 130 tahun, sedangkan anaknya Nadiyo berusia 100 tahun (kanan). Keduanya merupakan warga berusia seabad yang ada di Pulau Gili Iyang, Kabupaten Sumenep, Jatim. (Reza)
Inisiator Gerakan Anak Negeri (GAN) berbincang dengan Ibu Milati beserta anaknya Nadiyo. Ibu Milati (tengah) diketahui berusia 130 tahun, sedangkan anaknya Nadiyo berusia 100 tahun (kanan). Keduanya merupakan warga berusia seabad yang ada di Pulau Gili Iyang, Kabupaten Sumenep, Jatim. (Reza)

METROPOLITAN.id - Pulau Gili Iyang. Bagi sebagian orang mungkin nama ini masih awam didengar. Pulau ini berada di ujung Timur Madura, tepatnya di Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur.

Pulau Gili Iyang sendiri terkenal sebagai pulau oksigen terbaik kedua di dunia, setelah Laut Mati Jordania. Di mana, pulau yang dijuluki sebagai tempat awet muda ini dihuni beberapa warganya yang diketahui berusia seabad.

Pulau Gili Iyang dihuni sekitar 9.000 jiwa, yang tersebar di dua desa yakni Desa Ban'raas dan Bancamara. Pulau ini sendiri memiliki luas lahan sekitar 9 Km.

Pulau Gili Iyang bisa diakses melalui Dermaga Pelabuhan Dungkek. Dengan bermoda transportasi angkutan air berupa kapal perahu berukuran kecil, perjalanan membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk sampai di Pulau Oksigen terbaik kedua di dunia itu.

Muasal Dinobatkan sebagai Pulau Oksigen Terbaik Kedua di Dunia

Kejadian ini berawal dari ketidaksengajaan. Warga bercerita bahwa mulanya ada program pembangunan Kincir Angin di Pulau Gili Iyang, yang diperuntukan sebagai pembangkit energi listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik warga.

Kemudian, setelah peresmian Kincir Angin dilakukan sekitar tahun 2006, Tim Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melakukan penelitian di Pulau Gili Iyang.

"Penelitiannya itu dari Tim LAPAN, setelah peresmian Kincir Angin sebanyak 6 unit pada tahun 2006," kata warga Pulau Gili Iyang, Absan (56).

Pada saat acara peresmian, dikatakan pria yang mengaku sebagai Korlap dari perwakilan warga dalam penelitian Tim LAPAN, mulanya ada seseorang dari rombongan yang meresmikan Kincir Angin itu memanggil rekannya yang lain.

"Waktu itu ada seseorang yang mungkin bos atau kepala (dari Tim LAPAN), memangil anak buahnya dan ada saya disitu. 'Coba disini perlu diteliti antara satu atau dua malam, ada apa disini? Saya merokok di daerah lain, satu batang sudah butuh air. Disini habis 3 batang, gak butuh air sekalipun'," ucap dia.

"Ini (kondisinya) panas, tapi untuk saya tidak mengap gitu, artinya walaupun panas tetap sejuk katanya, ini coba teliti ada apa?" lanjut Absan menirukan perkataan pria tersebut.

Kemudian, Tim LAPAN melakukan penelitian sekitar 6 bulan. Lalu, pada bulan ke 7, Tim LAPAN mengumumkan bahwa Pulau Gili Iyang masuk sebagai tempat dengan oksigen terbaik.

"Kita tahu dari media-media pengumumannya. Rame waktu itu, soalnya disitu kan ketemunya di angka 20,9 kadar oksigennya (di Pulau Gili Iyang), iya terhitung bagus," ungkap Absan.

Selang setahun kemudian, datang seorang profesor yang tidak ia ketahui namanya datang ke Pulau Gili Iyang. Disitu, profesor tersebut berujar ke pihak Badan Besar Wilayah Sungai (BBWS), untuk membangunkan atau mempercantik Pulau Gili Iyang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X